Begini Cara Benar Merawat Tali Pusat Bayi Baru Lahir

Dipublish tanggal: Agu 31, 2021 Update terakhir: Jan 18, 2023 Waktu baca: 5 menit
Begini Cara Benar Merawat Tali Pusat Bayi Baru Lahir

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Proses lepasnya tali pusat berjalan secara alami, yakni ketika tali pusar berangsur mengering, persambungannya dengan kulit bayi akan berangsur terkikis hingga kemudian terlepas.
  • Prinsip utama merawat tali pusat bayi baru lahir adalah memastikannya tetap bersih dan kering agar tidak memicu pertumbuhan bakteri dan infeksi.
  • Saat memandikan bayi, cukup gunakan air hangat suam-suam kuku karena kulit bayi masih sensitif.
  • Jika terdapat sisa darah atau cairan yang mungkin mengering dan menempel pada tali pusat, segera bersihkan dengan cara diseka menggunakan kasa steril dan air bersih.
  • Tidak perlu menggunakan povidon iodine, alkohol, bedak, atau ramuan apa pun pada tali pusat karena justru dapat menghambat proses pelepasan tali pusat secara alami, bahkan berpotensi menimbulkan efek samping pada bayi.
  • Segera konsultasikan ke dokter jika muncul tanda-tanda infeksi pada tali pusat bayi seperti kemerahan pada kulit di sekitar dasar tali pusat, berbau busuk, atau mengeluarkan cairan kekuningan.
  • Klik untuk membeli produk bayi dan anak atau produk ibu hamil dan menyusui dari rumah Anda melalui HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.

Memasuki masa-masa menjadi ibu baru, ada banyak hal menantang yang ada di depan mata. Salah satunya perawatan tali pusat bayi baru lahir. Kebiasaan baru ini harus dilakukan dengan benar supaya tali pusat si kecil tidak mengalami infeksi atau membahayakan kesehatannya. Sudah tahu cara merawat tali pusat bayi baru lahir yang benar?

Kenapa tali pusat bayi perlu dirawat?

Setelah bayi lahir, tali pusar dijepit dan dipotong hingga menyisakan sedikit yang menempel pada perut bayi. Sisa tali pusat atau tunggul umbilical ini akan lepas dengan sendirinya dalam waktu 5-20 hari. 

Proses lepasnya berjalan secara alami, yakni ketika tali pusar berangsur mengering, persambungannya dengan kulit bayi akan berangsur terkikis hingga kemudian terlepas. Namun, ada bagian yang bisa kita analogikan sebagai luka karena bagian ini berhubungan langsung dengan jaringan tubuh yang tidak terlapisi oleh kulit sebagai pelindungnya. 

Nah, luka inilah bagian rentannya. Kalau tidak dirawat dengan baik, bakteri bisa tumbuh subur dan menyebabkan infeksi. 

Mulanya, infeksi hanya terjadi di sekitar tali pusat dan kerap ditandai dengan bau busuk dan bernanah. Jika dibiarkan terus-menerus, infeksi bisa menyebar ke bagian tubuh bayi yang lebih dalam atau meluas ke area lainnya. 

Itulah kenapa penting untuk merawat tali pusat bayi baru lahir agar tetap bersih dan kering. Hal ini akan membantu mencegah pertumbuhan atau kolonisasi bakteri pada tali pusat yang bisa membahayakan si kecil.

Cara perawatan tali pusat bayi baru lahir terbaik yaitu dengan menjaganya tetap bersih dan kering. Lalu biarkan tali pusat terlepas dengan sendirinya.


Bagaimana cara merawat tali pusat bayi baru lahir?

Berikut langkah-langkah merawat tali pusat bayi baru lahir yang benar:

1. Siapkan air hangat

Pertama-tama, siapkan dulu air hangat untuk memandikan bayi sekaligus membersihkan tali pusat. Pastikan suhu airnya jangan terlalu panas karena kulit bayi masih sangat sensitif. Cukup gunakan air hangat suam-suam kuku saja.

Anda bisa menggunakan 2 jenis wadah, yaitu baskom atau bak mandi. Jika bayi Anda ingin dimandikan dengan cara dilap saja, cukup gunakan air dalam baskom. Namun, jika ingin merendam sebagian tubuhnya, Anda bisa menggunakan bak mandi.

Baca selengkapnya: Memandikan Bayi: Berapa Suhu Air yang Ideal?

2. Cuci tangan

Sebelum mulai merawat tali pusat bayi, jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir risiko infeksi akibat tangan yang kotor atau membawa kuman berbahaya. 

Pastikan tidak ada sabun yang tersisa ketika membilasnya. Setelah itu, keringkan dengan tisu bersih, bukan handuk yang dipakai berulang.

3. Buka kasa penutup secara perlahan

Pada awal menggunakan kasa, biasanya kasa tersebut cenderung lengket akibat adanya bekas darah atau cairan di sekitar tali pusat. Jika ini terjadi, lepaslah kasa secara perlahan. 

Hindari menariknya terlalu kuat, apalagi sampai menggoyangkan perlekatan tali pusat bayi. Jika dirasa sangat lengket, bisa disiasati dengan sedikit membasahi bagian yang lengket menggunakan air bersih.

4. Bersihkan tali pusat

Ketika kasa sudah berhasil diangkat, lihatlah kulit sekitar tali pusat. Apabila masih terdapat sisa darah atau cairan yang mungkin mengering, segera bersihkan dengan cara diseka menggunakan kasa steril dan air bersih.

Pada tahap ini, tali pusat boleh sedikit diangkat ke atas maupun geser ke kanan atau ke kiri tanpa menarik dari pangkalnya. Peganglah hanya pada penjepit, tanpa menyentuh tali pusat bayi.

5. Memandikan

Supaya lebih aman, mandikan bayi dengan cara dilap menggunakan sponge, daripada menggunakan bak mandi. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terkenanya air pada tali pusat, apalagi sampai terendam. 

Jika dirasa sudah cukup lihai, barulah Anda boleh menggunakan bak mandi. Namun, pastikan daerah tali pusar bayi tidak terendam ke air atau terkena air berlebihan. 

Baca juga: Cara Memandikan Bayi Baru Lahir dengan Berbagai Metode

6. Keringkan

Setelah selesai memandikan bayi, keringkan terlebih dahulu area tali pusat (jika basah) dengan kasa steril yang baru. Tidak perlu digosok kuat-kuat, cukup di-tap-tap atau ditempel-tempel perlahan. 

Setelah itu, kipasi area tali pusat beberapa saat (diangin-anginkan) dan pastikan benar-benar kering. Kalau sudah, barulah Anda bisa mengeringkan tubuh bayi secara keseluruhan menggunakan handuk. 

7. Jangan membubuhkan apa pun pada tali pusat

Ingat, Anda tak perlu menggunakan povidon iodine, alkohol, bedak, atau ramuan apa pun pada tali pusat. Alih-alih melindungi dari infeksi, cara ini justru dapat menghambat proses pelepasan tali pusat secara alami, bahkan berpotensi menimbulkan efek samping pada bayi.

8. Lindungi dengan kasa yang kering, steril, dan tipis

Prinsip merawat tali pusat bayi baru lahir adalah menjaganya tetap kering dan tidak boleh lembap. Oleh karena itu, biarkanlah tali pusar bayi terkena udara sesering mungkin. 

Hal ini memungkinkan dasar tali pusatnya cepat mengering dan mempercepat penyembuhan. Jika khawatir tali pusat bayi baru lahir akan terkena sesuatu yang kotor atau bergesekan dengan bajunya, Anda boleh menggunakan kasa steril untuk melindungi bagian atasnya. Cukup gunakan selapis saja hingga ada celah udara lebar di jaring-jaringnya.

9. Kenakan popok dan pakaian

Jika menggunakan popok kain, pastikan tidak ada kain popok yang terhubung dengan tali pusar bayi. Jika menggunakan popok sekali pakai, pastikan posisinya berada jauh dari tali pusat. 

Begitupula untuk kain atasan, jangan sampai memasukkannya ke dalam popok. Bagi Anda yang hendak memakaikan gurita pada bayi, pastikan kain gurita tidak menutupi tali pusat.

Yang perlu diperhatikan selama merawat tali pusat bayi baru lahir

Ada beberapa hal tambahan yang perlu diperhatikan selama merawat tali pusat bayi, yaitu:

  • Jaga tunggul tali pusar tetap bersih dan kering. Segera ganti popoknya ketika basah untuk menghindari kontak air seni ke tali pusar bayi.
  • Jika cuaca hangat, cukup pakaikan popok dan kaus longgar agar udara bisa bersirkulasi dan mempercepat proses pengeringan.
  • Hindari membalut bayi dengan pakaian dalam bodysuit.
  • Jangan pernah mencoba menarik tali pusat, meskipun kelihatannya sudah hampir lepas. Biarkan terlepas sendiri.

Kenapa tidak boleh menggunakan alkohol dalam merawat tali pusat bayi baru lahir?

Awal mulanya, Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk membersihkan dasar tunggul tali pusat setiap hari dengan kapas yang dicelupkan ke dalam alkohol. Akan tetapi, para periset menemukan bahwa tali pusat yang tidak diobati dengan alkohol justru bisa sembuh dan lepas lebih cepat. 

Setelah itu, AAP lantas mengubah rekomendasinya. Terlebih lagi pada sebuah penelitian, penggunaan alkohol ini berisiko menyebabkan toksisitas yang meliputi nekrosis kulit hemoragik, disfungsi sistem saraf pusat, asidosis metabolik, dan hipoglikemia.

Kenapa dalam perawatan tali pusat bayi baru lahir sebaiknya tak menggunakan povidone iodine?

Povidone-iodine (Betadine) adalah antimikroba topikal yang umum digunakan untuk perawatan tali pusar. Namun, bila diserap dalam jumlah yang signifikan, zat ini dapat meningkatkan kadar iodium serum yang cukup untuk merangsang hipotiroidisme neonatal. 

Gangguan fungsi tiroid yang terjadi berpotensi menyebabkan perdarahan intraventrikular, kelainan kognitif, gangguan pertumbuhan dan retardasi motorik, bahkan kematian. Studi menunjukkan bahwa bayi prematur dan bayi dengan berat lahir rendah memiliki risiko terbesar tingginya penyerapan yodium yang signifikan. Seiring menjalani perawatan tali pusat bayi, sambil menunggu lepasnya tali pusat, orangtua juga dituntut untuk selalu waspada akan tanda bahayanya, yaitu infeksi.

Apa tanda-tanda infeksi pada tali pusar?

Meskipun infeksi jarang terjadi, segeralah konsultasikan dengan dokter anak apabila:

  • Bayi menangis saat Anda menyentuh tali pusat atau kulit di sekitarnya.
  • Kulit di sekitar dasar tali pusat berwarna merah.
  • Tali pusat berbau busuk atau mengeluarkan cairan kekuningan.

Waspadai juga apabila tali pusar bayi berdarah terus-menerus, sebab hal ini mungkin pertanda perdarahan. Segera bawa si kecil ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Baca selengkapnya: Mengapa Tali Pusar Pada Bayi Baru Lahir Dapat Berdarah?

Merawat tali pusat bayi baru lahir mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua, apalagi jika ini pengalaman pertama Anda. Namun, tak perlu khawatir, tips-tips di atas bisa membantu Anda melewati fase-fase awal menghadapi bayi baru lahir dengan penuh suka cita.


17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Why do I have a belly button? (2018). (https://kidshealth.org/en/kids/navel.html)
Umbilical cord clamping after birth. (2013). DOI: (https://doi.org/10.1111/jmwh.12031)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app