Lebih Baik Mana, Shisha atau Vape?

banyak orang berbondong-bondong beralih dari produk rokok tembakau dengan rokok vape maupun shisha. Nah, sebenarnya, apakah kabar ini benar? Lalu, apabila dibandingkan antara rokok vape dan shisha, manakah yang lebih berbahaya? Selengkapnya, mari kita simak ulasannya berikut ini!
Dipublish tanggal: Jun 21, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Sep 4, 2019 Waktu baca: 2 menit
Lebih Baik Mana, Shisha atau Vape?

Ada ada saja varian dari produk rokok dengan tampilan yang berbeda yaitu shisha dan vape atau sering disebut rokok elektrik. Bahkan, ada yang bilang produk shisha dan vape ini tidak lebih berbahaya dari rokok tembakau pada umumnya. 

Tak heran, banyak orang berbondong-bondong beralih dari produk rokok tembakau dengan rokok vape maupun shisha. Nah, sebenarnya, apakah kabar ini benar? Lalu, apabila dibandingkan antara rokok vape dan shisha, manakah yang lebih berbahaya? Selengkapnya, mari kita simak ulasannya berikut ini!

Shisha

Pada dasarnya, baik shisha maupun rokok tembakau, sama-sama mengandung nikotin yang mengakibatkan candu. Proses penggunaan shisha sama dengan vape yaitu dengan dihisap. Bedanya, pada seperangkat alat-alat yang digunakannya. 

Jika vape hanya menggunakan cairan dan alat penghisapnya. Maka, berbeda dengan shisha yang memerlukan pipa dengan ruang asap, selang, dan cairan shisha dengan varian rasa yang berbeda.

Bagaimana cara menggunakan shisha? Sebelumnya, cairan shisha dalam pipa harus dipanaskan terlebih dulu dengan arang yang telah disediakan. Lalu, hasil pembakaran tersebut akan menghasilkan asap yang akan dihirup pengguna melalui selang karet. 

Saat dihembuskan, akan terlihat asap shisha yang banyak. Dengan kata lain, shisha adalah kebiasaan merokok dengan cara yang lebih modern.

Tahukah Anda, asap yang dihasilkan shisha sebenarnya lebih banyak dari asap yang dihasilkan oleh rokok tembakau? Jadi, ketika Anda menghirup shisha, asap dengan kandungan nikotin justru lebih besar daripada rokok tembakau maupun rokok elektrik. 

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, satu jam menghirup shisha  sama saja dengan menghirup asap 200 batang rokok. Fakta ini tentu mengubah persepsi masyarakat bahwa shisha lebih aman dari rokok biasa, ternyata malah lebih berbahaya dari rokok biasa maupun elektrik. 

Belum lagi, ketika dalam satu ruangan terdapat ada teman-teman yang menghasilkan asap shisha, maka jumlah asap yang dihirup akan bertambah berkali-kali lipat.

Rokok elektrik

Rokok elektrik dan shisha memiliki persamaan berupa varian rasa yang berbeda. Bedanya, rokok elektrik tidak melalui proses pembakaran dan menghasilkan uap air. 

Dikarenakan mekanisme kerja vape tidak melalui proses pembakaran tembakau, dapat dikatakan penggunaan vape lebih aman daripada shisha. Namun, tetap saja, penggunaan vape tidak dianjurkan dalam jangka panjang. Apalagi, didalam uap air vape terdapat kandungan zat-zat kimia berbahaya berupa nikotin.

Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan vape dapat mengakibatkan beberapa masalah kesehatan berikut seperti jaringan paru-paru. Disamping itu, vape juga mengganggu perkembangan otak pengguna di usia muda. 

Anak-anak yang secara tidak sengaja menghirup, menelan, maupun menyerap uap air vape juga berisiko mengalami keracunan.

Shisha vs rokok elektrik

Nah, dari ulasan di atas, tentu Anda sudah dapat mempertimbangkan mana yang lebih baik antara shisha dengan rokok elektrik maupun rokok tembakau. Ya, jika selama ini persepsi Anda menganggap shisha lebih aman dari rokok elektrik maupun rokok tembakau, berarti salah. 

Ternyata, penggunaan shisha dapat mengakibatkan dampak yang lebih buruk. Bahkan, meskipun penggunaannya terbilang jarang, dalam satu kali shisha, sama saja dengan terpapar oleh asap tembakau yang berkali-kali lipat.

Lalu, bagaimana perbandingan antara rokok biasa dengan rokok elektrik? Sekilas, memang rokok elektrik tidak lebih berbahaya dari rokok biasa. Namun, tetap saja jika penggunaannya terlampau sering, dampaknya justru lebih berbahaya. 

Sebab, baik shisha maupun rokok elektrik dapat mengakibatkan penyakit jantung.

Jadi, apabila Anda lebih menyayangi tubuh Anda, sebaiknya hindari penggunaan shisha, rokok elektrik, maupun rokok batangan saat ini juga.


24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Yu V, et al. (2016). Electronic cigarettes induce DNA strand breaks and cell death independently of nicotine in cell lines. DOI: (https://dx.doi.org/10.1016%2Fj.oraloncology.2015.10.018)
Wu Q, et al. (2014). Electronic cigarette liquid increases inflammation and virus infection in primary human airway epithelial cells. DOI: (https://doi.org/10.1371/journal.pone.0108342)
Vaporizers, e-cigarettes, and electronic nicotine delivery systems (ENDS). (2019). (https://www.fda.gov/tobaccoproducts/labeling/productsingredientscomponents/ucm456610.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app