5 Tips Agar Tidak Mudah Haus Saat Puasa

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 2 menit
5 Tips Agar Tidak Mudah Haus Saat Puasa

Rasa haus menjadi salah satu tantangan terberat yang harus dihadapi seseorang saat berpuasa. Tak jarang, kondisi ini menjadi alasan seseorang untuk membatalkan puasanya. Agar puasa dapat berjalan lancar dan tetap berenergi, terapkan beberapa tips agar tidak mudah haus saat puasa berikut ini.

Tips agar tidak mudah haus saat puasa

Beberapa tips agar tidak mudah haus saat puasa yang dapat diterapkan, yakni dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, mengatur pola minum, membatasi konsumsi makanan asin dan pedas, mencermati waktu dan intensitas berolahraga serta menghindari minuman berkafein saat sahur.

Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Perbanyak Konsumsi Buah dan Sayuran

Selain menyediakan berbagai nutrisi juga serat yang bermanfaat, di dalam buah dan sayuran juga terkandung mineral dan gula alami yang memastikan tubuh kita selalu berenergi selama berpuasa hingga tiba waktunya berbuka.

Ada beberapa pilihan buah maupun sayuran yang dibekali kadar air cukup tinggi. Diantaranya seperti keluarga berry, semangka, jeruk, pir, brokoli, tomat, mentimun, bayam dan banyak lagi. Kombinasikan beberapa makanan tersebut sebagai menu sahur dan berbuka.

Baca:

2. Atur Pola Minum

Saat berpuasa, kecukupan tubuh akan cairan harus tetap dipenuhi agar tubuh selalu terhidrasi. Jika sebelumnya kita dapat minum air putih kapan saja sesuka hati, lain halnya dalam keadaan berpuasa. Anjuran minum 8 gelas air putih harus dipenuhi dengan memerhatikan polanya.

Minumlah 2 gelas saat berbuka, 2 gelas saat makan berat, 2 gelas sebelum tidur dan dua gelas di saat sahur. Jangan minum berlebihan atau sekaligus, karena dapat menyebabkan perut kembung dan mempercepat keluarnya cairan dari dalam tubuh.

3. Batasi Konsumsi Makanan Asin dan Pedas

Tips agar tidak mudah haus saat puasa selanjutnya yang dapat diterapkan adalah dengan membatasi makanan asin atau tinggi garam, seperti ikan asin, telur asin dan sebagainya, terlebih di kala sahur.

Pasalnya, jenis makanan ini akan menarik banyak sekali cairan dari dalam tubuh sehingga akan membuat tubuh rentan mengalami dehidrasi. Hal ini berlaku pula pada jenis makanan pedas. Jadi perhatikan benar asupan kedua jenis makanan tersebut saat berpuasa.

4. Cermati Waktu dan Intensitas Berolahraga

Puasa tak lantas menjadi alasan kita untuk bermalas-malasan atau menjadi pribadi yang pasif. Faktanya, penerapan gaya hidup aktif dengan tetap berolahraga saat puasa justru akan membuat tubuh semakin segar bugar.

Kendati demikian, ada beberapa hal yang harus dicermati. Pertama, batasi intensitasnya, jangan samakan dengan hari biasa atau terlalu sering karena dapat membuat tubuh menjadi lemas.

Kedua, cukup lakukan olahraga ringan seperti senam atau jogging. Hindari olahraga yang bersifat kompetitif atau high impact. Terakhir, pilihlah waktu yang terbaik, yakni 30-60 menit menjelang buka dan 60 menit setelah berbuka.

5. Hindari Minuman Berkafein saat Sahur

Minuman berkafein semisal kopi, teh dan minuman bersoda sebaiknya dihindari saat sahur. Bukan tanpa alasan, minuman berkafein bersifat diuretik yang artinya dapat meningkatkan sekresi urine atau buang air kecil. Akibatnya tubuh akan cepat dehidrasi. Jika pun ingin menikmatinya, minum saja di kala berbuka.

Selain beberapa tips diatas, perhatikan pula waktu tidur. Sebisa mungkin beristirahat atau tidurlah di siang hari kurang lebih selama 15 menit. Di malam hari, usahakan untuk tertidur tepat di bawah jam 10 malam agar keesokan hari tubuh terbangun dalam kondisi segar, baik ketika menyantap menu sahur maupun beraktivitas di pagi hingga petang.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app