Kutu Kemaluan - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 7, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Pthirus Pubis atau lebih dikenal dengan kutu kemaluan merupakan serangga parasit dengan ukuran yang sangat kecil dan biasanya hidup di area rambut pada tubuh manusia. Umumnya kutu ini hidup di area rambut kemaluan manusia. Sama halnya dengan jenis kutu lainnya, kutu ini juga bertahan hidup dengan menghisap darah manusia melalui kulit.


Area kulit yang digigit oleh kutu ini untuk menghisap dara biasanya akan mengalami rasa gatal. Karena itu terjangkit kutu ini tentu akan sangat mengganggu. Bukan hanya di rambut kemaluan saja, kutu ini juga dapat mendiami area berambut lainnya seperti janggut, bulu kaki, kumis, bulu alis dan mata, bulu ketiak serta bulu punggung dan dada.

Karena memiliki ukuran tubuh lebih kecil jika dibanding dengan kutu di kulit kepala, kutu kemaluan ini lebih bisa bertahan hidup pada rambut dengan tekstur yang tebal dan kasar daripada di rambut yang lembut dan halus seperti rambut di kulit kepala.

Apa saja gejalanya?

Sebelum mempelajari bagaimana cara untuk mengatasi masalah kutu yang satu ini, tentu akan lebih lengkap jika kita juga mengetahui lebih dahulu apa saja gejala yang muncul setelah kita terjangkit kutu yang satu ini. Biasanya, gejala ini akan muncul setelah satu sampai tiga minggu setelah kutu hidup di area rambut.

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini beberapa gejala yang kemungkinan terjadi saat rambut kemaluan kita terjangkit kutu tersebut.

  • Rasa gatal
  • Gejala awal dari adanya kutu ini adalah adanya rasa gatal pada area kulit yang terkena. Biasanya rasa gatal tersebut akan memburuk ketika malam hari. Hal tersebut dikarenakan pada malam hari kutu tersebut aktif untuk menghisap darah.

  • Bintik merah kebiruan
  • Bekas gigitan dari kutu ini biasanya akan memunculkan bintik-bintik kecil dengan warna merah yang kebiruan pada kulit. Sedangkan pada pakaian dalam, biasanya akan tertinggal noda berupa bintikan berwarna coklat yang merupakan kotoran dari kutu tersebut.
  • Ada telor kutu di rambut
  • Selain itu, adanya kutu rambut kemaluan kita juga bisa ditandai dengan terlihatnya telor kutu maupun kutu itu sendiri di rambut-rambut yang tumbuh di kemaluan.

  • Demam
  • Ada kemungkinan juga jika terjangkitnya seseorang dengan kutu kemaluan ini akan menyebabkan ia mengalami demam.
  • Peradangan dan iritasi
  • Selanjutnya, ada kemungkinan juga jika akan muncul iritasi maupun peradangan karena kita melakukan garukan saat area kulit kemaluan terasa gatal. Selain pada kulit kemaluan, jika kutu tersebut juga hidup di alis atau bulu mata, bisa jadi terjadi peradangan juga di area mata.

Itulah beberapa gejala yang sering terjadi pada mereka yang menderita masalah kutu tersebut. Namun, terkadang tidak semua gejala tersebut muncul pada penderita. Oleh karena itu, secara tidak sadar kutu ini bisa menyebar dan menular ke orang lain.

Bagaimana cara mengatasinya?

Dalam rangka membasmi kutu yang ada pada rambut, biasanya dapat dilakukan dengan penggunaan obat topikal seperti sampo, krim, losion antiparasit. Obat tersebut biasanya akan digunakan pada area yang terjangkit kutu atau bahkan pada seluruh tubuh.

Namun, perlu berhati-hati saat memakai obat semacam ini. Jika terkena mata, segeralah untuk mencuci mata dengan menggunakan air.

Sebagai informasi, obat yang biasanya dipakai untuk membasmi kutu ini adalah Permathrin. Biasanya akan keluar beberapa efek samping setelah menggunakan obat ini seperti misalnya kulit merah-merah, gatal hingga rasa panas di kulit.

Selanjutnya, perlu diketahui jika pengobatan kutu kemaluan ini biasanya perlu diulang kembali setelah 9 sampai 10 hari. Jadi, periksalah bagian yang terjangkit kutu tersebut baik selama maupun setelah pengobatan selesai. Hal ini dilakukan untuk memastikan jika kutu dan telurnya sudah benar-benar hilang.

Nah, itulah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi kutu yang bisa hidup di rambut kemaluan tersebut. Terakhir, sebagai cara pencegahan, hindari lah penggunaan handuk, seprai dan pakaian yang sama dengan orang lain.

Dan jika ada anggota keluarga yang ternyata menderita masalah ini, segera lah untuk memeriksakannya ke dokter agar tidak menyebar.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Henderson, R. Patient (2017). Pubic and Body Lice. (https://patient.info/doctor/pubic-and-body-lice-pro)
Bergen, T. Healthline (2017). Pubic Lice Infestation. (https://www.healthline.com/health/std/pubic-lice)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app