Penelitian Neuroplastisitas Dalam Pengobatan dan Penyembuhan Stroke

Dipublish tanggal: Jun 8, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Penelitian Neuroplastisitas Dalam Pengobatan dan Penyembuhan Stroke

Stroke didefinisikan sebagai kondisi di mana bagian otak mengalami kurangnya pasokan oksigen. Ada dua jenis stroke yaitu stroke iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik disebabkan oleh penyumbatan gumpalan darah, sedangkan stroke hemoragik sering disebabkan ketika arteri pecah karena peningkatan tekanan dalam arteri, atau jika ada kelemahan pada dinding arteri. 

Biasanya stroke hemoragik dianggap sebagai jenis stroke yang paling berbahaya, karena lebih sulit untuk menemukan perdarahan daripada gumpalan darah. Stroke dapat menghasilkan angka morbiditas yang signifikan.

Setelah terjadi serangan stroke, bagian-bagian tertentu dari otak akan menjadi rusak dan kerusakan pada otak biasanya tergantung pada jenis stroke dan di mana stroke tersebut terjadi. Fungsi-fungsi yang disimpan di bagian-bagian otak pun akan menjadi terganggu. 

Misalnya, jika bagian otak Anda yang bertanggung jawab atas kontrol motorik rusak, kondisi tersebut dapat membuat gerakan menjadi sulit. Di situlah neuroplastisitas berperan.

Apa Itu Neuroplastisitas?

Neuroplastisitas merupakan kemampuan otak untuk mereorganisasi dirinya, baik pada struktur dan fungsi. Otak dapat melakukan perubahan pada dirinya dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut:

  • Neurogenesis (pembentukan saraf baru)
  • Koneksi saraf baru
  • Penguatan saraf yg didapat dari proses pengulangan
  • Pelemahan saraf yg terjadi karena jarang dipakai

Neuroplastisitas memungkinkan otak untuk mengubah fungsi dari area otak yang rusak ke bagian otak yang baru dan sehat. Daerah otak yang berbeda dan sehat mampu mengatasi masalah otak yang rusak atau lemah. 

Ketika mobilitas terpengaruh, misalnya, area baru otak dapat belajar mengendalikan sisi yang terpengaruh.

Dalam konteks stroke, neurogenesis terjadi ketika pasien pasca-stroke belajar kembali untuk melakukan tugas-tugas dasar. Hal tersebut dibantu oleh stimulasi kognitif. Neuroplastisitas merupakan proses yang melibatkan perubahan seluler dan molekuler.

Cara mengaktifkan Neuroplastisitas dan sembuh dari stroke

Ada cara terbaik untuk mengaktifkan neuroplastisitas yaitu dengan latihan yang tekun (mis. Melakukan pengulangan secara rutin). Semakin banyak repetisi yang Anda lakukan pada sebuah tugas, semakin banyak otak Anda yang akan melakukan perbaikan sendiri.

Hal yang sama berlaku untuk latihan pemulihan stroke. Semakin banyak Anda berlatih, semakin kuat jalur baru di otak Anda. Neuroplastisitas tidak akan berguna tanpa penguatan dan ketekunan yang baik.

Contoh neuroplastisitas umumnya dapat terlihat pada anak-anak yang mengalami kerusakan otak akibat stroke yang memiliki keunggulan dibandingkan orang dewasa karena otak mudanya masih dapat berkembang. 

Sebagian besar anak-anak yang mengalami stroke dapat berinteraksi secara normal kembali. Kemajuan ini diperkirakan terjadi ketika area otak yang masih sehat dan tidak terpengaruh kerusakan akibat stroke atau penyakit lain akhirnya mempelajari fungsi-fungsi baru untuk menangani hilangnya sejumlah fungsi di area otak yang rusak.

Menemukan harapan baru untuk penyembuhan stroke melalui Neuroplastisitas

Neuroplastisitas merupakan terapi pemulihan stroke yang baik karena dapat membantu Anda memulihkan sebagian besar efek samping dari stroke.

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana neuroplastisitas dapat menyembuhkan efek setelah stroke:

  • Gangguan memori dapat meningkat dengan latihan permainan memori secara rutin
  • Gangguan mobilitas dapat meningkat dengan latihan rehabilitasi yang tekun
  • Gangguan bicara dapat meningkat dengan latihan-latihan terapi wicara

Apapun yang Anda lakukan berulang-ulang adalah apa yang akan menjadi lebih baik di otak Anda. Neuroplastisitas merupakan cara otak untuk mereorganisasi bagaimana Anda akan mendapatkan hidup Anda kembali setelah mengalami serangan stroke. 

Proses pengulangan merupakan ramuan terbaik untuk memperbaiki fungsi otak.

Hingga saat ini, neuroplastisitas merupakan sesuatu yang baru diamati saja, belum dikontrol. Para peneliti yang mempelajari otak belum memiliki kemampuan untuk mengontrol atau mengarahkan neuroplastisitas untuk mencapai tujuan penyembuhan kerusakan otak setelah terjadinya stroke.

Selain itu jangka waktu untuk terjadinya neuroplastisitas masih belum teridentifikasi kapan waktu terbaik dan berapa lama jangka waktunya untuk mengarahkan atau merangsang neuroplastisitas setelah stroke. 

Meskipun neuroplastisitas memiliki manfaat yang baik bagi penderita stroke, namun para peneliti masih harus melanjutkan penelitian agar lebih memahami cara mengontrol dan mengarahkan neuroplastisitas supaya bisa membantu penyembuhan stroke.

Pengetahuan dan wawasan mengenai Neuroplastisitas Otak tersebut membuat kita semakin sadar bahwa otak kita memegang peranan penting dalam semua aspek hidup. Otak memiliki ketahanan dan dapat dilatih. 

Oleh karena itu jagalah otak Anda dengan baik dengan cara menjaga kesehatan Anda sejak dini agar terhindar dari terjadinya stroke.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Hara, Yukihiro. (2015). Brain Plasticity and Rehabilitation in Stroke Patients. Journal of Nippon Medical School. 82. 4-13. 10.1272/jnms.82.4. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/274011272_Brain_Plasticity_and_Rehabilitation_in_Stroke_Patients)
0. Journal of Neurology, Neurosurgery, and Psychiatry (JNNP). (https://jnnp.bmj.com/content/74/11/1465)
Neuroplastic Changes Following Brain Ischemia and their Contribution to Stroke Recovery: Novel Approaches in Neurorehabilitation. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5352696/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app