Perhatikan Jenis-Jenis Infeksi Jamur Sering Menyerang Orang Dewasa

Dipublish tanggal: Jun 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Perhatikan Jenis-Jenis Infeksi Jamur Sering Menyerang Orang Dewasa

Kuku yang terserang jamur atau sering dikenal dengan onychomycosis, adalah salah satu bentuk infeksi jamur yang cukup sering dialami oleh kebanyakan orang dewasa. 

Meskipun infeksi jamur kuku sebenarnya tidak berdampak bahaya pada nyawa, kondisi ini perlu ditangani dengan cepat dan tepat. Jika tidak, kuku jari perlahan akan berubah warna dan bisa menyebabkan kerapuhan hingga akhirnya patah.

Hal ini justru bisa menyebabkan masuknya bakteri-bakteri lain ke dalam tubuh. Infeksi jamur kuku kaki yang terlambat pengobatan dapat menyebabkan rasa nyeri yang tidak nyaman saat berjalan. Pengobatan infeksi jamur kuku bisa berbeda-beda tergantung dari jenis patogen penyebabnya

Jenis infeksi jamur yang sering dialami orang dewasa.

1. Distal and Lateral Onychomycosis (DLSO)

Infeksi jamur DLSO disebabkan oleh jamur yang masuk dalam tipe Trichophyton rubrum. Jamur ini dapat menyerang dan beradaptasi pada kuku jari tangan, namun kuku jari kaki yang lebih sering terkena infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini.  

Infeksi DSLO dimulai ketika jamur mulai menyerang bantalan bagian bawah kuku, setelah itu meluas hingga ke jaringan matriks kuku. Jika dibiarkan terlalu lama, infeksi jamur dapat merusak lapisan kulit terluar yang ada di sekitar kuku. Selanjutnya kuku mulai berubah warna menjadi agak kecoklatan.

2. Proximal Subungual Onychomycosis (PSO)

Infeksi jamur PSO juga disebabkan oleh jamur tipe Trichophyton rubrum, namun jenis infeksi ini jarang terjadi. Infeksi PSO biasanya menyerang kuku kaki pasien yang mengidap HIV.  

Kondisi pasien yang lemah menyebabkan jamur masuk melalui kutikel yang ada di bawah kuku dan kemudian masuk ke jaringan matriks kuku untuk menghambat kuku baru yang akan tumbuh. 

Gejala PSO yang sering muncul adalah subungual hiperkeratosis, bercak putih pada kuku, warna kuku yang berubah menjadi putih susu, serta ujung kuku yang rusak.

3. White Superficial Onychomycosis (WSO)

Infeksi jamur WSO disebabkan oleh jamur tipe Trychopyton interdigitale. Infeksi ini hanya terjadi sekitar 10%, jauh lebih kecil dibandingkan tipe infeksi jamur kuku yang lain. WSO terjadi dengan masuknya jamur pada lapisan bagian luar kuku secara langsung. 

Gejala klinis yang timbul ketika terserang WSO yaitu tampak bercak putih berbentuk pulau pada kuku jari.  Kemudian kuku jari akan melunak dan mulai rapuh.

4. Candidal onychomycosis

Infeksi jamur kuku candidal disebabkan oleh tipe jamur candida, yang juga merupakan penyebab terjadinya infeksi kulit candida serta bacterial vaginosis. Candida albicans yang masuk ke seluruh bagian kuku akan menyebabkan perubahan warna kuku menjadi keputihan dan timbul radang pada jaringan yang ada di sekitar kuku. Wanita lebih mudah terserang infeksi candida daripada pria.

5. Endonyx onychomycosis

Infeksi jamur Endonyx onychomycosis termasuk infeksi yang jarang terjadi dan biasanya  disebabkan oleh jamur tipe Trychopyton soundanense dan Trychopyton violaceum. Gejala klinis yang sering timbul akibat infeksi ini yaitu warna kuku yang berubah menjadi putih susu.

6. Total Dystropic Onychomycosis (TDO)

Infeksi jamur kuku TDO merupakan infeksi dengan tingkat paling parah yang disebabkan oleh jamur tipe onychomycosis. Infeksi TDO juga merupakan fase lanjutan yang akan terjadi jika infeksi jamur DLSO dan PSO tidak ditangani dengan pengobatan sampai sembuh total. Kuku akan mulai menebal dan berubah warna menjadi kekuningan.

Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter ahli mengenai infeksi jamur kuku dan gejala-gejalanya agar mendapatkan pengobatan yang tepat.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app