Infeksi Hiv - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 12, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Mar 27, 2019 Waktu baca: 3 menit

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mematikan yang hingga kini belum ada obatnya. Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini bersifat mematikan dan belum ada vaksin untuk pencegahannya. 

Jika positif terinfeksi, penderita biasanya diberikan obat antiretroviral. Obat ini tidak dapat membunuh virus, hanya memperlambat kerja virus tersebut. Dengan memperlambat waktu pertumbuhan virus, maka penyakit yang timbul akibat HIV juga diperlambat.

Pada tahap awal infeksi virus ini, gejala umum tidak terlalu tampak, sehingga tidak diketahui meski telah terinfeksi. Padahal, dengan diagnosis sejak awal dan penanganan yang tepat, HIV tidak akan menjadi AIDS. 

AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada fase ini, tubuh sudah tidak mampu melawan infeksi si virus. Ini gejala HIV yang mungkin muncul ketika seseorang mulai terinfeksi HIV.

Demam  Tanda utama tubuh terinfeksi virus adalah demam. Demam yang dimaksud adalah demam mencapai 39oC. Umumnya demam ini disertai dengan gejala ringan lain, seperti kelelahan, kelenjar getah bening membengkak, serta sakit tenggorokan. Waspadai jika demam diikuti dengan pembengkakan kelenjar getah bening.

Kelelahan  Kelelahan merupakan salah satu respon inflamasi dari sistem kekebalan tubuh yang terinfeksi virus. Kelelahan bisa jadi merupakan tanda awal maupun tanda lanjutan dari infeksi HIV.

Pegal nyeri otot dan sendi Hampir sama dengan infeksi virus lain, gejala HIV akan memunculkan nyeri pada persendian, nyeri pada otot, serta kelenjar getah bening.

Sakit tenggorokan dan sakit kepala  Sakit tenggorokan dan sakit kepala memang gejala terinfeksi virus biasa dan kadang disepelekan. Namun, jika merasa memiliki risiko tinggi terhadap HIV, tak ada salahnya melakukan tes HIV.

Ruam kulit  Kebanyakan orang yang terinfeksi HIV akan terkena masalah kulit. Ruam dan gatal adalah gejala yang umumnya muncul. Kemudian, kulit menjadi sensitif terhadap sinar matahari dan mudah teriritasi. Ruam bisa tampak seperti bintil-bintil kemerahan dan kulit menjadi sangat bersisik atau terlalu kering.

Mual, muntah, diare  Gejala yang tampaknya sepele ini muncul pada 30-60 persen dari orang yang terinfeksi. Gejala mual, muntah, diare juga kadang muncul sebagai implikasi dari terapi antiretroviral. Diare yang tidak berhenti dan tidak merespon obat juga dapat dianggap sebagai indikasi.

Batuk kering dan pneumonia  Batuk kering yang berkepanjangan bisa jadi tanda pertama jika seseorang terkena infeksi HIV. Batuk dapat berlangsung terus-menerus selama setahun dan semakin parah. Infeksi ini termasuk jenis infeksi oportunistik, yang sebenarnya tidak mengganggu jika sistem kekebalan tubuh berlangsung dengan baik. Infeksi lain yang mungkin menyerang termasuk pneumonia.

Keringat malam  Keringat di malam hari adalah gejala dari tahap awal infeksi HIV. Meski sedang tidur atau tidak sedang melakukan aktivitas fisik, keringat berlebihan di malam  hari bisa saja pertanda tubuh sedang terinfeksi.

Perubahan pada kuku  Warna kuku dapat menjadi indikator kesehatan seseorang. Pada orang yang terinfeksi HIV, terjadi perubahan kuku seperti membelah, penebalan, dan kuku melengkung. Terjadi pula perubahan warna menjadi hitam atau coklat berupa garis. Biasanya hal ini terjadi karena infeksi jamur.

Infeksi Jamur Karena sistem kekebalan tubuh menurun, maka tubuh mudah terinfeksi. Infeksi jamur merupakan salah satu infeksi karena penurunan kekebalan tubuh. Infeksi jamur selain dapat menjangkit di kuku, juga menjangkit mulut. Hal ini dapat memicu kesulitan menelan. Infeksi lain dapat pula menyerang organ kelamin, misal herpes.

Bingung atau sulit berkonsentrasi  Kebingungan dan sulit konsentrasi adalah gejala terkait tanda kognitif. Selain itu, hal menyangkut saraf ini melibatkan masalah memori dan emosional. Perubahan motorik yang terjadi yaitu ceroboh, miskoordinasi anggota tubuh, atau masalah motorik halus lainnya.

Kesemutan dan kelemahan  Infeksi tahap akhir HIV biasanya membuat mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki. Ini adalah tanda kerusakan awal pada saraf.

Gangguan siklus menstruasi Risiko gangguan siklus atau ketidakteraturan menstruasi muncul pada infeksi tahap lanjut. Siklusnya akan menjadi lebih sedikit dan lebih jarang. Gangguan lain muncul, yaitu penurunan berat badan dan perubahan kesehatan yang memburuk pada perempuan.

Yang terpenting dari penyakit HIV AIDS ini adalah pencegahannya. Bagi yang beresiko terkena penyakit HIV ada baiknya memeriksakan secara berkala apakah Anda terkena terinfeksi HIV atau tidak. Dengan mengetahui tahap awal dan menyadari tingginya risiko terinfeksi HIV, virus ini dapat dihambat perkembangannya. Stadium atau tahap lanjut dari infeksi ini akan membuat tubuh kehilangan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh akan lebih mudah terserang penyakit berat.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app