12 Tips Ampuh Agar Anak Tidak Ngompol Lagi Saat Tidur

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
12 Tips Ampuh Agar Anak Tidak Ngompol Lagi Saat Tidur
Ada banyak penyebab mengapa si kecil masih ngompol sewaktu tidur. Namun pembahasan kita kali ini tidak menuju ke sana karena kita akan lebih menilik mengenai cara agar anak tidak ngompol lagi saat tidur. Menurut American Academy of Pediatrics, 90% anak berhenti ngompol dengan sendirinya ketika menginjak usia 7 tahun. Untung-untung, kalau buah hati sudah berhenti ngompol sebelum umur tersebut. Oleh karenanya bunda tak perlu panik kalau buah hati masih mengompol di bawah umur 7 tahun. Namun bagaimana bila si kecil tak berhenti ngompol juga setelah genap 7 tahun? Apa yang mesti dilakukan agar anak tidak ngompol lagi saat tidur? Berikut beberapa cara yang bisa bunda coba:

Tips Ampuh Agar Anak Tidak Ngompol Lagi Saat Tidur

Beberapa tips ini mungkin terlihat sederhana, namun bunda jangan risau karena cara-cara ini cukup ampuh mengurangi kebiasaan ngompol si kecil saat tidur.

1. Jangan memarahinya

Tak ada gunanya memarahi si kecil karena ia ngompol. Bunda harus sabar dan memahami bahwa ketika buah hati ngompol, ia biasanya tidak sengaja melakukannya, apalagi ketika sedang terlelap. Seperti disebutkan di awal tadi, ada banyak penyebab mengapa si kecil ngompol, dan sebagian besar bukanlah karena kesalahannya. Jadi, jangan sampai reaksi bunda atau anggota keluarga lain melukai psikologis buah hati hanya karena ia masih ngompol.

2. Amati bagaimana kamar tidurnya

Apakah kamar mandinya terlalu jauh dari ruang tidur si kecil, atau adakah area dalam rumah yang membuat si kecil takut di malam hari? Coba tanyakan pada buah hati, kira-kira ada-tidak alasan mengapa ia enggan pergi ke kamar mandi di malam hari. Jika si kecil takut gelap, maka beritahukan padanya bahwa tak mengapa untuk membangunkan bunda bila ia memang perlu pergi ke toilet. Bunda juga bisa menyalakan lampu kecil di kamarnya, atau di jalan menuju kamar mandi. Alternatif lain adalah dengan menaruh pispot dalam kamarnya.

3. Perhatikan seberapa banyak air yang diminumnya

Hanya karena buah hati sering ngompol, tak berarti bunda harus membatasi asupan air minumnya. Anak-anak tetap perlu minum cukup air, apalagi kalau cuacanya panas dan ia tergolong aktif. Soal ini, doronglah buah hati untuk minum lebih banyak sewaktu pagi (40%) dan siang (40%) hari, dan hanya 20% saja ketika malam. Amati apakah teknik ini berhasil meminimalisir ngompol.

4. Kurangi asupan makanan ini

Selain dengan mengurangi jumlah air minum di malam hari, si kecil sebaiknya juga tidak mengonsumsi coklat, kafein, minuman soda, atau jeruk-jerukan setelah pukul 3 sore.

5. Biasakan ke kamar mandi sebelum tidur

Sebelum tidur, temani ia buang air kecil lebih dulu. Lakukan hal yang sama kalau ia terbangun di malam hari. Bunda tak perlu sengaja membangunkan si kecil atau menggendongnya ke kamar mandi ketika ia ngantuk karena tindakan ini takkan mengobati kebiasaan ngompolnya.

6. Cari tahu pula frekuensi buang air kecilnya di siang hari

Idealnya, anak harus buang air kecil 4-7 kali sepanjang hari. Jika ia menghabiskan sebagian besar harinya di sekolah atau daycare, selidiki apakah ia nyaman menggunakan toilet di sana. Sebab kalau tidak, buah hati mungkin sengaja minum sedikit supaya tidak kencing, dan ia malah jadi lebih sering buang air di malam hari.

7. Jangan pakaikan popok

Beberapa bunda percaya tidak memakaikan popok bisa membuat si kecil lebih termotivasi untuk kencing di kamar mandi. Namun ada pula yang kurang setuju. Soal ini, bunda tinggal mengetes trik mana yang berhasil untuk buah hati.

8. Jelaskan mengenai tanggung jawabnya

Buah hati perlu diberitahu bahwa ia harus mulai mandiri, salah satunya dengan berjalan ke kamar mandi untuk kencing. Selain itu, libatkan si kecil juga ketika bunda membersihkan perlak atau perlengkapan tidur yang terkena urin. Dengan begitu, buah hati belajar bertanggung jawab juga atas tindak-tanduknya.

9. Apakah ia konstipasi juga?

Susah BAB merupakan salah satu penyebab gangguan kandung kemih. Ketika rektum yang terletak di belakang kandung kemih, penuh dengan feses keras, maka itu dapat menekan kandung kemih. Ini menyebabkan kandung kemih labil sehingga memicu ngompol di malam hari. Oleh sebab itu, amati apakah buah hati BAB rutin dan bagaimana tekstur fesesnya. Jika keras, maka tingkatkan asupan serat atau cairan. Jus apel, buah-buahan, sayuran, dan whole grain merupakan contoh makanan untuk atasi sembelit. Baca juga: Tips mengatasi anak panas di malam hari.

10. Teknik alarm

Kebanyakan anak berhenti ngompol setelah menggunakan teknik ini selama 12-16 minggu. Akan tetapi ada pula yang ngompol lagi setelah alarm berhenti digunakan. Bila bunda ingin mencobanya, pasang alarm khusus di kamar anak. Jelaskan bahwa begitu ia bangun untuk mematikan alarmnya, ia harus pergi ke toilet, lalu me-reset alarm sebelum kembali tidur. Di Amerika, cara ini banyak dipilih ketimbang obat-obatan karena bebas efek samping. Namun soal hasilnya, sekali lagi perlu trial and error karena si kecil juga harus bersedia menggunakan teknik ini.

11. Berikan reward

Meski terlalu sering memberikan reward bukanlah hal bijak karena menimbulkan ‘ketergantungan’, tapi tak ada salahnya cara ini dicoba juga bun. Untuk ini, bunda bisa menggunakan kalender dan tempelkan stiker atau cap lucu bila buah hati berhasil melalui malam tanpa ngompol. Nanti bila ia sudah mengumpulkan stiker dalam jumlah tertentu, bunda dapat memberikan hadiah kecil-kecilan. Dibanding menghukum si kecil, metode ini jelas lebih ampuh.

12. Waktunya periksa ke dokter

Sebenarnya ada obat-obatan untuk membantu agar anak tidak ngompol lagi saat tidur. Namun yang mengkhawatirkan adalah efek sampingnya. Desmopressin misalnya, memang mampu mengurangi produksi urin, akan tetapi juga dapat menyebabkan sakit kepala, muka merah, mual, hinggga retensi air. Terkait hal ini, bunda tentu harus berkonsultasi dengan dokter anak. Bunda juga perlu membawa si kecil ke dokter jika:
  • Ngompol membuat bunda atau buah hati stres.
  • Si kecil mulai ngompol lagi setelah lama tidak begitu.
  • Muncul gejala lain seperti rasa sakit sewaktu buang air kecil.

27 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Desmopressin. Micromedex 2.0 Healthcare Series. http://www.micromedexsolutions.com.
Enuresis. In: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-5. 5th ed. Arlington, Va.: American Psychiatric Association; 2013. http://dsm.psychiatryonline.org.
Huang T, et al. Complementary and miscellaneous interventions for nocturnal enuresis in children. Cochrane Database of Systematic Reviews. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/14651858.CD005230.pub2/abstract.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app