GRACIA BELINDA
Ditulis oleh
GRACIA BELINDA
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

​Bleaching Gigi pada Anak, Memangnya Boleh?

Dipublish tanggal: Jan 18, 2021 Update terakhir: Des 27, 2021 Waktu baca: 2 menit
​Bleaching Gigi pada Anak, Memangnya Boleh?

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Memiliki gigi yang bersih dan putih tentu menjadi keinginan semua orang, tetapi seiring berjalannya waktu warna gigi bisa saja menjadi agak kekuningan;
  • Perubahan warna gigi bisa disebabkan oleh kebiasaan merokok, minum teh atau kopi, malas sikat gigi, efek konsumsi obat, atau akibat penyakit tertentu;
  • Beberapa cara memutihkan gigi bisa dilakukan melalui cara alami atau dengan perawatan di klinik gigi seperti veneer gigi dan bleaching gigi;
  • Anak-anak tidak disarankan untuk melakukan bleaching gigi hingga seluruh gigi susu yang dimiliki tanggal dan berganti dengan gigi dewasa permanen;
  • Temukan serta booking paket bleaching gigi dan perawatan gigi lainnya di klinik gigi terdekat hanya melalui HDmall.

Memiliki gigi yang bersih dan putih tentu akan membantu meningkatkan rasa percaya diri terutama ketika tersenyum, berbicara, maupun tertawa. Hal inilah yang membuat sebagian orang bersedia untuk melakukan upaya memutihkan gigi.

Perubahan warna gigi umumnya disebabkan oleh beberapa kebiasaan sehari-hari seperti kebiasaan merokok, minum teh atau kopi, malas sikat gigi, efek konsumsi obat, atau akibat penyakit tertentu. Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa cara yang bisa membantu memutihkan gigi.

Iklan dari HonestDocs
Bleaching (Pemutihan Warna Gigi) Di Tooth's Kingdom Dental Care

Bleaching Gigi merupakan salah satu perawatan yang dapat dilakukan untuk membuat gigi lebih putih dan cerah

Secara alami, cara menjaga agar gigi tetap putih adalah dengan rajin menggosok gigi dan flossing benang gigi serta bisa juga mencoba dengan mengoleskan larutan baking soda pada gigi. 

Sementara itu, cara memutihkan gigi melalui perawatan di klinik gigi juga bisa dilakukan dengan cara veneer gigi maupun bleaching gigi. 

Metode bleaching gigi sendiri sudah cukup banyak dilakukan oleh orang dewasa yang menginginkan giginya terlihat lebih putih dan cerah. Tetapi apakah metode bleaching gigi boleh diterapkan pada anak-anak?

Baca Juga: Ingin Memutihkan Gigi, Baiknya di-Veneer atau Bleaching, Ya?

Apa itu bleaching gigi?

Bleaching gigi atau pemutih gigi merupakan salah satu metode perawatan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk memperbaiki warna gigi yang mungkin sudah berubah warna sehingga gigi kembali terlihat putih dan cerah. 

Untuk memastikan cara pemutihan gigi mana yang tepat untuk kondisi gigi Anda, silakan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter gigi, terlebih bagi Anda yang memiliki gigi sensitif. Hal ini dikarenakan efek samping perawatan bleaching gigi dapat meningkatkan risiko gigi menjadi lebih sensitif dan timbul rasa nyeri pada gigi.

Iklan dari HonestDocs
Bleaching (Pemutihan Warna Gigi) Di Tooth's Kingdom Dental Care

Bleaching Gigi merupakan salah satu perawatan yang dapat dilakukan untuk membuat gigi lebih putih dan cerah

Proses bleaching gigi di klinik gigi juga terbilang lebih cepat jika dibandingkan veneer, yakni hanya sekitar 30-60 menit dalam sekali perawatan. Meskipun begitu ketahanan warna gigi putih yang terbentuk umumnya hanya bertahan selama 3 tahun.

Bleaching gigi adalah cara memutihkan gigi dengan menggunakan bahan kimia yakni kandungan peroksida (hidrogen peroksida atau karbamid peroksida) yang merupakan bahan pemutih gigi untuk dioleskan pada permukaan gigi. 

Kadar peroksida yang lebih tinggi akan membuat warna gigi menjadi lebih putih, tetapi penggunaannya juga harus hati-hati dan disesuaikan dengan kondisi gigi dan hasil yang diinginkan.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Sebelum dan Setelah Bleaching Gigi?

Metode bleaching gigi pada anak-anak 

Perawatan gigi seperti bleaching gigi memang sudah umum dilakukan oleh orang dewasa, tetapi hal ini tidak berlaku pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak. Mengapa?

Anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan tidak disarankan untuk melakukan pemutihan gigi (bleaching gigi) hingga seluruh gigi susu yang dimiliki tanggal dan berganti dengan gigi dewasa permanen. Hal tersebut dikarenakan efek samping bleaching gigi justru akan mengganggu kesehatan gigi dan mulut serta meningkatkan risiko gigi sensitif selama beberapa waktu. 

Iklan dari HonestDocs
Bleaching (Pemutihan Warna Gigi) Di Tooth's Kingdom Dental Care

Bleaching Gigi merupakan salah satu perawatan yang dapat dilakukan untuk membuat gigi lebih putih dan cerah

Baca juga: Tidak Semua Orang Boleh Melakukan Pemutihan Gigi, Ini Syaratnya

Selain itu, metode pemutih gigi dengan bleaching gigi juga tidak boleh dilakukan saat kondisi gigi sedang mengalami masalah, termasuk gigi berlubang karena cairan pemutih gigi dapat menyebabkan gigi sensitif. 

Oleh karenanya, disarankan untuk memeriksakan gigi terlebih dahulu sebelum melakukan bleaching gigi atau jika diperlukan juga melakukan tambal gigi untuk mengatasi gigi berlubang tersebut.

Meskipun cara memutihkan gigi dengan melakukan bleaching gigi di klinik gigi dapat menjadi salah satu solusi alternatif untuk mengembalikan dan memutihkan gigi pada orang dewasa, tetapi ada baiknya untuk menghindari perawatan bleaching gigi pada anak-anak demi kesehatan gigi dan mulut jangka panjang. 

Ditambah pula dengan faktor usia, di mana usia yang dianjurkan untuk boleh melakukan perawatan bleaching gigi adalah anak-anak yang telah berusia 14-16 tahun ke atas atau yang sudah tidak memiliki gigi susu.

Baca juga: Efek Samping Memutihkan Gigi dengan Bleaching

3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Dental Wellness Center. Teeth Whitening for Kids: What Age can Children Start Whitening Their Teeth? (https://www.dentalwellwi.com/teeth-whitening-for-kids#)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app