Bahaya Ratus Vagina: Bisa Sebabkan Luka Bakar!

Dipublish tanggal: Jun 12, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Bahaya Ratus Vagina: Bisa Sebabkan Luka Bakar!

Perawatan vagina memang menjadi salah satu standar kecantikan dari wanita. Untuk itu tak heran ada beragam jenis produk sampai jenis perawatan untuk vagina yang ditawarkan. 

Mulai dari untuk tujuan kebersihan, sampai untuk memastikan otot-otot vagina tetap kencang, serta area kelamin ini selalu harum. Salah satu jenis perawatan tradisional yang tak asing lagi, adalah ratus vagina.

Ratus vagina merupakan salah satu perawatan tradisional yang diklaim memiliki banyak manfaat. Baik itu untuk kecantikan atau pun kesehatan vagina. Melakukan ratus dikatakan dapat membuat vagina menjadi lebih harum, meningkatkan sirkulasi darah sehingga otot lebih kencang, dan lain-lain. 

Selain itu ratus vagina juga disebut dapat mengatasi masalah kesuburan, nyeri haid, sampai melancarkan hormon kewanitaan.

Banyak keuntungan melakukan ratus ini, membuat banyak wanita yang rutin dengan perawatan tersebut. Caranya pun terbilang sederhana. Hanya perlu duduk di kursi khusus yang sudah dilubangi kemudian di bagian bawah terdapat panci tanah dengan air rebusan ramuan. Vagina akan diasapi dengan ramuan-ramuan dari air rebusan tersebut.

Meski nampak sangat sederhana, faktanya ada beberapa bahaya melakukan ratus vagina. Di bawah ini merupakan tiga diantaranya.

1. Luka bakar ringan

Pengasapan yang dilakukan pada vagina bisa menimbulkan bahaya. Asap yang berasal dari uap panas dapat menyebabkan terjadinya luka bakar di kulit sekitar vagina. 

Terlebih bila jarak antara panci rebusan, atau bahkan terkadang menggunakan kompor terlalu dekat. Maka resiko mengalami luka bakar ringan sampai sedang pun semakin besar.

Seringkali, luka bakar ringan setelah ratus vagina ini tka diperhatikan. Hanya dianggap sebagai melepuh atau efek samping ringan. Padahal keadaan tersebut dapat menjadi infeksi atau masalah yang lebih serius.

Uap panas yang tidak dikontrol ini pun dapat membahayakan kulit di sekitar area vagina. Kulit dapat menjadi lebih sensitif karena paparan hawa panas yang terlalu dekat dalam waktu yang cukup lama. 

Mengingat rata-rata waktu melakukan ratus vagina sekitar 30 menit. Ini dapat mengganggu pula pada fungsi kerja kandung kemih.

2. Pertumbuhan bakteri dan jamur

Vagina sebenarnya sudah memiliki sistem untuk membersihkan "diri sendiri". Cairan pelumas pada vagina memastikan bakteri baik tetap hidup. Selain itu pH atau tingkat keasaman pada vagina pun sudah disesuaikan untuk kebutuhan pembersihan diri sendiri ini. 

Melakukan perawatan seperti menggunakan sabun wangi atau pun ratus vagina, dipercaya justru akan mengganggu keseimbangan ekosistem bakteri baik tersebut.

Uap air yang keluar pada saat pengasapan dipercaya dapat menjadikan vagina lebih kering. Belum lagi paparan hawa panas dapat mematikan bakteri baik dan memperbesar pertumbuhan bakteri dan jamur. 

Terlebih bila menggunakan bahan ramuan yang tidak tepat. Resiko ini justru cukup besar dan mungkin terjadi pada saat melakukan ratus vagina.

3. Tak memberikan hasil seperti dijanjikan

Ratus vagina disebutkan memberikan berbagai keuntungan. Seperti kesuburan, keputihan, mengatasi masalah menstruasi, sampai dengan keseimbangan hormon. Padahal semua masalah tersebut akan membutuhkan penanganan yang lebih dari sekedar pengasapan pada vagina. 

Hormon misalnya, diproduksi di pituitary serta di indung telur. Bukan tepat pada vagina itu sendiri.

Selain itu juga, belum ada bukti konkrit bahwa asap dari berbagai ramuan rebusan dapat mengatasi berbagai masalah. Atau bahkan dapat mengencangkan otot vagina. 

Hawa panas memang akan memperbesar pembuluh darah dan melancarkan aliran darah. Namun sekali lagi ini tak sebanding dengan resiko yang didapat.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Hurlbert DF, et al. (2015). The role of masturbation in marital and sexual satisfaction: A comparative study of female masturbators and nonmasturbators. DOI: (https://doi.org/10.1080/01614576.1991.11074029)
Health risks of female genital mutilation (FGM). World Health Organization (WHO). (https://www.who.int/sexual-and-reproductive-health/health-risks-of-female-genital-mutilation)
Dangers of the vagina. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3841494)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app