HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Retardasi Mental - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 12, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 27, 2019 Waktu baca: 4 menit

Apakah Retardasi Mental itu?

Retardasi mental adalah penurunan fungsi kecerdasan yang menyeluruh secara bermakna yang mengakibatkan gangguan adaptasi pada lingkungan sekitarnya. Retardasi mental ini didapatkan selama anak mengalami masa perkembangan. Orang-orang yang mengalami retardasi mental atau intellectual disability dapat mempelajari keterampilan yang baru, tetapi mereka mempelajarinya dalam waktu yang lebih lama.

Mengenai Retardasi Mental

Seseorang dikatakan mengalami retardasi mental (intellectual disability) jika memiliki keterbatasan dalam dua hal, yaitu:

  • Fungsi intelektual yang dikenal juga sebagai IQ. Fungsi ini mengacu pada kemampuan seseorang untuk belajar, berpikir, membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah.
  • Perilaku beradaptasi di mana ini merupakan keterampilan yang diperlukan untuk menjalani kehidupan sehari-hari, seperti mampu berkomunikasi secara efektif, berinteraksi dengan orang lain, serta mampu merawat diri sendiri.

Retardasi mental diklasifikasikan ke dalam 5 kategori:

  • Retardasi mental ringan dengan IQ dari (50-55) hingga 70
  • Retardasi mental sedang dengan IQ dari (35-40) hingga (50-55)
  • Retardasi mental berat dengan IQ dari (20-25) hingga (35-40)
  • Retardasi mental sangat berat dengan IQ di bawah 20-25
  • Retardasi mental yang tingkat keparahannya tidak dapat ditentukan (Ketika tidak dapat diuji dengan tes kecerdasan standar)

Penyebab Retardasi Mental

Menurut Manual Merck, dokter hanya dapat mengidentifikasi penyebab spesifik retardasi mental pada sekitar 1/3 kasus ringan dan 2/3 kasus sedang hingga berat. Penyebab retardasi mental atau intellectual disability dapat terjadi akibat:

  • Gangguan pada masa kehamilan, seperti infeksi, paparan alkohol, obat-obatan, atau racun lainnya
  • Trauma pada proses kelahiran, seperti kekurangan oksigen atau kelahiran bayi prematur
  • Kelainan bawaan, seperti fenilketonuria (PKU) atau penyakit Tay-Sachs
  • Kelainan kromosom, seperti sindrom Down
  • Keracunan zat timbal atau merkuri
  • Malnutrisi kategori berat
  • Penyakit anak usia dini, seperti batuk rejan, campak, atau meningitis
  • Cedera otak parah

Gejala Retardasi Mental

Gejala retardasi mental sangat bervariasi, didasarkan pada tingkat kecacatan anak Anda. Gejala umum retardasi mental meliputi:

  • Tidak memenuhi standar intelektual sesuai perkembangan usianya
  • Ketidakmampuan menjalani kehidupan normal karena sulit berkomunikasi, merawat diri sendiri, atau berinteraksi dengan orang lain
  • Belajar duduk, merangkak, atau berjalan lebih lambat dari anak-anak lain
  • Terlambat berbicara atau kesulitan berbicara dengan jelas
  • Memiliki masalah dalam memori atau daya ingat
  • Ketidakmampuan untuk memahami konsekuensi dari tindakan
  • Ketidakmampuan untuk berpikir secara logis
  • Perilaku kekanak-kanakan yang tidak sesuai dengan usia aktual anak
  • Kurangnya rasa ingin tahu
  • Kesulitan belajar
  • Memiliki IQ di bawah 70

Pencegahan Retardasi Mental

Retardasi mental dalam kebanyakan kasus tidak dapat dicegah. Pencegahan dapat berupa pencegahan primer (mencegah timbulya) dan pencegahan sekunder (mengurangi perburukan gejala). Beberapa contoh pencegahan primer, mengobati gangguan metabolisme seperti fenilketonuria (PKU), galaktosemia, dan hipotiroidisme bawaan dapat diobati sebelum menyebabkan keterbelakangan mental.

Kondisi ini dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan darah sederhana setelah bayi lahir. Tes selama kehamilan juga dapat dilakukan untuk menilai apakah bayi memiliki kelainan kromosom seperti sindrom Down atau tidak.

Anak-anak yang mengalami gangguan metabolisme biasanya mendapatkan perawatan dengan obat-obatan atau melakukan diet khusus. Jika perawatan dimulai sejak dini, maka kemungkinan terjadinya retardasi mental dapat dicegah. Sindrom Alkohol Janin (Fetal Alcohol Syndrome) juga dapat dicegah dengan tidak mengonsumsi alkohol selama kehamilan.

Pengobatan Retardasi Mental

Diagnosa retardasi mental

Retardasi mental dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis. Jika bayi memiliki kelainan fisik yang menunjukkan kelainan genetik atau metabolisme, berbagai tes dapat dilakukan untuk menegakan diagnosa. Pemeriksaan yang dilakukan termasuk tes darah, tes urin, tes pencitraan dan electroencephalogram (EEG).

Pada anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan jika keterlambatan perkembangan tidak disebabkan oleh masalah lain seperti masalah pendengaran dan gangguan neurologis tertentu.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) kepala dapat membantu klasifikasi otak, perdarahan didalam kepala pada bayi dengan ubun-ubun yang masih terbuka. Pemeriksaan darah digunakan untuk mendeteksi fenilketonuria (PKU) atau gangguan tiroid.

3 Hal yang menjadi indikator dalam mendiagnosa gejala retardasi mental (intellectual disability), yaitu wawancara dengan orang tua, pengamatan anak, dan pengujian kecerdasan serta perilaku adaptif. Seorang anak dianggap mengalami retardasi mental jika memiliki kekurangan baik dalam tingkat IQ maupun perilaku adaptif. Jika hanya satu hal, maka anak tersebut tidak bisa didiagnosa mengalami retardasi mental.

Pilihan pengobatan retardasi mental

Anak yang didiagnosa mengalami retardasi mental (intellectual disability) tidak bisa sembuh sepenuhnya. Tetapi ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk merawat anak Anda agar dapat berkembang layaknya anak normal.

Tujuan utama perawatan adalah untuk membantu anak Anda mencapai potensi penuh dalam hal pendidikan, keterampilan sosial, dan keterampilan hidup. Perawatan mungkin termasuk terapi perilaku, terapi okupasi, konseling, dan dalam beberapa kasus, memperbaiki kondisi.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu anak yang mengalami retardasi mental, meliputi:

  • Melatih kemandirian anak Anda. Biarkan anak mencoba hal-hal baru dan dorong anak Anda untuk melakukan sesuatu sendiri
  • Libatkan anak dalam kegiatan kelompok. Mengambil kelas seni atau berpartisipasi dalam kegiatan pramuka akan membantu anak membangun keterampilan sosial
  • Pantau perkembangan anak. Anda dapat memantau kemajuan dan melatih kembali apa yang dipelajari anak Anda di sekolah melalui latihan di rumah
  • Berkenalan dengan orang tua lain yang memiliki anak dengan kondisi retardasi mental sehingga Anda dapat berbagi saran, cara penanganan, dan dukungan emosional

10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Bhandari, S. WebMD (2018). Intellectual Disability (Mental Retardation). (https://www.webmd.com/parenting/baby/intellectual-disability-mental-retardation)
Legg, TJ. Healthline (2016). Mental Retardation. (https://www.healthline.com/health/depression/risk-factors)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app