HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Oscillopsia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 2, 2019 Update terakhir: Jan 24, 2022 Tinjau pada Agu 14, 2019 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Oscillopsia adalah gangguan penglihatan di mana objek tampak goyang, bergoncang, atau bergetar ketika objek itu benar-benar diam;
  • Peyebab oscillopsia bisa karena kehilangan refleks vestibulo-okular (VOR) atau nystagmus;
  • Gejala oscillopsia ditandai dengan pandangan tidak stabil, penglihatan kabur, sulit fokus, hingga vertigo;
  • Diagnosis oscillopsia dilakukan dengan pemeriksaan mata hingga pemeriksaan neurologis dengan CT scan atau MRI;
  • Pengobatan oscillopsia bisa dengan pemberian obat-obatan hingga suntik botox;
  • Klik untuk membeli obat mata ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.

Penglihatan yang kabur dan tidak fokus memang terasa mengganggu. Bukan cuma membuat pandangan mata jadi tidak jelas, Anda pun jadi tidak bebas beraktivitas karena rasanya tidak nyaman. Hal inilah yang dialami oleh orang-orang dengan oscillopsia.

Apa itu oscillopsia?

Oscillopsia adalah gangguan penglihatan di mana objek tampak goyang, bergoncang, atau bergetar ketika objek itu benar-benar diam. Kondisi ini bermula dari gangguan penyelarasan bayangan mata, atau dengan sistem di otak dan telinga bagian dalam yang mengendalikan keseimbangan tubuh.

Mengenai oscillopsia

Penyebab

Oscillopsia disebabkan oleh gangguan sistem saraf yang merusak bagian otak atau telinga bagian dalam yang mengontrol gerakan bola mata dan keseimbangan tubuh.

Salah satu kemungkinan penyebab oscillopsia adalah kehilangan refleks vestibulo-okular (VOR). Refleks ini membuat mata Anda bergerak dalam koordinasi dengan rotasi kepala. 

Jika VOR tidak berfungsi, mata tidak lagi bergerak bersamaan dengan pergerakan kepala. Akibatnya, objek akan tampak melompat atau bergetar .

Penyebab hilangnya refleks vestibulo-okular (VOR) meliputi:

  • Meningitis(radang selaput otak dan sumsum tulang)
  • Kerusakan akibat obat-obatan seperti gentamisin (antibiotik)
  • Kerusakan saraf di otak (cranial neuropathy)
  • Cedera kepala parah

Kemungkinan penyebab oscillopsia lainnya adalah nystagmus. Nystagmus merupakan kondisi yang menyebabkan mata Anda bergeser dari sisi ke sisi atau melompat-lompat tidak terkendali. Kondisi ini juga dapat mempengaruhi penglihatan, persepsi, koordinasi, dan keseimbangan.

Nystagmus lebih sering terjadi pada penderita:

  • Multiple sclerosis (penyakit autoimun)
  • Radang otak
  • Tumor otak
  • Cedera kepala
  • Masalah telinga bagian dalam seperti penyakit Meniere
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti lithium atau obat anti-kejang

Gejala

Gejala oscillopsia yang paling utama adalah pandangan tidak stabil. Hal ini ditandai dengan objek yang terlihat seperti bergoyang atau bergetar.

Penderita osilopsia juga sering kali mengalami gejala seperti:

  • Penglihatan terhadap suatu objek tampak melompat, bergerak, goyah, atau berkilauan
  • Penglihatan kabur
  • Kesulitan fokus
  • Penglihatan ganda
  • Mual
  • Pusing
  • Vertigo, sensasi seperti ruangan berputar

Diagnosis oscillopsia

Beri tahukan dokter mengenai riwayat kesehatan Anda selama ini. Guna menegakkan diagnosis oscillopsia, dokter juga akan menanyakan hal-hal berikut:

  • Kapan penglihatan Anda goyah? Apakah hanya ketika Anda bergerak?
  • Apakah gejala Anda menetap atau sering hilang-muncul?
  • Seperti apa penglihatan Anda, apakah itu bergetar, melompat, atau bergetar?
  • Apakah gejalanya terjadi pada satu mata atau kedua mata?

Pemeriksaan mata juga akan dilakukan untuk memastikan kondisi mata penderita. Selain pemeriksaan mata, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan neurologis untuk mendiagnosis masalah seperti multiple sclerosis. Tes ini dapat mencakup tes pencitraan seperti computed tomography (CT) scan dan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI).

Oscillopsia dapat berhubungan dengan beberapa kondisi neurologis yang berbeda, termasuk:

  • Multiple sclerosis. Pada penyakit autoimun ini, sistem kekebalan menyerang dan merusak lapisan pelindung saraf di sekitarnya. Oscillopsia dapat menjadi efek samping dari kerusakan saraf;
  • Masalah telinga bagian dalam seperti penyakit Meniere. Kondisi seperti penyakit Meniere mempengaruhi telinga bagian dalam dan menyebabkan gejala berupa vertigo dan oscillopsia;
  • Vertigo. Gangguan yang mempengaruhi sistem vestibular dapat menyebabkan vertigo;
  • Nystagmus.

Pengobatan oscillopsia

Cara mengobati oscillopsia tergantung dari faktor penyebabnya masing-masing. Jika penyebab oscillopsia dikarenakan nystagmus, maka pengobatan oscillopsia dilakukan dengan pemberian obat-obatan seperti:

  • 4-aminopyridine (Ampyra): Pengobatan multiple sclerosis;
  • Baclofen (Lioresal): relaksasi otot;
  • carbamazepine (Tegretol) atau gabapentin (Neurontin): Obat epilepsi (obat kejang);
  • Clonazepam (Klonopin): obat anti-kecemasan;
  • Memantine (Namenda).

Untuk membantu mengurangi gangguan penglihatan akibat oscillopsia, Anda bisa menggunakan kacamata khusus atau lensa kontak. Suntikan botox (toksin botulinum) juga dapat dilakukan untuk membantu mengontrol gerakan mata. 

Namun, suntik botox dapat membuat Anda kesulitan menggerakkan mata secara normal. Anda tak perlu khawatir karena efek ini bisa hilang setelah beberapa minggu atau bulan.

Selain itu, latihan seperti ini dapat membantu Anda beradaptasi atau bahkan meningkatkan penglihatan Anda:

  • Gerakkan mata Anda perlahan ke atas dan ke bawah dan dari sisi ke sisi;
  • Tekuk kepala ke depan dan ke belakang, dan dari sisi ke sisi;
  • Bergerak dari posisi duduk ke posisi berdiri dengan mata terbuka dan tertutup;
  • Berjalan melintasi ruangan dengan mata terbuka dan kemudian ditutup;
  • Lempar bola dari satu tangan ke tangan lainnya.

5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app