BAB Bayi Berlendir dan Berdarah? Ini 6 Kemungkinan Penyebabnya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Des 29, 2021 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
BAB Bayi Berlendir dan Berdarah? Ini 6 Kemungkinan Penyebabnya

Ringkasan

Buka

Tutup

  • BAB bayi berlendir dan berdarah karena infeksi biasanya juga disertai dengan diare, demam, muntah, dan sakit perut;
  • Bayi yang kebanyakan ASI dapat mengalami BAB berlendir dan berdarah karena laktosa di foremilk dapat mengiritasi usus;
  • Protein pada makanan tertentu, paling sering karena susu sapi dan kedelai, dapat menyebabkan reaksi dalam tubuh berupa BAB berlendir dan berdarah;
  • Penyebab BAB bayi berlendir dan berdarah juga bisa karena luka pada anus, intususepsi, hingga kolitis;
  • Segera bawa si kecil ke dokter anak jika ia mengalami tanda-tanda dehidrasi, demam tinggi, atau mengeluarkan banyak darah saat BAB;
  • Klik untuk membeli produk bayi dan anak dari rumah Anda melalui HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.

Orang tua mana yang tak merasa khawatir ketika mendapati adanya lendir dan darah dalam feses bayi. Apalagi jika terlihat tidak seperti biasanya dan diiringi dengan kerewelan, kondisi BAB bayi berlendir dan berdarah perlu segera ditangani. Lantas, apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya? Simak ulasannya berikut ini. 

Penyebab BAB bayi berlendir dan berdarah

Ada banyak hal yang bisa jadi penyebab BAB berdarah. Mulai dari yang cenderung ringan dan tidak berbahaya, seperti konsumsi makanan tertentu, hingga kondisi berbahaya seperti gangguan pencernaan dan infeksi.

Begitu pula dengan BAB berlendir. Sejumlah kecil lendir dalam feses tergolong normal, namun jumlah berlebih yang disertai darah dapat menjadi tanda infeksi atau masalah dalam sistem pencernaan lainnya. Jadi, sebaiknya periksakan ke dokter sebelum menjadi parah dan berbahaya.

Lebih jelasnya, berikut berbagai penyebab BAB bayi berlendir dan berdarah yang mungkin terjadi, antara lain:

1. Infeksi

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri tertentu - seperti Salmonella, Shigella, atau E.coli - atau parasit kecil biasanya menyebabkan BAB berdarah dan berlendir. Bayi yang mengalami infeksi biasanya mengalami diare, demam, muntah, dan sakit perut.

Infeksi ini disebabkan oleh makan makanan atau minum cairan yang terkontaminasi dengan kuman penyebab penyakit. Jenis penanganannya tergantung pada penyebab spesifik infeksi.

Perhatikan tanda-tanda dehidrasi yang dapat terjadi akibat diare dan muntah, termasuk bayi sangat rewel, tidur lebih banyak dari biasanya, mata cekung, ubun-ubun cekung, kulit dingin, dan jarang pipis. Berikan ASI atau susu formula dan segera bawa anak ke dokter jika gejalanya tak kunjung membaik. 

2. Reaksi makanan

Penyebab BAB berdarah dan berlendir pada bayi juga bisa karena reaksi makanan. Reaksi-reaksi ini dipicu oleh protein pada makanan tertentu, yang paling sering karena susu sapi dan kedelai. Namun, bisa juga karena makanan lain, terutama ketika bayi pertama kali diperkenalkan ke makanan baru.

Jenis reaksi makanan ini - yang dikenal dengan nama medis sindrom enterocolitis yang diinduksi protein, atau FPIES (food protein-induced enterocolitis syndrome) - dapat menjadi serius karena dapat menyebabkan dehidrasi dan berat badan yang buruk. Sebaiknya singkirkan makanan yang diduga menjadi penyebab BAB bayi berlendir dan berdarah.

3. Luka pada anus

Jaringan di ujung usus yang memungkinkan tinja meluncur dari saluran cerna mengandung banyak pembuluh darah kecil. Jika saluran ini dilewati oleh feses yang keras, terkadang menyebabkan robekan kecil di jaringan-jaringan anus tersebut. Akibatnya, darah ikut terbawa feses dan menyebabkan perubahan warna feses bayi. 

Pada kasus seperti ini, biasanya tidak disertai dengan lendir yang berlebihan, namun lebih dominan adalah darah yang melapisi bagian luar feses. Lecet anus ini biasanya sembuh tanpa perawatan, tetapi dokter mungkin merekomendasikan perubahan pola makan untuk bayi agar terhindar dari sembelit atau BAB keras.

4. Kebanyakan ASI

Jika Anda masih memberikan ASI, coba perhatikan jumlah asupannya. Apabila bayi sampai kelebihan asupan ASI, maka hal ini juga mungkin menyebabkan sejumlah kecil darah dalam BAB bayi. 

Hal ini terjadi karena laktosa di foremilk dapat mengiritasi usus. Foremilk adalah bagian ASI yang baru dihisap dengan kandungan laktosa yang tinggi.

Baca juga:

5. Intususepsi

Intususepsi adalah salah satu penyebab BAB berdarah dan berlendir pada bayi, tapi cukup jarang terjadi. Kondisi ini terjadi ketika bagian atas dari usus masuk ke dalam bagian usus di bawahnya (setelahnya) sehingga menyebabkan lipatan yang menyumbat.

Gejala khas intususepsi meliputi nyeri perut kolik (anak sangat rewel karena kesakitan), muntah, berkurangnya energi, dan buang air besar yang terdiri dari darah dan lendir (menyerupai jeli merah). Walau jarang terjadi, kondisi ini menjadi perhatian serius dan perlu penanganan lebih lanjut dari dokter.

6. Kolitis

Masalah lain dengan saluran pencernaan bayi juga dapat menyebabkan darah dan lendir di tinja, seperti berbagai jenis kolitis. Kolitis adalah istilah umum yang menggambarkan peradangan usus besar, yang dapat terjadi karena berbagai penyebab.

Kapan harus ke dokter?

Beberapa penyebab BAB bayi berdarah dan berlendir memang mudah diobati, meskipun ada yang berpotensi mengancam jiwa. Untuk itu, selalu penting untuk segera menghubungi dokter jika bayi mengalaminya. Carilah perawatan medis darurat jika buah hati Anda menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, demam tinggi, atau mengeluarkan banyak darah saat BAB.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Wilkinson, J. M. (2015, June 17). What causes mucus in stool? Is this a concern? Retrieved from (http://www.mayoclinic.org/mucus-in-stool/expert-answers/faq-20058262)
Symptoms and causes of irritable bowel syndrome. (2015, February) (https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/irritable-bowel-syndrome/symptoms-causes)
IBS and IBD: Two very different disorders. (2012, June 1) (http://www.crohnscolitisfoundation.org/resources/ibs-and-ibd-two-very.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app