Pes - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 7, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Pes atau yang dikenal dengan sampar termasuk penyakit yang terjadi akibat infeksi bakteri berupa Yersinia pestis. Penularan penyakit ini biasa melalui hewan pengerat seperti tikus dengan perantara kutu Xenopsylla cheopsis.

Sering disebut dengan black death karena penyakit ini menyebabkan hitam pada ujung-ujung jari, selain itu pes juga menyumbang angka kematian yanh tinggi. 

Pes menjadi termasuk penyakit menular dan wajib dilaporkan ke dinas kesehatan.

Gejala Penyakit Pes

Pes termasuk penyakit yang kejadiannya cukup luar biasa di Indonesia. Terutama pada tahun 2007 yang terjadi sebanyak 82 kasus dan tingkat kematiannya mencapai 80%. 

Karena pes ini termasuk penyakit yang sumbernya dari binatang pengerat dan jumlahnya yang cukup banyak dan sulit dikendalikan sehingga di Indonesia masih membutuhkan pengamatan intensif.

Gejala pes muncul 2 - 8 setelah kontaminasi, umumnya menyerang organ manusia, 3 organ tubuh yang paling sering rusak adalah:

Pes yang terjadi pada sistem limfatik
Untuk gejala dari jenis pes pada sistem limfatik ini akan ditandai dengan adanya pembesaran pada kelenjar getah bening. Pemberesan pada lipat paha, leher dan ketiak yang ukurannya seperti telur ayam. Benjolan tersebut akan terasa hangat dan lunak. Dengan gejala utama seperti menggigil, demam, lemas, nyeri otot, pusing dan kejang.

Pes pada paru-paru
Pes pada paru-paru memiliki gejala yang muncul lebih cepat, dpat terlihat setelah terinfeksi setelah beberapa jam. Ditandai dengan adanya sesak nafas, batuk darah, muntah, mual, pusing, demam tinggi dan tubuh menjadi lemas. Gejala juga akan berkembang lebih cepat dan menyebabkan syok dalam waktu 2 hari.

Pes yang terjadi pada aliran darah
Untuk gejala dari pes pada aliran darah ini mampu menyebabkan kematian sebelum gejala muncul. Dengan gejala seperti diare, nyeri perut, demam, lemas, mual & muntah, perdarahan, syok dan gangrene.

Cara Pengobatan Penyakit Pes

Pes termasuk penyakit yang dapat membahayakan nyawa seseorang. Oleh karena itu pengobatan harus dilakukan sedini dan secepat mungkin. Dengan begitu pasien akan dirawat dengan baik dan diberi obat di rumah sakit.

Penanganan penyakit ini akan dimulai dengan pemberian antibiotik. Seperti ciprofloxacin atau gentamicin, cairan infus dan tambahan oksigen. Sedangkan penderita yang memiliki riwayat pneumonic plague harus diisolasi sebagai pencegahan penyebaran bakteri.

Siapa saja yang berhubungan dengan penderita kesehatannya perlu dimonitor. Baik tenaga medis atau perawat dengan diberikan antibiotik sebagai pencegahan. 

Pengobatan dapat dilanjutkan setelah beberapa minggu dan sampai gejala yang terjadi mulai mereda. Penderita penyakit Pes yang tidak melakukan pengobatan dengan tepat, maka kematian akan terjadi setelah gejala muncul 24 jam.

Komplikasi & Pencegahan Pes

Komplikasi yang mungkin timbul karen pes adalah kematian yang diakibatkan terganggunya aliran darah ke jari kaki dan tangan sampai peradangan selaput otak.

Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan sebagai upaya untuk menghindari infeksi yang terjadi. Mulai dari memastikan rumah Anda bersih dari hewan pengerat dan membersihkan area dengan pastisida. Membersihkan sisa makanan yang kemungkinan dapat dikonsumsi hewan pengerat tersebut.

Gunakan sarung tangan saat Anda berhadapan dengan hewan. Terutama hewan yang kemungkinan telah terinfeksi. Dengan begitu, kulit akan terhindar dari adanya kontak bakteri. 

Bisa juga menggunakan pembasmi serangga untuk membasmi pinjal. Tapi jika Anda sudah terpapar pinjal, sebaiknya segera temui dokter supaya tidak merebak dan Anda mendapatkan penanganan yang baik.

Faktor Risiko dan Penyebaran Pes

Pes yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis terdapat pada beberapa hewan pengerat. Seperti tupai, tikus dan bajing. Bakteri ini dapat memasuki tubuh manusia jika mengalami kontak langsung.

Sedangkan penyebaran antarmanusia akan terjadi pada pes paru-paru. Terutama melalui cipratan ludah saat penderita mulai batuk dan terhirup oleh orang lain yang ada di sekitarnya. 

Tapi pada hewan peliharaan dapat terinfeksi melalui makanan hewan pengerat dan gigitan pinjal yang sudah terinfeksi.

Selain itu ada beberapa faktor atau kondisi yang dapat meningkatkan risiko terkena Pes. Seperti Anda yang tinggal di daerah sanitasi yang buruk. 

Kontak dengan hewan mati, berprofesi sebagai dokter hewan dan sering melakukan kegiatan di alam terbuka.


25 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Bubonic Plague: Causes, Symptoms, and Treatmenticon-circle-arrow-up. Verywell Health. (https://www.verywellhealth.com/how-is-bubonic-plague-spread-2860699)
THE SPREAD OF BUBONIC PLAGUE. The Lancet, Volume 148, Issue 3825, 1776. (https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(01)60547-6/fulltext?code=lancet-site)
JACK D. POLAND, ALLAN M. BARNES, JACK J. HERMAN, HUMAN BUBONIC PLAGUE FROM EXPOSURE TO A NATURALLY INFECTED WILD CARNIVORE, American Journal of Epidemiology, Volume 97, Issue 5, May 1973, Pages 332–337, https://doi.org/10.1093/oxfordjournals.aje.a121513. Oxford Academic. (https://academic.oup.com/aje/article-abstract/97/5/332/152379?redirectedFrom=fulltext)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app