Memahami Gejala Anemia Defisiensi Besi dan Cara Mengatasinya

Dipublish tanggal: Sep 10, 2019 Update terakhir: Jun 15, 2021 Waktu baca: 3 menit
Memahami Gejala Anemia Defisiensi Besi dan Cara Mengatasinya

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang terjadi akibat tubuh kekurangan zat besi dan berimbas pada penurunan jumlah sel darah merah yang sehat. 
  • Tanda dan gejala anemia defisiensi besi adalah pucat, pusing, cepat lelah, kesemutan pada kaki, nyeri dada, hingga rambut gampang rontok.
  • Penyebab anemia defisiensi besi bisa karena kurangnya asupan zat besi, faktor kehamilan, mengalami perdarahan, hingga malabsorpsi zat besi.
  • Cara mengatasi anemia defisiensi besi adalah meningkatkan asupan zat besi dari makanan atau suplemen, mengatasi penyebab anemia defisiensi besi, dan transfusi darah.
  • Waspadai risiko komplikasi anemia deifsiensi besi berupa kardiomegali atau gagal jantung, sedangkan pada ibu hamil berisiko memicu bayi lahir prematur hingga berat badan lahir rendah (BBLR).
  • Klik untuk membeli vitamin dan suplemen dari rumah Anda melalui HDMall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.

Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang diakibatkan karena tubuh kekurangan zat besi dan berimbas pada penurunan jumlah sel darah merah yang sehat. Padahal, tubuh memerlukan zat besi untuk menghasilkan hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Lalu, bagaimana cara mengetahui gejala anemia defisiensi zat besi dan cara mengatasinya? 

Gejala anemia defisiensi besi

Zat besi adalah salah satu komponen yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilan hemoglobin. Hemoglobin ini penting untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Jika tidak banyak hemoglobin, tentunya akan lebih sedikit oksigen yang disalurkan ke organ-organ vital tubuh dan menimbulkan gejala anemia.

Tanda dan gejala anemia defisiensi besi meliputi:

  • Pucat
  • Pusing atau pening
  • Cepat lelah dan lemah
  • Kesemutan pada kaki
  • Nyeri dada, detak jantung menjadi cepat, dan sesak napas
  • Rambut gampang patah atau rontok
  • Kaki dan tangan terasa dingin
  • Lidah bengkak atau terasa sakit
  • Nafsu makan menurun, khususnya pada bayi dan anak-anak
  • Makanan terasa aneh
  • Luka terbuka di ujung mulut
  • Telinga berdengung
  • Restless Leg Syndrome (RLS), yaitu kondisi yang membuat tungkai bergerak tidak terkontrol saat berbaring atau tidur)
  • Kuku menjadi rapuh atau gampang patah
  • Susah menelan (disfagia)

Penyebab anemia defisiensi besi

Penyebab anemia defisiensi besi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Rendahnya asupan zat besi dari makanan
  • Sedang hamil
  • Mengalami perdarahan
  • Malabsorpsi zat besi, atau ketidakmampuan tubuh untuk menyerap zat besi

Para vegetarian cenderung lebih rentan terkena jenis anemia ini. Pasalnya, zat besi lebih banyak terkandung pada daging merah, kuning telur, dan ikan. Sementara vegetarian tidak memakan jenis makanan tersebut.

Wanita subur pun demikian. Tubuhnya rentan mengalami anemia defisiensi zat besi karena darahnya banyak keluar selama menstruasi. Karena itulah, hal ini perlu diseimbangkan dengan konsumsi makanan yang mengandung kaya zat besi agar tubuhnya tidak anemia.

Masalah anemia zat besi juga dapat dialami oleh bayi prematur, berat badan lahir rendah, atau kurang asupan ASI. Orang-orang yang mendonorkan darahnya secara rutin juga rentan mengalami hal yang sama.

Baca juga: 4 Penyebab Anemia Defisiensi Besi, Tak Hanya Karena Kurang Asupan

Cara mengatasi anemia defisiensi besi

Selain dengan melihat gejalanya, anemia defisiensi besi juga dapat didiagnosis lewat pemeriksaan darah. Tes hitung darah lengkap mampu menunjukkan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, dan hematokrit (persentase sel darah merah dalam darah). 

Setelah pemeriksaan darah mengindikasikan pasien mengalami kekurangan zat besi, maka dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang guna memastikan penyebab anemia tersebut. Pemeriksaan tersebut antara lain:

Pengobatan anemia defisiensi besi bertujuan untuk mengembalikan kadar zat besi yang diperlukan tubuh sekaligus mengatasi penyebab anemia tersebut. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi anemia defisiensi besi, yaitu:

1. Meningkatkan asupan zat besi 

Penderita anemia membutuhkan tambahan asupan zat besi dari makanan. Maka itu, penderita dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan sumber zat besi seperti:

  • Daging merah, ayam, serta ati ayam
  • Kacang-kacangan seperti kacang hitam, kacang hijau, dan kacang merah
  • Makanan laut atau boga bahari seperti tiram, kerang dan ikan
  • Sayuran berdaun hijau, seperti bayam dan brokoli
  • Sereal yang diperkaya zat besi
  • Buah kering, seperti kismis dan aprikot

Baca selengkapnya: Sumber Makanan yang Mengandung Zat Besi (Mudah Didapat)

2. Konsumsi suplemen penambah zat besi

Suplemen penambah zat besi adalah penanganan utama yang dilakukan dokter guna memperbaiki defisiensi zat besi yang diderita pasien. Biasanya, pasien disarankan untuk mengonsumsi 150-200 mg zat besi setiap hari. Akan tetapi, dosis tersebut akan disesuaikan lagi dengan kondisi dan kebutuhan pasien.

3. Mengatasi penyebab anemia defisiensi zat besi

Jika anemia defisiensi zat besi diakibatkan oleh perdarahan atau gangguan penyerapan zat besi, maka hal ini dapat diatasi dengan pemberian obat. Sedangkan untuk perdarahan akibat polip, tumor, atau miom, dokter biasanya akan menyarankan prosedur operasi guna mengatasinya.

4. Transfusi sel darah merah

Saat penanganan dengan suplemen tidak berhasil, maka dokter akan melakukan transfusi sel darah merah kepada pasien.

Waspadai risiko komplikasi anemia defisiensi besi

Meskipun Anda bisa mengatasi anemia defisiensi besi dengan suplementasi atau konsumsi amkanan sumber zat besi, kondisi ini tetap tidak boleh disepelekan. Jika tidak ditangani dalam waktu yang lama, anemia bisa memicu komplikasi yang berbahaya.

Salah satu komplikasi anemia defisiensi besi adalah munculnya penyakit pada jantung yang memicu kardiomegali atau gagal jantung. Sementara bagi wanita hamil, kondisi ini bisa menyebabkan bayi lahir prematur atau berat badan bayi lahir rendah (BBLR). Bila tidak segera ditangani, anemia bisa mengganggu pertumbuhan bayi dan anak-anak.

Baca selengkapnya: Waspadai Risiko Komplikasi Anemia Defisiensi Besi Bila Tak Ditangani


24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
CBC with differential, blood. Mayo Medical Laboratories. http://www.mayomedicallaboratories.com/test-catalog/Clinical+and+Interpretive/9109.
Iron: Fact sheet for health professionals. National Institutes of Health Office of Dietary Supplements. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-HealthProfessional/#h3.
Mahoney DH, et al. Iron deficiency in infants and young children: Treatment. http://www.uptodate.com/home.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app