Krabbe Disease - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 22, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 4 menit

Apakah Penyakit Krabbe itu?

Penyakit krabbe adalah salah satu jenis penyakit langka berupa kelainan pada sistem saraf pusat dan perifer. Penyakit Krabbe juga dikenal sebagai Leukodystrophy dan Lysosomal Storage Disorder (LSD). 

Krabbe adalah satu dari lebih dari 50 Leukodystrophies yang dikenal dan merupakan kelainan saraf secara progresif yang dapat mempengaruhi myelin pada otak.

Mengenai Penyakit Krabbe

Penyakit krabbe merupakan penyakit genetik yang diturunkan dan cukup mematikan. Penyakit trabbe tidak mampu menciptakan atau mengalami kekurangan enzim yang disebut Galactosylceramidase (GALC) yang dibutuhkan tubuh untuk membuat myelin. Myelin sendiri merupakan zat yang digunakan tubuh untuk mengelilingi dan melindungi serat saraf. Tanpa perlindungan ini, sel pada otak akan mati dan saraf pada otak dan sistem saraf lainnya tidak akan berfungsi dengan baik.

Penyakit Krabbe terjadi pada sel lisosom yang tidak berfungsi dengan baik. Pada orang yang sehat, enzim ini memecahkan material yang ada di lisosom, namun jika tubuh tidak menghasilkan cukup enzim spesifik, seperti GALC maka dapat menyebabkan racun berbahaya menumpuk dalam tubuh.

Keracunan pada otak disebabkan ketika terlalu sedikit GALC yang diproduksi dan mengarah ke demielinasi. Kerusakan selubung myelin dapat mengganggu sinyal yang dikirim dan diterima dari sistem saraf pusat dan perifer yang mengakibatkan perkembangan penyakit.

Penyebab Penyakit Krabbe

Penyakit Krabbe yang merupakan kelainan genetik atau bawaan dari orang tua, disebabkan oleh mutasi genetik di mana terjadi perubahan permanen dalam urutan DNA untuk membentuk gen tertentu. Gen abnormal ini baru dapat diturunkan ke anak ketika kedua orangtuanya mewarisi penyakit tersebut.

Tetapi penyebab utama penyakit krabbe adalah mutasi genetik. Gen abnormal akan mengalami kekurangan enzim galactosylceramidase (GALC) akan sulit memproduksi dan memelihara myelin. Penderita penyakit krabbe yang tidak memiliki galactosylceramidase menyebabkan zat galactolopid akan menumpuk pada otak. Galaktolipid sendiri disimpan oeh sel globoid, sehingga penyakit krabbe kadang juga disebut leukodistrofi sel globoid.

Gejala Penyakit Krabbe

Penyakit krabbe biasanya muncul pada bayi dengan usia 2-5 bulan pertama kehidupan dengan kondisi yang dimulai secara bertahap. Jika penyakit krabbe terjadi lebih awal maka semakin cepat pula penyakit akan berkembang. Bayi penderita krabbe biasanya memiliki gejala yang lebih berat dibandingkan mereka yang baru menderita penyakit krabbe di usia lanjutan.  

Gejala awal penyakit krabbe pada bayi

Tanda dan gejala umum pada awal perjalanan penyakit krabbe meliputi:

  • Kesulitan makan 
  • Mudah menangis
  • Demam tanpa tanda infeksi 
  • Penurunan respon tubuh
  • Kejang otot 
  • Kehilangan kontrol kepala 
  • Sering muntah

Seiring perkembangan penyakit, tanda dan gejala menjadi lebih parah sehingga dapat menimbulkan kondisi sebagai berikut: 

  • Kejang 
  • Penurunan perkembangan (fungsi mental dan motorik)
  • Kehilangan pendengaran dan penglihatan secara progresif 
  • Otot kaku dan menyempit 
  • Kehilangan kemampuan untuk menelan dan bernapas secara progresif

Anak-anak yang lebih tua seperti pada Krabbe Infantil Later Onset dan orang dewasa Ketika penyakit Krabbe berkembang kemudian di masa kanak-kanak atau selama dewasa, tanda dan gejala dapat sangat bervariasi.

Gejala penyakit krabbe pada anak usia lanjutan meliputi:

  1. Hilangnya penglihatan secara progresif (kebutaan)
  2. Kesulitan berjalan (ataksia)
  3. Penurunan keterampilan berpikir
  4. Kehilangan koordinasi tangan
  5. Kelemahan otot atau otot kaku

Jenis dan Komplikasi Penyakit Krabbe

Terdapat dua jenis penyakit krabbe, yaitu:

  • Penyakit Krabbe dengan onset dini terjadi pada bulan-bulan pertama setelah kelahiran biasanya sebelum bayi mencapai usia 6 bulan
  • Penyakit Krabbe dengan onset lambat terjadi pada masa anak-anak atau pada remaja awal

Penyakit Krabbe sebenarnya sangat jarang terjadi. Seorang anak memiliki kemungkinan 1 dari 4 untuk mengembangkan kelainan Sindrom Hurter jika kedua orang tua sama-sama memiliki gen yang rusak.

Diagnosis Penyakit Krabbe

Sebelum memberikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui gejala awal yang terjadi. Pengambilan sampel darah atau biopsi jaringan kulit akan dianalisa di laboratorium. Analisa dilakukan dengan menguji aktivitas enzim GALC dalam sampel. Jika tingkat aktivitas GALC sangat rendah maka ada kemungkinan pasien tersebut menderita penyakit Krabbe.

Tes lain juga dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit Krabbe antara lain:

  • MRI otak untuk mencari kelainan abnormal
  • Studi konduksi saraf untuk mengukur kecepatan impuls listrik yang dikirim melalui sistem saraf 
  • Pemeriksaan mata untuk mencari tanda kerusakan saraf optik
  • Uji genetik untuk mendeteksi cacat genetik penyebab penyakit krabbe

Pencegahan Penyakit Krabbe

Belum ada metode yang tepat terhadap pencegahan penyakit Krabbe yang diketahui. Kondisi penyakit krabbe dapat diketahui melalui riwayat keluarga yang juga memiliki penyakit Krabbe serta pengujian genetik dapat dilakukan untuk menentukan apakah dia membawa gen yang bermutasi atau tidak.

Tes DNA prenatal dapat dilakukan jika ada riwayat keluarga dengan penyakit Krabbe. Namun, ada risiko kesehatan yang terkait dengan tes prenatal, termasuk keguguran. Oleh karena itu, pasien harus mendiskusikan risiko dan manfaat kesehatan potensial dengan dokter. Dokter ahli dalam bidang genetika ini dapat membantu pasien memahami risiko memiliki anak dengan penyakit Krabbe. Mereka juga dapat menjelaskan adanya potensi risiko dan manfaat pada fungsi gen.

Pengobatan Penyakit Krabbe

Hingga saat ini belum ada pengobatan yang dapat menghentikan perkembangan mutasi dari penyakit krabbe. Maka dari itu, pemberian terapi ditujukan pada pengelolaan gejala dan perawatan suportif serta Intervensi yang mencakup beberapa hal berikut:

  • Obat antikonvulsan untuk mengatasi kejang
  • Obat-obatan untuk mengurangi kelenturan dan iritabilitas otot (obat penenang otot untuk meringankan kejang otot)
  • Terapi fisik untuk meminimalkan kerusakan otot
  • Terapi okupasi untuk mencapai kemandirian sebaik mungkin dengan kegiatan sehari-hari
  • Prosedur transplantasi sumsum tulang dan transplantasi darah tali pusat

Hematopoetic Stem Cell Transplantation

Salah satu jenis perawatan medis yang telah terbukti memiliki beberapa efek adalah Hematopoetic Stem Cell Transplantation (HSCT). Selama prosedur transplantasi ini, seseorang dengan penyakit Krabbe menerima sel baru dari orang yang sehat. Sel-sel baru ini mampu membuat enzim GALC pada tubuh pasien yang tidak dapat membuat enzim GALC sendiri. 

Metode ini tampaknya bermanfaat dalam kasus onset kemudian atau pada pasien anak-anak yang telah didiagnosis sebelum atau saat lahir. Tetapi jenis transplantasi ini dapat menimbulkan risiko tersendiri.


1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Information for this article was taken from:Tegay, D. H. (2014). Krabbe disease. eMedicine.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app