Begini Caranya Mengatasi Nyeri Kaki Setelah Berlari

Dipublish tanggal: Mei 30, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Begini Caranya Mengatasi Nyeri Kaki Setelah Berlari

Rasa nyeri setelah berlari adalah hal yang wajar. Rasa nyeri tersebut adalah tanda bila otot kaki bekerja dengan baik. Namun, bila nyeri kaki sangat parah, Anda wajib waspada. 

Lalu, bagaimana caranya membedakan nyeri otot yang biasa dan parah? Serta apa yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi nyeri otot tersebut?

Nyeri otot setelah berlari? Mana yang baik dan mana yang bahaya?

Cara kerja otot ketika berolahraga bisa dirumuskan sebagai peregangan dan kontraksi. Dua fungsi otot ini adalah hal yang biasa terjadi. Namun, seperti hal lainnya, apapun yang tidak digunakan selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun akan menjadi kaku, termasuk juga otot. 

Ketika sudah lama tidak berlari, kemudian Anda berlari, hal pertama yang akan dirasakan adalah pegal otot yang tertunda atau dikenal  dengan Delayed Onset Muscle Soreness.

Dalam jangka waktu tertentu, biasanya 24 hingga 48 jam, setelah berlari, Anda akan merasakan nyeri menjalar pada otot kaki dan bisa membuat Anda merasa susah untuk bangun dipagi harinya. Hal ini disebabkan karena otot bekerja lebih keras dari biasanya. 

Contohnya Anda terbiasa berjalan 500 meter saja ke kantor, kemudian Anda berlari lebih dari 3 km. Sehingga esok pagi Anda bangun dengan kaki yang terasa sangat sakit karena rasa tidak nyaman pada otot yang tertekan.

Meskipun sangat menyakitkan, namun hal ini adalah salah satu tanda bila otot Anda bekerja dengan baik. Rasa nyeri ini menunjukkan bila otot beradaptasi dengan siklus latihan fisik agar menjadi lebih kuat dan lebih baik untuk bekerja di lain waktu.

Namun bila rasa nyeri yang dirasakan membuat Anda kesulitan berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari, bisa jadi Anda sudah berolahraga secara berlebihan. Oleh karena itu diperlukan tahapan pendinginan dan pemulihan untuk mengembalikan otot yang nyeri.

Mengatasi nyeri otot setelah berlari

Meskipun nyeri pada otot setelah berolahraga adalah hal yang wajar, namun Anda bisa mengurangi rasa nyerinya dengan melakukan beberapa hal berikut ini.

  • Tetap santai

Saat Anda mengalami otot nyeri, Anda perlu melakukan perawatan yang santai dan hindari melakukan hal-hal dengan terburu-buru. Melakukan hal dengan santau memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beradaptasi dengan perubahan. 

Anda bisa melakukan latihan ringan dan juga melakukan peregangan otot.

Peregangan adalah salah satu dasar pada setiap olahraga. Namun banyak orang yang meremahkan pentingnya peregangan. Melakukan peregangan setelah berlari bisa meminimalkan kemungkinan nyeri otot. 

Selain itu, tahapan ini juga membantu meringankan nyeri otot yang mucnul setelag berlari dengan cepat.

  • Coba repeated bout effect

Selain melakukan pergangan, Anda juga bisa melakukan repeated bout effect yang beranggapan bila otot yang rusak secara cepat maka akan sembuh dengan sama cepatnya. Selain itu, repeated bout effect juga berfungsi untuk mencegah kerusakan otot lebih lanjut. 

Untuk DOMS atau delayed onset muscle soreness, cara ini juga bisa diterapkan namun hanya untuk waktu yang singkat.

Anda bisa memaksimalkan tekanan pada otot dalam beberapa sesi latihan. Contohnya dengan menambahkan beberapa sprint singkat dalam latihan sehari-hari. Dengan cara ini lama kelamaan Anda bisa kebal dengan rasa sakit sehingga bisa berlari dengan lebih baik tanpa nyeri otot.

Bila nyeri otot terasa parah hingga menghambat Anda melakukan aktivitas, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter. Namun bisa saja rasa nyeri yang parah menjadi pertanda bila Anda membutuhkan istirahat. 

Bagaimanapun juga, Anda perlu waspada dengan rasa sakit yang tidak normal sehingga bisa memutuskan mana yang terbaik untuk kesehatan.


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Hamill J, et al. (2017). Is changing footstrike pattern beneficial to runners? DOI: (https://doi.org/10.1016/j.jshs.2017.02.004)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app