Ketahui Jenis Penyakit Lupus yang Bervariasi

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Ketahui Jenis Penyakit Lupus yang Bervariasi

Lupus adalah penyakit autoimun yang memiliki beragam jenis. Mulai dari yang dapat mempengaruhi banyak organ tubuh hingga yang hanya terjadi pada bayi. Ketahui masing-masing perbedaan dari jenis penyakit lupus sebagai pemahaman lebih dalam sehingga mengetahui cara untuk menanganinya. Baca juga: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Penyakit Lupus

Jenis penyakit lupus yang perlu diketahui

1. Lupus Eritematosus Sistemik (Systemic Lupus Erythematosus, SLE)

SLE merupakan jenis lupus yang paling umum, mendominasi sekitar 70% dari kasus lupus di dunia sehingga jika membicarakan penyakit lupus, orang sering merujuk pada lupus SLE (padahal ada 3 jenis penyakit lupus lainnya). Lebih dari 90% kasus SLE terjadi pada wanita dan seringkali dimulai pada usia subur.

Untuk penyebab pasti SLE hingga saat ini belum dapat diketahui, namun ada beberapa faktor terkait kemunculannya seperti faktor genetik, lingkungan (virus, stres fisik/emosional, peristiwa traumatis, paparan sinar ultraviolet, obat-obatan, rokok, dan beberapa zat kimia), serta hormon.

Gejala SLE sendiri begitu bervariasi dan dapat berubah seiring waktu. Namun gejala penyakit lupus jenis SLE yang umum terjadi di antaranya, ruam yang menyebar pada batang hidung dan kedua pipi, kelelahan yang ekstrem, demam, nyeri sendi, sakit kepala, kerontokan rambut, dan fenomena Raynaud.

Gejala lain dapat terjadi akibat komplikasi pada organ tubuh tertentu, seperti warna urin yang menjadi keruh atau berbusa akibat masalah ginjal, mudah memar dan mimisan (tanda dari trombositopenia), nyeri yang terasa kuat di dada yang mungkin menunjukkan peradangan pada jantung atau paru-paru dan beberapa organ lainnya.

Baca juga: Ciri-Ciri Penyakit Lupus yang Harus Anda Waspadai

2. Lupus Eritematosus Kutaneus (Cutaneous Lupus Erythematosus, CLE)

Berbeda dari lupus eritematosus sistemik (SLE) yang dapat mempengaruhi banyak organ tubuh, lupus jenis CLE hanya mengakibatkan peradangan pada kulit. Penyebabnya diduga merupakan kombinasi dari sejumlah faktor, yakni faktor genetik, lingkungan - terutama paparan sinar matahari dan faktor hormonal.

Secara umum, lupus eritematosus kutaneus (CLE) terbagi lagi menjadi 3 jenis, yakni:

1. Kutaneus kronis (lupus diskoid). Bentuk paling umum dari CLE. Gejalanya ditandai dengan munculnya ruam atau lesi pada wajah, telinga, kulit kepala dan area tubuh lain. Lesi tersebut berbentuk bulat, timbul dan bersisik biasanya tidak terasa sakit atau gatal, namun dapat menyebabkan jaringan parut. Jika timbul di area kulit kepala dan alis, maka besar kemungkinan untuk menghasilkan area kebotakan secara permanen.

2. Kutaneus subakut. Memiliki gejala ruam/lesi kulit yang cenderung lebih ringan. Lesi ini biasanya lebih sering timbul pada batang tubuh bagian atas, termasuk pula dada dan punggung bagian atas. Sementara bagian wajah seringkali terhindar. Lesi pada kutaneus subakut ini dapat sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut, namun dapat menyebabkan dispigmentasi kulit yang begitu menonjol.

3. Kutaneus akut. Mengacu pada erupsi malar khas pada pola kupu-kupu yang terlokalisasi di bagian tengah wajah. Lesi ini terkait erat dengan lupus sistemik (SLE). Dimana kehadirannya menunjukkan kekambuhan dari lupus sistemik itu sendiri. Setelah proses penyembuhan, lesi pada kasus ini dapat menyebabkan hiperpigmentasi pasca inflamasi (HPI), terutama pada penderita yang berkulit gelap.

Kutaneus kronis (lupus diskoid) dan kutaneus subakut dapat berdiri sendiri atau merupakan manifestasi dari SLE. Sementara kutaneus akut merupakan manifestasi dari SLE.

3. Lupus Eritematosus yang Diinduksi Obat (Drug-Induced Lupus Erythematosus, DILE)

Lupus eritematosus yang diinduksi obat (DILE) merupakan salah satu jenis penyakit lupus yang dapat sembuh total dalam beberapa hari hingga hitungan bulan setelah penghentian obat. Sebagian besar penderita DILE memiliki satu atau lebih gejala klinis SLE, seperti munculnya ruam/lesi, nyeri sendi, demam, rambut rontok, limfadenopati dan lainnya.

Penyebab DILE sendiri dipicu karena penggunaan obat-obatan tertentu yang dikonsumsi dalam jangka panjang. Umumnya obat dari golongan anti-inflamasi, antihipertensi, antikonvulsan dan obat yang digunakan untuk mengobati kondisi kronis seperti penyakit jantung, gangguan tiroid, hipertensi dan gangguan neuropsikiatri. Beberapa obat yang paling 'disalahkan' dari kondisi ini, yakni:

  • Hydralazine & Diltiazem - obat untuk hipertensi
  • Procainamide & Quinidine - obat untuk aritmia jantung
  • Isoniazid - obat untuk tuberkulosis (TB)

4. Lupus Eritematosus Neonatal (Neonatal Lupus Erythematosus, NLE)

Lupus eritematosus neonatal (NLE) sebenarnya bukanlah bentuk lupus sejati yang didapat akibat kelainan autoimun bayi itu sendiri, melainkan dari autoantibodi yang diturunkan dari ibu. Nama lupus disematkan lantaran kondisi ini dapat menyebabkan ruam kulit yang menyerupai penyakit lupus sebenarnya.

Penyebab lupus ini berasal dari autoantibodi spesifik ibu hamil (anti-Ro/SSA, anti-La/SSB atau anti-RNP) yang bergerak melintasi plasenta hingga menuju ke janin yang sedang berkembang. Autoantibodi ini kemudian merusak jaringan janin melalui proses yang tidak sepenuhnya dipahami hingga akhirnya menimbulkan gejala.

Gejala yang paling umum adalah ruam merah atau erupsi kulit khas yang terkait dengan SLE. Ruam merah atau lesi tersebut paling sering timbul di wajah dan kulit kepala, jarang terjadi di badan, lengan dan kaki. Biasanya ruam/lesi kulit ini bersifat sementara dan akan sembuh secara total dalam hitungan minggu atau bulan tanpa meninggalkan jaringan parut.

Dalam kasus yang jarang terjadi, NLE pada bayi dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti trombositopenia, anemia, neutropenia, splenomegali (pembesaran limpa), hepatomegali (pembesaran organ hati), hepatitis kolestatik, makrosefali hingga kondisi jantung yang dikenal sebagai blok jantung bawaan (congenital heart block).


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Lupus: Causes, symptoms, and research. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/323653.php)
Lupus: Causes, Types, and Symptoms. Healthline. (https://www.healthline.com/health/lupus)
Lupus: Causes, Risk Factors, Symptoms, Complications, & Flare Ups. WebMD. (https://www.webmd.com/lupus/arthritis-lupus)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app