Mengapa Beberapa Wanita Tidak Mau Punya Anak

Dipublish tanggal: Jul 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Mengapa Beberapa Wanita Tidak Mau Punya Anak

Memiliki anak adalah hal yang diinginkan oleh hampir setiap pasangan. Mereka yang sudah menikah, ada yang ingin segera memiliki momongan, ada pula yang harus menunggu neberapa waktu, serta ada pula yang menundanya atau tidak ingin memiliki anak sama sekali karema berbagai alasan tersendiri.

Namun bagi wanita, walaupun menjadi ibu adalah sebuah anugerah, menjadi ibu tidaklah mudah dan bisa asal-asalan. Diperlukan kesiapan mental dan juga pengetahuan. Untuk itu ada beberapa yang mengikuti program kehamilan untuk mempersiapkan mental dan segala sesuatunya dengan lebih baik. 

Tetapi, bagaimana dengan wanita yang sama sekali tidak menginginkan punya anak?

Mengapa tidak mau punya anak ?

Beberapa pasangan suami-istri memiliki alasan sebagai berikut :

  • Masih ingin menikmati waktu berdua bersama pasangan

Pasangan suami-istri terutama yang baru saja menikah kebanyakan masih ingin menghabiskan waktu bersama untuk lebih mengenal satu sama lain. Hal ini tidaklah buruk, karena dengan demikian akan bisa memahami visi misi rumah tangga dengan lebih matang. 

Pasangan yang mungkin sama-sama memiliki kesibukan di luar seperti padat bekerja, memiliki waktu lebih sedikit untuk berdua sehingga ingin menghabiskan waktu berdua lebih lama. 

Bagi wanita pula yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga atau mereka yang memutuskan untuk menjadi wanita karir, semua membutuhkan waktu untuk lebih memahami pasangan.

  • Kestabilan aspek keuangan/finansial

Keinginan seseorang untuk belum mempunyai anak bisa karena faktor ekonomi, dimana mereka ingin mendapatkan kestabilan finansial terlebih dahulu (seperti memiliki rumah pribadi, kendaraan pribadi, tabungan yang cukup, dan investasi masa depan). 

Karena saat telah memiliki anak, fokus wanita akan bertambah. Sedangkan apabila belum, maka wanita dapat fokus dan mengejar impiannya dalam karir dan kestabilan finansialnya.

  • Tidak siap secara emosional

Menjadi seorang ibu membutuhkan kesiapan mental dan emosional karena akan berpengaruh pada perkembangan keluarga dan aspek kognitif anak. 

Menurut data NICHD Study of Early Child Care and Youth Development (SECCYD), saat menjadi orang tua berarti harus fokus pada aspek kesehatan mental, menangani konflik antara keluarga dan pekerjaan, akan terlibat dalam tumbuh kembang anak, serta berbagai sensitivitas lain mengenai parenting. 

Hal tersebut menjadikan lebih masuk akal jika seorang wanita memilih untuk tidak memiliki anak.

  • Ingin mengoptimalkan kehidupan sosial

Setelah menikah dan punya anak, seseorang akan memiliki batasan dalam.kehidupan sosialnya, misalnya tidak bisa dengan mudah bertemu dan berkumpul dengam teman-teman. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa wanita tidak mau punya anak.

  • Kekhawatiran tidak bisa menjadi ibu yang baik

Pujian masyarakat terhadap orangtua dengan anak yang berprestasi dan menyalahkan orangtua ketika anak menjadi nakal, merupakan hal umum di masyarakat. Apalagi di zaman kompetitif ini. Saat wanita tidak memiliki anak, maka tidak khawatir akan hal tersebut.

Apakah memiliki anak sebegitu menakutkan ?

Memutuskan untuk tidak memiliki anak memiliki berbagai sisi positif. Namun apakah benar jika memiliki anak berarti memiliki tanggungjawab yang menakutkan?

  • Kehidupan baru

Menjadi orang tua adalah perjalanan hidup baru karena dapat melihat tumbuh kembang anak dan berada dalam imajinasi anak. Merupakan hal yang berbeda dari sebelumnya dan menyenangkan.

  • Terlibat pada tiap tahap tumbuh kembang

Ketakutan seorang wanita akan gagal mendidik anak bukanlah kesalahan seorang diri, karena terlibat dalam tubuh kembang anak merupakan tanggung jawab kedua belah pihak. Melihat perkembangan anak seakan menanam pohon, lalu tumbuh besar dan bermekaran bunga yang indah. Terasa sangat menakjubkan.

  • Masa depan tak terduga

Membesarkan anak akan menjadi kejutan hidup Anda ke depannya karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kelak saat perkembangan anak dari kecil hingga dewasa. Apa yang akan anak lakukan, butuhkan, inginkan dan segala imajinasi masa kecil mereka yang juga akan menghibur Anda dan menghilangkan rasa lelah Anda.

  • Stigma sosial

Stigma sosial pada wanita yang mengharuskan menikah dan memiliki keturunan dapat menjadi tekanan sosial bagi seorang wanita, apalagi ketika semua teman dekat telah memiliki anak. Walaupun tidak salah jika Anda mematahkan stigma sosial tersebut.


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
I'm Childfree, and I Think It's Time to Stop Asking Women If They're Having Kids. Good Housekeeping. (Accessed via: https://www.goodhousekeeping.com/life/parenting/a31045898/childfree-stop-asking-if-i-am-having-kids/)
Women on being childfree: Fertility rate declines; parent stigma down. USA TODAY. (Accessed via: https://www.usatoday.com/story/news/nation/2019/03/29/childfree-women-parenting-parenthood-no-kids/3153546002/)
They Didn’t Have Children and, Most Said, They Don’t Have Regrets. The New York Times. (Accessed via: https://www.nytimes.com/2018/07/23/reader-center/no-kids-no-regrets.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app