Infeksi Bakteri E.Coli - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 20, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 4 menit

Escherichia coli (E.coli) adalah sejenis bakteri yang hidup normal di dalam usus manusia dan hewan. Sebagian besar strain E.coli tidak berbahaya dan justru menjadi bagian bakteri sehat di usus manusia. Namun, ada beberapa jenis E.coli yang dapat menyebabkan infeksi pada usus. Kondisi ini dapat disebut dengan infeksi bakteri E.coli.

Apa itu infeksi bakteri E.coli?

Sama seperti namanya, infeksi bakteri E.coli disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E.coli). E.coli tipe O157:H7 adalah salah satu strain E.coli yang dapat menghasilkan racun di dalam tubuh manusia. Racun ini dikenal sebagai Shiga, salah satu racun paling kuat dan dapat memicu infeksi usus.

Infeksi bakteri E.coli rentan dialami oleh orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti ibu hamil, anak-anak, dan orang lanjut usia. Penggunaan obat untuk menurunkan asam lambung juga dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri E.coli.

Sebagian besar orang yang terkena infeksi bakteri E.coli akan pulih dalam waktu 6-8 hari. Akan tetapi, infeksi E.coli tidak boleh dibiarkan dan tetap harus membutuhkan pengobatan. Infeksi bakteri ini bisa mengancam kesehatan terutama pada bayi dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Mengenai infeksi bakteri E.coli

Penyebab infeksi bakteri E.coli

Bakteri E.coli dapat masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara sampai menimbulkan infeksi. Berikut ini berbagai penyebab infeksi bakteri E.coli, yaitu:

  • Cara memasak yang salah

Penyebab infeksi bakteri E.coli bisa terjadi salah satunya karena faktor makanan. Misalnya dengan minum susu atau jus yang tidak dipasteurisasi atau makan daging yang kurang matang. Bukan hanya berisiko memicu keracunan makanan, tetapi cara memasak yang salah juga bisa menyebabkan infeksi bakteri E.coli terutama pada daging dan unggas di mana kedua  jenis makanan tersebut harus dimasak dengan benar supaya bakteri di dalamnya mati.

Yang tak kalah penting, pastikan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah masak. Bersihkan dan masak seluruh bahan makanan hingga matang sempurna guna mencegah infeksi bakteri E.coli.

  • Air yang terkontaminasi

Kondisi air yang kotor sudah pasti mengandung bakteri, baik dari kotoran manusia atau hewan. Oleh karena itu, pastikan air minum yang Anda konsumsi benar-benar steril dan sehat. Begitupun dengan sumber air bersih yang digunakan di dalam rumah baik untuk mandi ataupun mencuci. Selain dari air minum yang terkontaminasi, berenang di air yang kotor juga bisa menjadi cara masuk bakteri E.coli ke dalam tubuh.

  • Penularan dari orang lain

Menjaga kebersihan tangan adalah salah satu hal yang penting. Pasalnya, tangan merupakan perantara penularan bakteri yang paling mudah dan cepat sehingga disarankan untuk rajin mencuci tangan.

Bakteri E.coli dapat berpindah dengan mudah ketika orang yang terinfeksi malas mencuci tangan setelah buang air besar maupun buang air kecil. Saat orang tersebut menyentuh makanan, lalu makanan tersebut dimakan oleh orang lain, maka bakteri tersebut akan langsung berpindah sehingga menyebabkan infeksi bakteri E.coli menyebar ke orang lain.

  • Penularan dari hewan

Orang yang bekerja dengan hewan, terutama sapi, kambing, dan domba berisiko tinggi terkena infeksi bakteri E.coli. Penularan bakteri tersebut dapat berasal dari feses hewan yang secara tidak sengaja tersentuh oleh kulit.

Bila Anda memiliki hewan ternak, pastikan untuk selalu mencuci tangan setelah beternak. Jangan lupa juga untuk mencuci baju, celana, atau baju yang baru saja Anda pakai guna mencegah infeksi bakteri.

Gejala infeksi bakteri E.coli

Tanda dan gejala infeksi bakteri E.coli biasanya muncul 1-10 hari setelah terinfeksi dan waktu tersebut dikenal sebagai masa inkubasi. Setelah gejalanya muncul pertama kali, gejala tersebut dapat bertahan selama 5-10 hari.

Berbagai gejala infeksi bakteri E.coli di antaranya:

  • Kram dan sakit perut
  • Diare berair yang parah dan tiba-tiba
  • Diare dapat berubah menjadi feses berdarah
  • Mual dan kadang sampai muntah
  • Kehilangan nafsu makan
  • Kelelahan
  • Demam

Bila dilihat sekilas, gejala infeksi usus ini tergolong ringan. Padahal jika dibiarkan tanpa penanganan, gejala tersebut dapat terus berkembang dan menjadi parah. 

Beberapa jenis infeksi bakteri E.coli dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, penyakit pernapasan, pneumonia, dan penyakit lain seperti meningitis. Tanda dan gejala infeksi bakteri E.coli yang sudah parah meliputi:

  • Kencing berdarah
  • Jumlah urin berkurang
  • Kulit pucat
  • Memar
  • Dehidrasi

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 5-10% penderita infeksi bakteri E.coli mengalami sindrom hemolitik uremik. Sindrom hemolitik uremik merupakan kondisi ketika sel darah merah mengalami kerusakan. Hal ini bisa menyebabkan gagal ginjal yang dapat membahayakan kesehatan terutama pada anak-anak dan orang tua. Bila Anda atau orang terdekat mengalami gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter.

Pencegahan infeksi bakteri E.coli

Salah satu cara terbaik untuk mencegah infeksi bakteri E.coli adalah dengan rajin mencuci tangan. Pastikan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang, menyajikan, ataupun sebelum mengonsumsi makanan. Begitu juga setelah Anda menyentuh hewan atau pergi ke toilet supaya bakteri E.coli tidak mudah berpindah ke orang lain.

Secara khusus, berikut ini langkah-langkah yang dapat mencegah infeksi bakteri E.coli, yaitu:

  • Cuci buah dan sayuran sampai benar-benar bersih
  • Hindari kontaminasi silang dengan menggunakan alat masak yang bersih, termasuk piring, sendok, dan garpu
  • Siapkan bahan basah dan bahan kering dengan alat masak yang berbeda
  • Masak semua bahan makanan hingga matang sempurna, terutama daging minimal dengan suhu masak 63 derajat celcius

Pengobatan infeksi bakteri E.coli

Ketika Anda merasa terkena infeksi bakteri E.coli, dokter akan melakukan pemeriksaan feses. Hal ini bertujuan untuk melihat dan memastikan adanya bakteri E.coli dalam tubuh. Infeksi bakteri E.coli sebenarnya bisa diobati dengan perawatan di rumah yang dimulai dari minum air putih yang banyak, istirahat yang cukup, dan memantau perkembangan gejala infeksi. 

Bila Anda mengalami diare, mintalah resep obat diare yang tepat untuk kondisi Anda. Tetapi konsultasikan terlebih dahulu ke dokter sebelum memberikan obat untuk bayi atau anak-anak. Jika disertai dengan dehidrasi parah, dokter biasanya akan menyarankan rawat inap dan memberikan cairan intravena (infus). Cara ini dapat membantu mengembalikan hidrasi sehingga tubuh lebih cepat pulih.

Sebagian besar penderita infeksi bakteri E.coli biasanya akan pulih dalam waktu 5-7 hari setelah infeksi. Namun bila gejalanya tak juga membaik atau justru semakin parah, segera kunjungi dokter terdekat.


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
E. Coli Bacteria Infection: Symptoms, Treatment, Causes & Prevention (http://www.webmd.com/a-to-z-guides/e-coli-infection-topic-overview)
E. Coli Infection: Causes, Symptoms, Prevention, Risks & More (http://www.healthline.com/health/e-coli-infection)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Kalau penderita sakit maag boleh tidak mengkonsumsi kefir?
Pertanyaan ini telah dijawab oleh seorang ahli medis
Buka di app