Remaja Pengguna Rokok Elektrik Berisiko Jadi Perokok Tembakau

Dipublish tanggal: Jun 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Sep 10, 2019 Waktu baca: 2 menit
Remaja Pengguna Rokok Elektrik Berisiko Jadi Perokok Tembakau

Hasil dari sebuah penelitian yang telah diterbitkan oleh jurnal Tobacco Control menyebutkan bahwa remaja yang tak pernah merokok tembakau, akan memiliki kecenderungan merokok tembakau ada tahun berikutnya bila remaja tersebut pengguna rokok elektrik. 

Temuan tersebut menjadi bukti pendukung bahwa rokok elektrik jembatan pemakai rokok biasa.

Remaja Pengguna Rokok Elektrik Rentan Jadi Perokok Tembakau

Berawal dari rasa penasaran yang kemudian berakhir pada ketagihan, hal tersebutlah yang dirasakan remaja yang pada awalnya hanya mengikuti tren dan mencoba rokok elektrik dan akhirnya justru menghisap rokok tembakau. 

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, remaja pengguna rokok elektrik memiliki 4 kali lebih mungkin beralih ke rokok tembakau.

Hasil dari penelitian tersebut melibatkan setidaknya 350 responden remaja yang dipilih secara acak. Responden tersebut disurvei tentang rokok yang digunakan dan kebiasaan merokok elektrik saat SMA. Lalu setahun kemudian, para responden ini disurvei ulang mengenai perkembangannya.

Hasil yang didapatkan antara remaja tersebut mengaku menggunakan rokok elektrik, namun tak pernah mencoba rokok tembakau. 31 persen dari para responden beralih ke rokok jenis tembakau pada tahun berikutnya. 

Namun sebaliknya pada kalangan remaja yang tak merokok tembakau atau rokok elektrik, 7 persennya mencoba rokok tembakau pada tahun berikutnya.

Pemakaian dari rokok elektrik tersebut akan dapat meningkatkan risiko dari remaja untuk merokok dengan menggunakan tembakau. 80 persen remaja berkata merokok dengan menggunakan rokok elektrik akan justru memiliki kecenderungan untuk mengubah pandangan bila rokok tembakau yang lebih sedikit risikonya daripada dengan rokok elektrik.

Rokok Elektrik Lebih Aman?

Popularitas dari rokok elektrik pada saat ini semakin meningkat. Bagi kalangan remaja rokok yang memiliki berbagai varian rasa tersebut mulai banyak digemari. Varian rasa yang hadir tersebut antara lain rasa cotton candy hingga pizza yang akan membuat peminat alat tersebut semakin meningkat.

Alat yang dioperasikan adalah dengan menggunakan baterai dan tetap menggunakan nikotin dan air sehingga akan menghasilkan uap. Minat yang besar tersebut dikarenakan dapat menghemat pengeluaran dari pendapatan seseorang. Selain itu berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan produk ini adalah alatnya yang dapat tahan lama.

Penggunaan dari rokok elektrik ini bagi remaja akan dapat menghemat hingga ribuan dollar dalam setahunnya. Namun disisi lain harga yang murah tersebut menyebabkan dampak negatif yang cenderung besar.

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sendiri masih menyelidiki efek yang ditimbulkan bagi kesehatan akibat dari rokok jenis tersebut dan beberapa penelitian telah mengungkapkan jika penggunaan rokok elektrik masih menimbulkan bahaya kesehatan seperti penyakit jantung. Walaupun demikian, produk rokok elektrik masing sering diiklankan.

Faktor Penyebab Pengguna Rokok Elektrik Beralih ke Rokok Tembakau

Remaja yang sudah mulai untuk menggunakan rokok elektrik mengaku bahwa menggunakan jenis rokok tersebut dikarenakan menawarkan beragam rasa yang dapat menggugah selera. Selain, itu, perokok tersebut juga beranggapan bahwa tak ada akibat yang ditimbulkan pada kesehatan secara langsung.

Remaja tersebut juga menyimpulkan bahwa bahaya yang ditimbulkan akibat dari pengguna rokok tersebut justru dilebih-lebihkan. Para peneliti sendiri mencatat bahwa penggunaan rokok elektrik akan dapat menyebabkan remaja menjadi perokok tembakau.

Hanya saja, dalam penelitian tersebut juga memperhitungkan beberapa faktor yang dapat terhubung dengan peningkatan risiko merokok, seperti halnya jenis kelamin, etnis, kebiasaan dari orang tua, bahkan dunia pendidikan. Perbedaan usia memang berbeda pula alasannya untuk mencoba penggunaan rokok elektrik tersebut.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Hilton, Shona & Weishaar, Heide & Sweeting, Helen & Trevisan, Filippo & Katikireddi, Srinivasa. (2016). E-cigarettes, a safer alternative for teenagers? A UK focus group study of teenagers' views. BMJ Open. 6. 10.1136/bmjopen-2016-013271. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/310471375_E-cigarettes_a_safer_alternative_for_teenagers_A_UK_focus_group_study_of_teenagers'_views)
Think E-Cigs Can’t Harm Teens’ Health?. U.S. Food and Drug Administration (FDA). (https://www.fda.gov/tobacco-products/public-health-education/think-e-cigs-cant-harm-teens-health)
Vaping: What You Need to Know (for Teens). Nemours KidsHealth. (https://kidshealth.org/en/teens/e-cigarettes.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app