ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Rivaroxaban: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Okt 21, 2020 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Rivaroxaban adalah obat yang digunakan untuk mencegah gumpalan darah akibat masalah detak jantung tak beraturan (fibrilasi atrium);
  • Manfaar rivaroxaban juga dapat mencegah gumpalan darah akibat operasi pergantian lutut atau pinggang hingga menurunkan risiko gangguan jantung;
  • Dosis rivaroxaban untuk mencegah penggumpalan darah akibat fibrilasi atrium adalah 1 x sehari 15-20 mg setelah makan malam;
  • Efek samping rivaroxaban meliputi mudah memar, perdarahan ringan (mimisan atau luka berdarah), sakit punggung, hingga sakit kepala;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan rivaroxaban saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
  • Klik untuk mendapatkan rivaroxaban atau obat jantung lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Rivaroxaban adalah obat yang digunakan untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah akibat masalah detak jantung tak beraturan (fibrilasi atrium) atau setelah operasi pergantian pinggang maupun lutut. Obat ini juga sering diandalkan untuk mencegah pembekuan darah pada pasien berisiko tinggi yang mobilitasnya terbatas selama berada di rumah sakit atau selama rawat jalan.

Rivaroxavan termasuk antikoagulan yang bekerja dengan memblokir faktor Xa selaku protein pembekuan dalam darah. Hal tersebut menyebabkan jumlah trombin mengalami penurunan. Trombin itu sendiri merupakan zat yang dibutuhkan untuk membentuk gumpalan darah. Ketika trombin berkurang, maka inilah yang akan mencegah terbentuknya gumpalan darah.

Mengenai Rivaroxaban

Golongan

Resep dokter

Kemasan

Tablet

Kandungan

Rivaroxaban

Manfaat Rivaroxaban

Berbagai manfaat rivaroxaban adalah sebagai berikut:

  • Mencegah stroke pada pasien fibrilasi atrium;
  • Mencegah dan mengobati penggumpalan darah di pembuluh darah;
  • Mencegah trombosis vena dalam (deep vein thrombosis) setelah operasi pergantian lutut atau pinggang;
  • Menurunkan risiko terbentuknya gumpalan darah di kemudian hari (kekambuhan);
  • Menurunkan risiko gangguan jantung seperti serangan jantung atau stroke, terutama pada pasien penyakti jantung koroner kronis atau penyakit arteri perifer;

Efek samping Rivaroxaban

Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan rivaroxaban dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.

Sejumlah efek samping rivaroxaban yang mungkin terjadi antara lain:

  • Mudah memar;
  • Perdarahan ringan (mimisan atau luka berdarah);
  • Sakit punggung;
  • BAB berdarah;
  • Batuk berdarah;
  • Pusing;
  • Sakit kepala.

Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:

  • Ruam;
  • Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
  • Pusing parah;
  • Kesulitan bernapas.

Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Dosis Rivaroxaban

Dosis rivaroxaban bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.

Rivaroxaban tersedia dalam bentuk tablet 10 mg, 15 mg, dan 20 mg. Tablet dengan dosis 10 mg dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan, sedangkan tablet 15 mg dan 20 mg harus dikonsumsi bersamaan dengan makanan.

Dosis rivaroxaban disesuaikan dengan keluhannya masing-masing, yaitu:

  • Mencegah penggumpalan darah setelah operasi pergantian lutut atau pinggang: 1 x sehari 10 mg selama 12-35 hari. Dosis awal diminum 6-10 jam setelah operasi;
  • Mencegah penggumpalan darah akibat detak jantung tidak teratur: 1 x sehari 15-20 mg setelah makan malam;
  • Mengobati kejadian penggumpalan darah: 2 x sehari 15 mg selama 3 minggu pertama, lalu dikurangi menjadi 1 x sehari 20 mg
  • Mencegah gumpalan darah kembali terbentuk (kekambuhan): 1 x sehari 20 mg dengan atau tanpa makanan. 

Interaksi Rivaroxaban

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan rivaroxaban adalah sebagai berikut:

  • Mifepristone;
  • Clopidogrel;
  • Obat pengencer darah, seperti warfarin atau enoxaparin;
  • Obat antidepresan, dari golongan SSRI seperti fluoxetine atau SNRI seperti desvenlafaxine atau venlafaxine.

Selain itu, ada beberapa jenis obat yang dapat mengganggu cara kerja rivaroxaban dalam tubuh, antara lain:

  • Cobicistat;
  • Conivaptan;
  • Obat jamur golongan azole, seperti itraconazole, ketoconazole, atau posaconazole;
  • Rifamycin, seperti rifampin;
  • Protease inhibitor HIV, seperti lopinavir atau ritonavir;
  • Obat kejang, contohnya carbamazepine, fenitoin, atau fenobarbital;

Kemungkinan ada obat lainnya yang juga dapat berinteraksi dengan rivaroxaban, tapi belum tercantum dalam daftar di atas. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. 

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan rivaroxaban adalah sebagai berikut:

  • Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat maupun penyakit tertentu, terutama gangguan hati atau ginjal, gangguan darah (perdarahan lambung, usus, atau otak), katup jantung buatan, stroke, kelainan darah (anemia, hemofilia, atau trombositopenia), retinopathy, dan malabsorpsi glukosa-galaktosa;
  • Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan rivaroxaban saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
  • Obat ini dapat menyebabkan perdarahan. Untuk menurunkan risikonya, berhati-hatilah saat menggunakan benda-benda tajam seperti gunting kuku atau pisau cukur. Gunakan pisau cukur elektrik dan sikat gigi berbulu halus untuk mencegah risiko iritasi atau luka;
  • Jangan berhenti menggunakan obat tanpa sepengetahuan dokter. Alih-alih menyembuhkan, hal ini malah bisa memicu reaksi efek samping dan memperparah kondisi Anda.

Artikel terkait:


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app