Faktor Genetik dapat Mengakibatkan Asam Lambung Sering Kambuh

Tetapi berdasarkan beberapa penelitian bisa disimpulkan bahwa faktor gen merupakan salah satu faktor risiko penyakit asam lambung bisa sering kambuh. Jika Anda mempunyai anggota keluarga yang mempunyai riwayat asam lambung, maka Anda juga mempunyai peluang terkena penyakit ini
Dipublish tanggal: Jun 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Sep 9, 2019 Waktu baca: 2 menit
Faktor Genetik dapat Mengakibatkan Asam Lambung Sering Kambuh

Kebanyakan orang menganggap rasa perih di perut akibat asam lambung disebabkan oleh makanan mulai dari menu makanan hingga pola makan yang salah. Apakah mungkin faktor genetik dapat mengakibatkan asam lambung sering kambuh? 

Karena banyak juga penderita asam lambung yang sering kambuh ketika sudah tepat dalam memilih menu makanan dan pola makannya juga sudah teratur. Simaklah uraian di bawah ini.

Faktor genetik dapat mempengaruhi kondisi asam lambung

Asam lambung juga disebut dengan heartburn. Otot pada ujung esofagus akan membesar untuk mendorong makanan ke lambung dan menutup. 

Tetapi jika otot tersebut melemah atau bermasalah, cairan asam lambung akan naik ke atas tenggorokan (esofagus) dan mengakibatkan timbulnya rasa perih dan panas di dada.

Makanan dan minuman yang dapat menyebabkan asam lambung naik meliputi makanan pedas, bawang bombay, makanan asam (misal jeruk atau tomat), gorengan, coklat, peppermint, alkohol dan kafein. 

Namun beberapa penelitian menyebutkan bahwa asam lambung juga dapat disebabkan karena faktor genetik dari orang tua. 

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gastroenterology menyebutkan bahwa 43% penyakit heartburn yang dialami peserta (anak kembar) diakibatkan adanya kode genetik bawaan dari orang tuanya yang juga memiliki riwayat penyakit heartburn.

Hal ini tidak sepenuhnya bisa menjadi patokan bahwa penyakit asam lambung disebabkan karena faktor genetik, karena masih terdapat faktor pemicu lainnya. Tetapi berdasarkan beberapa penelitian bisa disimpulkan bahwa faktor gen merupakan salah satu faktor risiko penyakit asam lambung bisa sering kambuh. 

Jika Anda mempunyai anggota keluarga yang mempunyai riwayat asam lambung, maka Anda juga mempunyai peluang terkena penyakit ini. Ibu hamil atau orang obesitas mempunyai risiko lebih tinggi terkena penyakit asam lambung.

Cara mencegah asam lambung supaya tidak kambuh

Anda masih bisa mencegah supaya penyakit asam lambung tidak kambuh lagi karena faktor genetik hanya salah satu faktor pemicu saja. Anda dapat mencegah supaya penyakit ini tidak kambuh lagi dengan cara menghindari faktor pemicu lainnya, seperti:

Makan dengan jumlah berlebihan

Kebiasan makan dengan jumlah yang berlebihan dapat membuat lambung harus mencerna makanan dan mengeluarkan cairan asam yang banyak. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan asam lambung jadi sering kambuh. 

Sebaiknya Anda menghindari kebiasaan buruk ini untuk menghindari faktor pemicu heartburn.

Obesitas

Obesitas atau memiliki berat badan yang berlebihan juga merupakan salah satu faktor pemicu penyakit asam lambung. Obesitas dapat membuat perut Anda menjadi tertekan sehingga dapat mempengaruhi katup antara tenggorokan dan lambung.

Mengkonsumsi makanan dan minuman yang menjadi pemicu

Sebaiknya Anda menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu penyakit ini kambuh lagi. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang menjadi pemicu heartburn hanya akan memperparah kondisi lambung Anda dan asam lambung akan mudah untuk naik. 

Makanan dan minuman yang dapat menyebabkan asam lambung naik yaitu makanan pedas, bawang bombay, makanan asam (misal jeruk atau tomat), gorengan, coklat, peppermint, alkohol dan kafein. Kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan asam lambung kambuh

Minum beberapa jenis obat

Beberapa obat mempunyai efek samping yang dapat mengendurkan otot-otot katup, sehingga meningkatkan risiko asam lambung naik. Misalnya obat untuk penderita hipertensi.

Jangan khawatir jika Anda mempunyai anggota keluarga dengan riwayat mengalami penyakit heartburn. Anda masih bisa mencegah penyakit ini kambuh dengan cara memilih menu makanan yang sehat, makan tidak berlebihan dan teratur, rajin olahraga, dan menerapkan pola hidup sehat.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Böhmer, Anne & Schumacher, Johannes. (2017). Insights into the genetics of gastroesophageal reflux disease (GERD) and GERD-related disorders. Neurogastroenterology & Motility. 29. e13017. 10.1111/nmo.13017.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/313087066_Insights_into_the_genetics_of_gastroesophageal_reflux_disease_GERD_and_GERD-related_disorders)
An, J., Gharahkhani, P., Law, M.H. et al. Gastroesophageal reflux GWAS identifies risk loci that also associate with subsequent severe esophageal diseases. Nat Commun 10, 4219 (2019). https://doi.org/10.1038/s41467-019-11968-2. Nature. (Accessed via: https://www.nature.com/articles/s41467-019-11968-2)
GERD: Causes and Risk Factors. Verywell Health. (Accessed via: https://www.verywellhealth.com/what-causes-gerd-1741914)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app