Refleks Primitif Pada Bayi

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mei 11, 2019 Waktu baca: 2 menit
Refleks Primitif Pada Bayi

Setelah lahir, bayi umumnya tidur sepanjang waktunya. Pada saat bangun biasanya menangis. Bayi tidak mempunyai perasaan senang. Ia tidak menyukai cahaya langsung ke matanya dan bereaksi dengan menutup matanya. Kepalanya selalu menoleh ke arah tempat terang, misalnya jendela. Sepanjang waktu ia terlentang diam. Ia dapat melakukan fleksi (menekuk) dan ekstensi (membuka) tungkai dan lengannya. 

Bila ditengkurapkan, bayi baru lahir tidak dapat mengangkat kepalanya dari permukaan tilam. Seringkali terlihat refleks bayi berupa gerak klonus otot rahang, dan kadang-kadang klonus di pergelangan kaki.Tangannya biasanya mengepal, dengan posisi ibu jari biasanya diantara telunjuk dan jari tengah.

Refleks primitif banyak sekali dapat diamati pada bayi baru lahir, tetapi kebanyakan hanya penting dari segi akademis saja. Beberapa hal penting dari segi klinis, yaitu bila refleks tersebut lambat perkembangannya atau bahkan tidak tampak sama sekali, misalnya pada bayi kurang bulan atau bayi yang sakit.Jika refleks primitif pada bayi menetap sampai melebihi umur 6 bulan, mungkin saja terdapat gangguan neurologis.

Refleks Primitif Pada Bayi

Adapun beberapa refleks primitif pada bayi baru lahir, antara lain:

1. Refleks moro

Reflek ini disebut juga startle reflex. Refleks primitif ini terdapat pada bayi baru lahir sampai 2-4 bulan. Refleks ini dapat dimunculkan dengan cara memukul tempat tidur bayi, suara ribut, dsb. Tetapi paling baik dengan cara memegang dan meletakkan lengan pemeriksa sepanjang punggung dan kepala bayi. Kemudian, jika tiba-tiba kepala bayi dijatuhkan sesaat beberapa centimeter ke belakang, akan muncul refleks:

Tahap 1. Lengan dan tungkai terentang seperti terkejut. Tahap 2. Lengan melakukan gerak fleksi seperti memeluk

2. Refleks genggam

Grasp Reflex = Refleks genggam

Refleks genggam ini menghilang pada bayi umur 2-3 bulan. Refleks grasp ini dapat ditimbulkan dengan cara menggoreskan jari-jari pemeriksa pada permukaan telapak tangan bayi. Bayi akan menggenggam jari pemeriksa dan genggaman tersebut cukup erat sehingga dengan genggaman tersebut bayi dapat diangkat, bahkan pada bayi kurang bulan genggaman tersebut juga sudah cukup kuat. Refleks ini berhubungan dengan penilaian taktil dan propioseptif.

3. Refleks tonik otot leher asimetris (ATNR )

Refleks ini disebut juga posisi pemain anggar 9fencer position. Refleks tonik leher asimetris ini dapat ditimbulkan dengan cara menolehkan kepala bayi ke satu sisi dan bayi akan bereaksi dengan gerakan ekstensi lengan dan tungkai pada sisi yang berlawanan. Refleks ini berangsur menghilang pada umur kehamilan 36 minggu dan hampir tidak tampak pada bayi cukup bulan, kemudian muncul lagi pada umur 1 bulan dan selanjutnya menghilang pada usia 4-6 bulan.

4. Refleks tonik otot leher simetris

Refleks ini dikenal dengan reflex merangkak. Dengan mengekstensikan lengan dan menekuk lutut kemudian akan menyebabkan kepala dan leher menjadi ekstensi. Refleks ini menghilang pada umur 9-11 bulan.

5. Refleks berjalan

Refleks ini dapat ditimbulkan dengan cara memegang bayi pada ketiaknya seperti posisi berdiri. Bayi akan mengerakkan kakinya seperti gerak berjalan.

6. Refleks menaiki tangga

Bila bagian dorsal kaki bayi disentuhkan ke bawah permukaan meja, bayi akan mengangkat kakinya ke atas permukaan meja.

7. Refleks rooting

Jika pipi bayi disentuh, ia akan menggerakan mulutnya ke arah sentuhan. Itulah sebabnya, pada waktu bayi dalam posisi menyusu dan pipinya tersentuh putting susu, ia akan menggerakan mulutnya ke arah putting susu tersebut. Refleks ini disebut Refleks Rooting, salah satu refleks primitif pada bayi baru lahir.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
van Gijn, J. (1995, November). The Babinski reflex. Postgraduate Medical Journal, 71(841), 645–648 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2398330/pdf/postmedj00035-0007.pdf)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app