Berdarah Saat Berhubungan Seksual, Apakah Normal?

Dipublish tanggal: Feb 26, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 22, 2019 Waktu baca: 3 menit
Berdarah Saat Berhubungan Seksual, Apakah Normal?

Hubungan seksual atau hubungan intim merupakan suatu hubungan antara sepasang suami istri dimana hubungan ini selalu dinantikan oleh mereka yang akan menikah atau baru baru saja melangsungkan pernikahan. 

Pemikiran bahwa hubungan seksual ialah hubungan yang indah memang tepat adanya namun tidak semua hubungan seksual yang dilakukan oleh suami dan istri selalu berjalan mulus dan tanpa hambatan. 

Cukup banyak hambatan yang biasa dialami oleh sepasang suami istri baru dalam melakukan hubungan seksual seperti rasa sakit dan nyeri yang dialami oleh si perempuan, sulitnya penis masuk ke dalam lubang vagina ketika berhubungan seksual baru baru saja dilakukan, darah yang keluar dari vagina saat berhubungan intim atau bahkan gangguan lainnya. 

Di artikel kali ini kita akan membahas mengenai darah yang keluar saat berhubungan intim dan apa penyebabnya. Silahkan disimak baik baik.

Berdarah Ketika Berhubungan Seksual

Berdarah ketika berhubungan seksual dengan pasangan sebenarnya bukanlah hal yang aneh terjadi bagi pasangan yang baru baru saja menikah dan baru memulai kehidupan seksual mereka. Berdarah saat berhubungan bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab antara lain :

  • Gesekan yang terlalu keras saat berhubungan seksual
    Ketika Anda dan pasangan melakukan hubungan seksual, maka otomatis penis pasangan Anda akan berusaha untuk masuk ke dalam lubang vagina.

    Selain itu di dalam melakukan proses berhubungan seksual pasti juga akan timbul banyak gerakan dan gesekan yang terjadi akibat kontak dan sentuhan baik dari penis ataupun anggota tubuh lainya seperti tangan yang akan menyentuh bagian intim kewanitaan.

    Hal ini bila dilakukan dengan keras dan kasar tentunya akan membuat bagian intim seorang wanita akan lecet dan terluka serta mengeluarkan darah. Ini ialah salah satu hal paling umum yang bisa menyebabkan keluarnya darah saat Anda dan pasangan melakukan hubungan seksual.

    Bila hal ini terjadi terus menerus, sebaiknya Anda mengkomunikasikan keadaan ini dengan pasangan sehingga saat penetrasi dilakukan, pasangan dapat melakukannya lebih lembut karena bagian intim seorang wanita termasuk bagian paling sensitif yang ada pada seluruh tubuh wanita.
  • Kurangnya cairan lubrikasi saat berhubungan seksual
    Selain akibat gesekan, berhubungan seksual yang dilakukan suami dan istri bisa juga membuat si istri selalu berdarah ketika berhubungan akibat kurangnya cairan pelumas atau lubrikasi sehingga ketika penis berusaha masuk ke dalam lubang vagina si istri, maka lubang vagina akan cenderung kering atau tidak cukup basah dan mengakibatkan penis yang sedang berusaha masuk akan melukai bagian dalam vagina.

    Hal ini tentunya bisa membuat vagina luka, lecet dan berdarah ketika berhubungan seksual.  Selain menyebabkan vagina mengeluarkan darah, kurangnya pelumas atau cairan lubrikasi juga akan membuat penis masuk dengan kurang nyaman.

    Sang istripun akan juga merasakan rasa sakit dan kurang nyaman ketika penetrasi dilakukan. Bila hal ini juga terjadi pada Anda dan pasangan, sebaiknya Anda dan pasangan memperlama waktu pemanasan atau foreplay.

    Bila cairan pelumas atau lubrikasi yang keluar masih tidak cukup banyak, Anda dapat berkonsultasi ke dokter atau memakai cairan atau pelumas yang dijual dan mempunyai komposisi bahan aman untuk membantu Anda dan pasangan saling menikmati hubungan intim tanpa mengkhawatirkan adanya darah yang akan keluar ketika sedang berhubungan.
  • Hubungan seksual dilakukan saat masa pasca persalinan.
    Hubungan seksual yang dilakukan saat si istri usai menjalani persalinannya juga dapat membawa dampak vagina yang berdarah saat melakukan hubungan seksual. Ini diakibatkan setelah melahirkan, biasanya wanita akan secara otomatis mengalami pendarahan sekitar 40 hari hingga 60 hari. 

Pendarahan pada wanita setelah melahirkan terbagi menjadi 4 tahapan: 

  • Tahapan pertama atau lokia rubra terjadi di 1 minggu pertama usai melahirkan dimana pendarahan berupa darah merah segar yang merupakan jaringan sisa plasenta
  • Tahap kedua ialah lokia sanguelenta dimana darah yang keluar cenderung berlendir sekitar 1 -2 minggu setelah tahap 1.
  • Tahap ke 3 ialah lokia serosa yaitu darah yang bewarna kekeringan yang keluar selama 2 minggu setelah tahap ke 2. 
  • Tahap terakhir ialah lokia alba sekitar 6 minggu setelahnya dimana darah yang keluar lebih bening dan lama kelamaan berhenti seutuhnya. 

Memang waktu yang dibutuhkan setiap wanita berbeda beda, namun ketika dalam masa masa diatas suami mengajak berhubungan intim, maka tak heran bila vagina akan mengeluarkan darah karena penis yang masuk ke dalam lubang vagina tentunya akan membuka jalan keluarnya darah menjadi lebih lebar lagi sehingga darah akan keluar.

Sebaiknya pasangan suami dan istri di awal awal masa pasca persalinan melakukan puasa berhubungan terlebih dahulu sampai si istri benar benar pulih seutuhnya.

Nah semoga info diatas dapat membantu Anda dan pasangan untuk mengetahui sebab sebab umum yang menyebabkan pendarahan terjadi saat berhubungan seksual. 

Bila darah keluar tanpa henti sebaiknya Anda mengkonsultasikan keadaanmu ke dokter terdekat agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat untuk kondisimu. 


17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Bleeding after sex: Causes, treatment, and when to see a doctor. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/321032.php)
Bleeding After Sex: What You Need to Know. WebMD. (https://www.webmd.com/women/bleeding-after-sex)
Thompson Jr., D. Church, K. Everyday Health (2017). 8 Rules for a Healthy Vagina. (https://www.everydayhealth.com/vaginal-health/guide/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app