6 Bahaya Merokok bagi Kesehatan

Dipublish tanggal: Jun 13, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
6 Bahaya Merokok bagi Kesehatan

Rokok membunuhmu secara perlahan, salah satu slogan tentang rokok yang sering muncul di berbagai media sosial.  Slogan tersebut tentunya memiliki maksud tersendiri untuk disampaikan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui bagaimana efek rokok pada tubuh manusia dalam jangka panjang. 

Ya, tanpa disadari ketika kita merokok, terjadi penimbunan zat-zat yang merusak berbagai organ tubuh tanpa pernah anda sadari. Lebih parahnya lagi, sebagian besar kerusakan yang terjadi tidak bisa diperbaiki lagi, dengan kata lain, kerusakan organ tubuh terjadi secara permanen.  

Tak jarang kerusakan organ tubuh ini bisa berakibat fatal. Bagian organ apa saja sih yang paling cepat rusak akibat merokok? Langsung simak penjelasannya di bawah ini.

Mulut dan tenggorokan

Zat-zat kimia dalam rokok bisa menimbulkan kerusakan yang cukup serius pada jaringan mulut dan tenggorokan.  Efek awal yang biasa timbul yaitu bau mulut, muncul plak-plak kuning, gusi menjadi hitam dan lidah kehilangan indra perasa.  

Dalam jangka panjang, efek yang ditimbulkan semakin tinggi, seperti kanker mulut, kanker lidah, kanker kerongkongan dan kanker tenggorokan.  Dari sekian banyak kanker tenggorokan yang terjadi, sebagian besar disebabkan oleh kebiasaan merokok.

Paru

Salah satu organ yang paling penting dalam tubuh manusia adalah paru-paru.  Sayangnya, banyak yang tidak menyadari vitalnya fungsi organ paru ini.  Sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida, harusnya paru-paru menerima udara bersih setiap harinya agar dapat berfungsi dengan baik.   

Asap rokok yang sering dihisap dapat menyebabkan fungsi paru-paru menurun, sehingga perokok biasanya akan cepat kehabisan napas dan batuk kering yang berkelanjutan. 

Dalam penggunaan rokok jangka panjang, paru-paru akan berpotensi besar mengalami gangguan pernafasan seperti pneumonia, bronkitis, emfisema dan kanker.

Kulit

Penuaan dini sering terjadi pada perokok aktif.  Tak heran jika perokok aktif terlihat lebih tua daripada orang yang sepantaran dengannya.  Hal ini terjadi karena sel-sel kulit terkena paparan zat-zat kimia yang tidak sehat bagi kulit, sehingga rona wajah menjadi tidak fresh dan jauh lebih kusam.  

Selain itu, kulit wajah perokok juga semakin cepat mengendur dan berkerut di area mata dan bibir.  Merokok juga dapat menyebabkan sirkulasi oksigen yang diperlukan kulit menjadi berkurang, dengan begitu kulit menjadi tidak sehat.

Otak

Zat kimia yang terkandung di dalam rokok akan masuk ke sistem sirkulasi darah dan kemudian akan di suplai ke otak.  Darah yang terkontaminasi dengan zat kimia dari rokok ini akan secara perlahan menghambat sistem pendarahan di dalam tubuh, terutama di otak, dan menyebabkan pembengkakan atau aneurisma otak.  

Akibat dari pembengkakan ini, risiko perokok terkena stroke akan meningkat sebesar 50 persen dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Jika dalam kondisi yang serius, pembuluh darah otak bisa pecah dan menyebabkan kematian

Jantung

Racun yang berada di dalam asap rokok seperti nikotin dan karbon monoksida yang ikut mengalir dalam sirkulasi darah di tubuh akan memberikan dampak yang serius pada jantung.  

Jantung yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh akan terhambat fungsinya karena terjadi penggumpalan darah yang disebabkan oleh zat-zat racun di dalam rokok.  Jika dibiarkan terlalu sering, berpotensi mengalami berbagai penyakit jantung.

Tulang dan sendi

Seseorang yang merokok lebih rentan terkena peradangan pada tulang dan sendi.  Dalam jangka panjang, perokok aktif akan sering terserang osteoporosis dan rematik.  Bahkan sejak usia dini, jika dibiasakan merokok, kemungkinan terkena radang tulang dan sendi lebih besar daripada non perokok.


25 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Zacharasiewicz A. (2016). Maternal smoking in pregnancy and its influence on childhood asthma. DOI: (http://doi.org/10.1183/23120541.00042-2016)
Yilmaz M, et al. (2015) Relationship between smoking and female sexual dysfunction. DOI: (http://dx.doi.org/10.4172/2167-0250.1000144)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app