HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR.VINA SETIAWAN
Ditinjau oleh
DR.VINA SETIAWAN

Ketahui Lebih Banyak Soal Workaholic Bagi Keseimbangan Hidup Manusia

Menyukai pekerjaan dan serius dalam menghadapi beragam tugas di perusahaan memang berdampak baik terhadap karir Anda di masa depan. Namun hindari pula workaholic yang negatif. Bagaimana cara mengetahuinya? Jawabannya adalah dengan mengetahui ciri-ciri workaholic berikut ini:
Dipublish tanggal: Agu 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2020 Waktu baca: 2 menit
Ketahui Lebih Banyak Soal Workaholic Bagi Keseimbangan Hidup Manusia

Workaholic atau pecandu kerja menjadi salah satu penyakit psikososial yang harus dibedakan dari istilah pekerja keras dan pekerja loyal. Pekerja loyal menjadi salah satu kelompok kerja produktif yang disesuaikan dengan dedikasi pada pekerjaan atau perusahaan. 

Sedangkan pekerja keras berarti gambaran orang yang bekerja dengan giat, terlepas dari target dan latar belakangnya. Menjadi pekerja keras adalah keinginan atau bahkan sebagai pilihan satu-satunya untuk menghidupi beragam kebutuhan.

Kriteria workaholic

Anda bisa mengetahui beberapa ciri tertentu yang menandakan bahwa seseorang menjadi Workaholic, simak penjelasannya berikut ini:

  1. Workaholic menjadi situasi tidak sehat, namun lain halnya dengan kondisi workaholic yang bertujuan untuk mencari solusi terhadap masalah pekerjaan. Bertujuan untuk memperbaiki keadaan fisik dan psikis dengan hasil lebih baik.
  2. Workaholic menjadi satu tujuan untuk berlari dari sebuah masalah, keputusan tersebut masih dianggap wajar ketika Anda memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat. Sehingga keputusan menjadi seorang workaholic tidak mengganggu kesehatan yang akan merugikan diri sendiri di kemudian hari.

Pada kasus workaholic yang parah harus segera disembuhkan dengan cara memutus mata rantai rasa cinta terhadap sebuah pekerjaaan. Akan tetapi lamanya kesembuhan penyakit ini tergantung kesadaran diri sendiri dan tingkat permasalahan yang sedang Anda hadapi saat ini.

Dampak workaholic

Menjadi seorang workaholic dapat mempengaruhi fisik, psikis dan bahkan lingkungan hidupnya sendiri. Secara psikis, workaholic akan mengalami emosi yang berubah-ubah seperti mudah marah dan cemas dibandingkan dengan teman kerja yang tidak workaholic. 

Keadaan terus terjadi secara berkepanjangan akan mengakibatkan stres kronik dan berakibat buruk bagi kesehatan.

Sadari ciri-ciri workaholic

Menyukai pekerjaan dan serius dalam menghadapi beragam tugas di perusahaan memang berdampak baik terhadap karir Anda di masa depan. Namun hindari pula workaholic yang negatif. Bagaimana cara mengetahuinya? Jawabannya adalah dengan mengetahui ciri-ciri workaholic berikut ini:

1. Tidak ingin menganggur

Pecandu kerja atau workaholic mampu bekerja secara berlebihan dan tidak ingin membiarkan dirinya sebagai pengangguran. Hal tersebut demi mempertahankan rasa penting dan harga dirinya sendiri. 

2. Tidak ingin meliburkan diri

Seorang pecandu kerja tidak akan membiarkan dirinya libur dalam setiap pekerjaan, meskipun dengan alasan sakit. Kemudian setelah pekerjaan selesai, Anda tidak memiliki rencana lain seperti istirahat sejenak atau mengambil cuti. 

Bahasan soal pekerjaan adalah inti dari setiap topik yang sering dibahas dalam berbagai pertemuan, baik dengan keluarga dan kolega.

3. Mandiri dalam bekerja

Seorang workaholic ingin mengerjakan segala sesuatu seorang diri, biasanya tidak terampil ketika harus bekerja sama dengan orang lain. Terjadi bukan karena khawatir terhadap kualitas rekan kerja, namun semata-mata khawatir akan kehilangan pekerjaan akibat rasa candu bekerja semakin parah.

Cara atasi workaholic

  • Delegasi, tidak percaya diri terhadap orang lain menjadi penyebab workaholic. Anda harus mulai mendelegasikan seseorang untuk mulai mengerjakan pekerjaan dan berikan rasa percaya kepadanya.
  • Taati Waktu Kerja, Anda sebagai workaholic harus membatasi waktu kerja setiap hari. Hal itu perlu dilakukan untuk tetap menjaga keseimbangan hidup antara bekerja dan beristirahat.
  • Mulai Peduli diri sendiri, Anda memerlukan beragam kegiatan lain di luar pekerjaan. Seperti meditasi, olahraga, liburan dan istirahat yang cukup.
  • Jauhi Apa yang Dianggap tidak baik, Pahami perasaaan Anda sendiri ketika terlalu nyaman bekerja saat orang lain bisa memilih libur atau beristirahat sejenak. Jangan biarkan diri Anda terasing oleh rekan kerja dan mulailah untuk bersikap terbuka dengan sesama.   

13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Patel, Avani & Bowler, Mark & Bowler, Jennifer & Methe, Scott. (2012). A Meta-Analysis of Workaholism. International Journal of Business and Management. 7. 2-17. 10.5539/ijbm.v7n11p2. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/261536177_A_Meta-Analysis_of_Workaholism)
Ole Dronen S. (2017). Driven to work. (https://www.uib.no/en/news/36450/driven-work)
Gilbert-Ouimet M, et al. (2018). Adverse effect of long work hours on incident diabetes in 7065 Ontario workers followed for 12 years. (https://drc.bmj.com/content/6/1/e000496)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app