Mengapa Kulit Bayi Baru Lahir Kering dan Mudah Terkelupas?

Dipublish tanggal: Agu 12, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 4 menit
Mengapa Kulit Bayi Baru Lahir Kering dan Mudah Terkelupas?

Kondisi fisik termasuk rambut dan kulit bayi baru lahir biasanya akan mengalami banyak perubahan terutama di minggu-minggu awal kehidupan. Bayi baru lahir cenderung memiliki kulit yang kering dan akan mengelupas pada minggu-minggu awal setelah lahir terutama di bagian tangan, telapak kaki, dan pergelangan kaki. Hal ini pun merupakan kondisi yang normal untuk bayi baru lahir, tetapi hal tersebut mungkin saja menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para orang tua.

Mengapa kulit bayi baru lahir kering dan mudah terkelupas?

Bayi baru lahir akan memiliki berbagai cairan yang menempel pada tubuhnya, termasuk cairan ketuban, darah, dan vernix. Vernix adalah lapisan tebal yang melindungi kulit bayi dari cairan ketuban dan ketika bayi baru lahir, tubuh bayi akan dibersihkan, begitupun dengan berbagai cairan tersebut.

Pengelupasan kulit akan hilang dengan sendirinya dan biasanya tidak memerlukan perawatan khusus. Setelah vernix hilang, bayi akan mulai menghasilkan dan membentuk lapisan terluar kulit dalam 1-3 minggu awal kelahiran untuk menggantikan kulit yang mengelupas tersebut. Jumlah pengelupasan yang terjadi umumnya bervariasi, bergantung pula pada waktu kelahiran, apakah bayi lahir prematur, tepat waktu, atau terlambat lahir.

Semakin banyak vernix pada kulit saat lahir maka hanya sedikit kulit bayi yang akan mengelupas. Bayi prematur cenderung memiliki lebih banyak vernix sehingga bayi akan lebih banyak mengalami bagian kulit yang terkelupas dibandingkan bayi yang lahir pada usia kehamilan 40 minggu atau lebih. 

Dalam beberapa kasus, kulit kering dan mengelupas setelah lahir adalah hal normal, tetapi ada beberapa penyebab lain yang mungkin dapat menyebabkan kulit bayi baru lahir kering dan mengelupas. 

Penyebab lain kulit bayi baru lahir kering dan mengelupas

Eksim

Dalam beberapa kasus, kulit mengelupas dan kering disebabkan oleh kondisi kulit yang disebut eksim atau dermatitis atopik. Eksim dapat menyebabkan bercak kering, merah, gatal pada kulit bayi. Kondisi ini jarang terjadi pada periode awal setelah kelahiran, tetapi dapat berkembang pada masa bayi. Penyebab kondisi kulit ini secara pasti belum diketahui, tetapi berbagai faktor dapat memicu timbulnya eksim, termasuk paparan iritan seperti penggunaan sampo dan deterjen.

Produk susu, kedelai, dan gandum juga dapat memicu atau memperburuk kondisi eksim pada beberapa orang. Jika bayi menggunakan susu formula berbasis kedelai, mungkin rekomendasi lain untuk beralih ke formula non-kedelai dapat dicoba. Selain itu, penggunaan krim pelembab pada kulit bayi juga harus disesuaikan dengan kandungan di dalamnya, salah satunya dengan menggunakan krim pelembab khusus untuk eksim. Baca juga: Eksim dan Cara Pengobatan yang Tepat

Ichthyosis

Kondisi kulit kering dan mengelupas juga dapat disebabkan oleh faktor genetik yang disebut ichthyosis. Kondisi kulit ini dapat menyebabkan kulit bersisik, gatal, dan lesi pada kulit. Untuk mengetahui kondisi bayi lebih lanjut biasanya dokter akan mendiagnosis bayi berdasarkan riwayat medis keluarga dan pemeriksaan fisik. Selain itu, akan dilakukan juga pengambilan sampel darah atau kulit pada bayi.

Hingga saat ini belum ada obat khusus untuk mengobati ichthyosis, tetapi dengan mengoleskan krim secara teratur dapat membantu menghilangkan kekeringan dan memperbaiki kondisi kulit bayi agar tidak terlalu kering dan mengelupas.

5 Perawatan kulit kering dan terkelupas pada bayi baru lahir

Meskipun pengelupasan kulit adalah hal normal yang terjadi pada bayi baru lahir, tetapi ibu atau orang tua perlu menerapkan beberapa hal berikut untuk membantu melindungi kulit bayi baru lahir dan mengurangi kekeringan pada kulit bayi.

1. Kurangi waktu mandi bayi

Mandi yang terlalu lama dan dalam jangka waktu yang cukup sering dapat menghilangkan minyak alami pada kulit bayi baru lahir. Jika Anda biasanya memandikan bayi baru lahir selama 20-30 menit, coba kurangi waktu mandi bayi hanya selama 5-10 menit saja. Gunakan air hangat bukan air panas, serta gunakan pembersih khusus bayi atau sabun yang bebas pewangi dan pewarna.

2. Oleskan pelembab

Jika kulit bayi tampak kering, oleskan pelembab hypoallergenic pada kulit bayi sehari 2 kali, termasuk pada saat setelah mandi untuk membantu menjaga kelembaban kulit bayi dan mengurangi alergi yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir. Oles dan pijat dengan lembut kulit bayi baru lahir dengan pelembab juga dapat membantu memudahkan pengelupasan pada bayi secara perlahan.

3. Menjaga kulit bayi tetap terhidrasi

Menjaga kulit bayi tetap terhidrasi penting dilakukan untuk mengurangi kulit kering dan menghindari komplikasi kesehatan yang bisa terjadi. Untuk menghindari dehidrasi, bayi bisa mendapat seluruh nutrisi dan cairan yang diperlukan melalui ASI karena bayi belum boleh minum air putih hingga bayi berusia sekitar 6 bulan, kecuali sudah mendapat saran dari dokter karena malah dapat menyebabkan bayi kekurangan nutrisi.

4. Lindungi bayi dari udara dingin

Bayi baru lahir harus terjaga kehangatan tubuhnya dan perlu dihindari dari udara dingin dan angin ketika berada di luar ruangan. Kenakan sarung tangan dan kaos kaki, serta tambahkan selimut untuk melindungi bayi ketika harus berada di luar ruangan atau udara dingin. 

Tetapi sebaliknya, jika udara di dalam rumah terlalu kering, coba gunakan Humidifier yang dapat membantu menjaga kelembaban ruangan dan membantu menangkal virus serta debu penyebab alergi sehingga dapat membantu menjaga kulit bayi dari eksim ataupun kulit kering.

5. Hindari penggunaan bahan kimia

Kulit bayi baru lahir memiliki tingkat kadar sensitivitas yang cukup tinggi, sehingga penting bagi orang tua untuk menghindari bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi kulit pada bayi. Jangan gunakan produk wewangian pada kulit bayi yang baru lahir atau siapapun yang akan sering bersentuhan dengan bayi. Selain itu, cuci pakaian atau perlengkapan bayi dengan deterjen khusus yang diperuntukkan pada kulit sensitif bayi.


24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Choate K. Overview of the inherited ichthyoses. http://www.uptodate.com/home.
Goldsmith LA, et al., eds. The ichthyoses. In: Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York, N.Y.: The McGraw-Hill Companies; 2012. http://www.accessmedicine.com.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app