ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Indacaterol: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Okt 2, 2020 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Indacaterol adalah obat untuk mengatasi kesulitan bernapas dan mengi akibat penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), termasuk bronkitis kronis dan emfisema;
  • Dosis indacaterol untuk menangani penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah 1 x sehari 1 kapsul (75 mcg) lewat inhalasi;
  • Efek samping indacaterol yang dapat terjadi meliputi gemetaran (tremor), mual, sakit kepala, dan batuk;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan indacaterol saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
  • Tidak untuk mengatasi asma, gangguan pernapasan yang parah atau gejala yang terjadi secara tiba-tiba, dan pasien usia < 18 tahun;
  • Klik untuk mendapatkan indacaterol atau obat asma lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Indacaterol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kesulitan bernapas dan napas bunyi (mengi) akibat penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), termasuk bronkitis kronis dan emfisema. Obat ini biasa dipilih ketika obat-obatan lain tidak mampu meredakan gejala gangguan pernapasan Anda.

Indacaterol termasuk dalam golongan obat long-acting beta agonist (LABA) dan dikenal juga sebagai bronkodilator. Obat ini bekerja dengan mengendurkan otot di sekitar saluran pernapasan agar lebih terbuka, sehingga pasien lebih mudah bernapas.

Indacaterol tidak boleh digunakan untuk gangguan pernapasan yang parah atau terjadi secara tiba-tiba. Jenis bronkodilator ini juga tidak dapat menggantikan kortikosteroid seperti beclomethasone, fluticasone, maupun prednisone.

Mengenai Indacaterol

Golongan

Resep dokter

Kemasan

Kapsul

Kandungan

Indacaterol

Manfaat Indacaterol

Indacaterol berfungsi sebagai bronkodilator yang mampu mengatasi kesultian bernapas dan mengi (napas bunyi) akibat penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), teramsuk bronkitis kronis dan emfisema. Obat ini tidak diperuntukkan bagi orang-orang yang mengalami asma.

Kontraindikasi

  • Usia < 18 tahun

Efek samping Indacaterol

Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan indacaterol dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.

Hindari terlalu banyak dosis indacaterol atau menggunakannya terlalu sering. Alih-alih menyembuhkan, tindakan demikian justru membuat obat tidak bekerja maksimal bahkan memicu risiko efek samping serius bagi tubuh.

Sejumlah efek samping indacaterol yang mungkin terjadi antara lain:

  • Gemetaran (tremor);
  • Mual;
  • Sakit kepala;
  • Batuk.

Tanyakan pada dokter mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan ketika mengalami sesak napas secara tiba-tiba atau gejala lainnya seperti:

  • Napas bunyi (mengi);
  • Produksi dahak meningkat;
  • Sering bangun di malam hari karena kesulitan bernapas.

Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:

  • Ruam;
  • Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
  • Pusing parah;
  • Kesulitan bernapas.

Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Dosis Indacaterol

Dosis indacaterol bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.

Indacaterol tersedia dalam bentuk kapsul. Beda dengan kapsul yang diminum secara oral, obat ini tidak untuk diminum melainkan menghirup isi kapsulnya dengan bantuan inhaler.

Dosis indacaterol untuk menangani penyakit paru obstruktif kronis adalah:

  • Dewasa: 1 x sehari 1 kapsul (75 mcg) lewat inhalasi;
  • Anak-anak: tidak direkomendasikan.

Setiap indacaterol hanya bisa digunakan pada satu inhaler. Itu artinya, Anda perlu menggunakan inhaler yang baru tiap kali mengisi ulang indacaterol.

Interaksi Indacaterol

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Hindari menggunakan obat-obatan golongan long-acting beta agonist (LABA) lainnya selama menggunakan indacaterol. Contohnya formoterol, salmeterol, vilanterol, olodaterol, atau arformoterol. 

Penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter guna menghindari risiko interaksi obat.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan indacaterol adalah sebagai berikut:

  • Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi atau penyakit tertentu, terutama diabetes, penyakit jantung (seperti detak jantung tidak teratur atau angina), hipertensi, hipertiroid, atau kejang;
  • Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan indacaterol saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
  • Obat ini dapat meningkatkan gula darah. Maka itu, periksakan kadar gula darah Anda secara rutin dan beri tahukan dokter jika kadarnya tinggi;
  • Indacaterol dapat memicu bronkospasme paradoks atau perburukan mengi. Segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami batuk, sesak atau kesulitan bernapas, dan mengi setelah menggunakan obat ini;
  • Indacaterol dapat meningkatkan risiko gangguan jantung atau pembuluh darah, termasuk masalah irama jantung. Beri tahukan dokter jika Anda mengalami nyeri dada, sesak napas, kelelahan ekstrem, detak jantung tidak teratur, bengkak (pada wajah, tangan, atau kaki), maupun penambahan berat badan setelah menggunakan obat ini;
  • Pasien dapat mengalami penurunan kadar kalium dalam darah atau hipokalemia. Segera temui dokter jika Anda mengalami mulut kering, rasa haus meningkat, nafsu makan hilang, nyeri otot atau kram, mual muntah, kesemutan (di tangan, kaki, atau bibir), kejang, detka jantung tidak seimbang, urine berkurang, atau kelelahan yang tak biasa;
  • Jangan berhenti menggunakan obat tanpa sepengetahuan dokter. Alih-alih menyembuhkan, hal ini malah bisa memicu reaksi efek samping dan memperparah kondisi Anda.

Artikel terkait:


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD. Indacaterol Capsule, With Inhalation Device. (https://www.webmd.com/drugs/2/drug-156477/indacaterol-inhalation/details).
Drugs.com. Indaceterol (inhalation). (https://www.drugs.com/mtm/indacaterol-inhalation.html). 1 Juli 2019.
MedlinePlus. Indacaterol Oral Inhalation. (https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a612014.html). 15 Oktober 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app