Batuk Berdahak Pada Bayi? Ini Cara Mengatasinya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jun 12, 2019 Waktu baca: 5 menit
Batuk Berdahak Pada Bayi? Ini Cara Mengatasinya

Ketahuilah bahwa batuk pada bayi atau anak-anak terjadi ketika tenggorokan, trakea atau bagian dalam pada paru-paru mengalami iritasi atau bahkan infeksi. Batuk itu sendiri merupakan refleks yang normal dalam rangka membersihkan lendir dari saluran napas.

Dengan demikian, bisa kita katakan bahwa batuk adalah gejala dan bukan penyakit yang berdiri sendiri, artinya kita harus mencari tahu apa sebenarnya penyebab batuk pada bayi atau anak kita yang tentu erat kaitannya dengan masalah pada sistem pernapasan.

Seringkali kita jumpai, bahwa batuk terjadi bersama-sama dengan gejala lain, seperti ketika anak bayi sedang pilek atau flu, disertai demam, sesak nafas dan lain sebagainya. Mengamati itu semua sangat penting agar kita dapat mengetahui penyebab batuk pada bayi sehingga akan mudah dalam mengobati batuk nantinya.

Penyebab Batuk Pada Bayi

Batuk seringkali merupakan bagian dari masalah saluran pernapasan lainnya, misalnya batuk yang diakibatkan oleh pilek atau flu, batuk akibat radang tenggorokan, alergi, dan lain-lain.

Berikut ini kami sajikan beberapa penyebab batuk pada bayi, mulai dari yang paling sering:

  • Infeksi virus. Pilek, flu, bronchiolitis, croup, dan respiratory syncytial virus (RSV).
  • Infeksi bakteri. Pneumonia, infeksi sinus, dan batuk rejan (pertusis atau batuk 100 hari) dapat menyebabkan batuk yang serius.
  • Asma. Batuk juga bisa menjadi bagian dari gejala asma yang tidak terkontrol.
  • Alergi / postnasal drip. Jika anak memiliki alergi di hidung, lendir yang menetes ke tenggorokan dapat mengiritasi tenggorokan dan menyebabkan batuk berkepanjangan.
  • Iritasi. Udara berasap, debu, atau bahan kimia dapat mengiritasi lapisan saluran nafas dan memicu batuk.
  • Aspirasi. Ketika makanan atau benda asing masuk ke jalan napas, dapat menyebabkan tersedak dan batuk.
  • Refluks asam. Ketika asam lambung naik ke kerongkongan sehingga akan mengiritasi tenggorokan dan menyebabkan batuk terus-menerus.

Jenis-Jenis Batuk pada Anak

Batuk kering

Batuk yang tidak menghasilkan banyak lendir disebut dengan batuk kering. Jenis batuk ini terkadang merupakan gejala dari penyakit penyakit virus, seperti pilek atau flu. Ditambah lagi udara kering cenderung membuat batuk ini lebih buruk.

Batuk Berdahak Pada Bayi

Batuk ini disebut juga sebagai "batuk produktif" karena menghasilkan lendir atau dahak. Perlu dikeathui bahwa menjadi sesutau yang tidak normal bagi seorang anak ketika memiliki ingus kuning atau hijau dengan batukberarti  infeksi bakteri hadir.

Batuk Menggonggong

Suara batuk bisa menyerupai gonggongan anjing, jeni batuk seperti ini sering disebabkan oleh pembengkakan di saluran napas bagian atas (laring atau trakea). Contoh penyakit yang sering menyebabkan batuk seperti ini dalah Croup .

Croup menyebabkan batuk serak yang terdengar seperti gonggongan anjing serta bising napas ketika anak bernafas dalam. Croup sering datang tiba-tiba, biasanya di tengah malam. Hal ini dapat menakutkan bagi orang tua maupun anak itu sendiri, tetapi biasanya akan hilang dengan pengobatan.

Batuk Rejan

Batuk rejan (pertusis) atau batuk 100 hari merupakan penyakit menular yang dapat menyebar dengan mudah dari orang ke orang melalui batuk. Pertusis sering dimulai dengan pilek seperti biasa, tapi segera berubah menjadi batuk yang parah.

Pertusis dapat dicegah tetapi bisa sangat serius, terutama bagi bayi. Untungnya penyakit ini dapat dicegah dengan cara imunisasi (DPT). Baca juga: Jadwal Imunisasi Anak

Batuk Mengi

Batuk dengan mengi (suara ngiik) kadang-kadang disebabkan oleh penyakit lebih serius. Beberapa kemungkinan penyebab batuk mengi antara lain:

  • Asma. Karena pada asma terjadi penyempitan saluran nafas (bronchus) sehingga ketika udara melewatinya maka akan terdengar bunyi mengi atau wheezing.
  • Pneumonia. Terjadi ketika bakteri atau virus masuk ke paru-paru dan menyebabkan infeksi dan peradangan. Gejalanya berupa batuk berdahak (produktif), demam, pernapasan lebih cepat dari biasanya, dan suara dalam paru-paru. Beberapa kasus pneumonia yang ringan dan hilang dengan sendirinya, namun penyakit ini dapat memberat dan serius.

Cara Mengatasi Batuk Pada Bayi

Sebagian besar batuk pada bayi dapat diatasi dengan perawatan yang baik di rumah. Secara umum, jika anak tetap aktif, makan dengan baik, minum cukup cairan, bisa bernapas dengan baik, dan bisa tidur dengan nyenyak, maka perawatan di rumah tanpa obat untuk mengatasi batuk pada bayi, biasanya sudah cukup.

Jangan kaget ketika batuk lebih buruk di malam hari, hal ini memang wajar terjadi. Cobalah beberapa tips mengatasi batuk pada bayi berikut supaya dia lebih nyaman:

  • Minum air putih lebih banyak. Berikan anak Anda air putih tambahan atau jus buah yang diencerkan untuk membantu mengencerkan lendir dan dahak serta menenangkan sakit tenggorokan. Bahkan cairan yang diminum lebih efektif dalam mengencerkan batuk berdahak pada bayi dibanding penggunaan obat-obatan.
  • Istirahat. Bagi anak yang sudah aktif san-sini, anjurkan ia untuk istirahat, namun bukan berarti Anda mengurungnya di tempat tidur, melainkan supaya mengurangi jam mainnya, atau menghindari aktifitas yang membuat batuknya menjadi lebih buruk.
  • Hindari asap. Lindungi bayi dari asap rokok atau asap lainnya. Jangan sampai ada yang merokok di sekitar anak Anda atau di rumah Anda.
  • Mengobati rasa sakit dan menurunkan demam. Jika anak merasa tidak nyaman karena rasa sakit atau ketika badannya panas, maka Anda dapat memberikan acetaminophen (paracetamol) atau ibuprofen untuk meredakan demam, nyeri, atau sakit kepala. Baca dan ikuti semua petunjuk pada label. Jangan memberikan aspirin kepada siapapun yang berumur di bawah 20 tahun. Bahya sindrom Reye, sebuah penyakit yang serius.
  • Beri Madu. Khusus untuk anak di atas 1 tahun, madu sangat baik untuk meredakan batuk kering atau tidak berdahak. Hal ini dapat diterapkan dengan cara menambahkan sesendok madu ke dalam air hangat, teh, atau jus lemon, sekitar 30 menit sebelum tidur. Jangan memberikan madu pada ayi dibawah usia 1 tahun. Katerangan lebih lanjut baca: Madu, Obat Batuk Herbal Ampuh
  • Memberikan humidifier dirumah
  • Hindari paparan alergen
  • Jemur bayi pada jam 6 hingga 8 pagi
  • Metode fisioterapi dada dengan menepuk punggung bayi dengan lembut
  • Gendong dengan metode kanguru

Sadari bahwa obat batuk yang tersedia dipasaran (tanpa resep) tidak akan menyembuhkan batuk atau mempersingkat batuk. Perlu diingat bahwa obat batuk dan pilek belum terbukti efektif pada bayi dan anak-anak pada segala usia, dan bahkan mungkin obat-obatan itu berbahaya bagi anak-anak jika tidak digunakan dengan tepat.

Jangan memberikan obat pilek atau obat batuk pada bayi di bawah usia 4 tahun tanpa persetujuan dokter. Obat-obatan ini tidak aman untuk bayi dan anak-anak. Bahkan ada laporan mengani overdosis, efeksamping berbahaya dan bahkan kematian pada anak-anak yang telah diberi terlalu obat terlalu banyak.

Batuk pada bayi biasanya berhenti ketika penyakit yang menyebabkannya hilang. Batuk yang disebabkan oleh virus umumnya akan bertahan hingga 3 minggu. Batuk yang lebih gigih atau tak kunjung sembuh bisa jadi merupakan masalah alergi atau asma dan bisa juga karena infeksi bakteri yang berat. Oleh karena itu periksakan ke dokter untuk mengatasi batuk seperti ini.

Kapan Harus ke Dokter?

Selalu perhatikan apa saja yang bayi alami ketika batuk, jika Anda menemukan tanda dan gejala berikut segera hubungi dokter:

Bayi kurang 1 tahun:

  • Batuk dan terlihat sakit (tidak mau makan, mudah marah atau rewel, kurang aktif dari biasanya).
  • Sesak
  • Muntah
  • Tanda dehidrasi
  • Demam tinggi
  • Tampaknya lelah karena terlalu banyak batuk.
  • Belum sepenuhnya diimunisasi terhadap pertusis (batuk rejan).

Batuk pada anak di atas 2 tahun:

  • Mengalami kesulitan bernapas.
  • Batuk rejan, atau suara mengi saat bernafas.
  • Lubang hidung kembang-kempis ketika mencoba untuk bernapas.
  • Batuk disertai dengan demam lebih 38º C selama lebih dari 5 hari.
  • Menggigil bersama dengan batuk dan demam.
  • Mengalami batuk selama 2 - 3 minggu tanpa perbaikan.
  • Tidak bisa tidur karena batuk
  • Timbul gejala baru lainnya, seperti sakit telinga atau ruam pada kulit.

35 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
McCarthy, C. (2016, January 16). Why your wheezing baby may need TLC, not medication (http://www.health.harvard.edu/blog/why-your-wheezing-baby-may-need-tlc-not-medication-201601128959)
Masseria, C., Martin, C. K., Krishnarajah, G., Becker, L. K., Buikema, A., Tan, T. Q. (2017). Incidence and burden of pertussis among infants less than 1 year of age. The Pediatric Infectious Disease Journal, 36(3), e54–e61 (http://doi.org/10.1097/INF.0000000000001440)
Mayo Clinic Staff. (2016, April 26). What is bronchiolitis: Overview (http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bronchiolitis/home/ovc-20201572)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app