Hipospadia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit

Mari kenali ganggguan sistem saluran kemih sejak dini. Ada berbagai macam gangguan pada saluran kemih, salah satunya adalah hipospadia. Pada ulasan artikel kali ini akan dibahas lebih dalam mengenai hipospadia.

Hipospadia adalah kelainan letak lubang uretra atau muara air kemih yang berada dibagian bawah penis, mendekati arah scrotum (buah zakar), padahal normalnya terletak di ujung tengah. Saluran uretra berperan dalam sistem kemih dan reproduksi. Pada sistem berkemih, uretra merupakan saluran tempat keluarnya urin, sedangkan pada sistem reproduksi uretra merupakan tempat keluarnya cairan semen pada pria. Normalnya, lubang uretra berada dibagian tengah glans penis.

Angka kejadian hipospadia mencapai 1 dari 250 kelahiran bayi laki-laki hidup di Amerika Serikat. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang kulit putih dibandingkan dengan orang kulit hitam.

Apa penyebab hipospadia?

Hipospadia merupakan salah satu kelainan kongenital yang terjadi selama perkembangan janin di kandungan. Saluran kemih berkembang pada saat usia kehamilan 8 – 20 minggu. Pada bayi laki-laki dipengaruhi oleh hormon testosteron, sedangkan pada bayi perempuan dipengaruhi oleh hormon estrogen. Apabila ada gangguan pada hormon selama kehamilan, maka dapat terjadi gangguan yang menyebabkan terjadinya cacat selama perkembangan saluran kemih, salah satunya adalah hipospadia.

Beberapa laporan menyebutkan bahwa adanya hubungan antara kelainan hipospadia dengan kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah. Faktor genetik atau keturunan juga berperan terjadinya kelainan hipospadia, apabila ayah atau saudara kandung laki-laki memiliki riwayat hipospadia maka bayi laki-laki yang lahir beresiko menderita hipospadia juga sebesar 7%. Faktor dari ibu juga dapat mempengaruhi terjadinya hipospadia, seperti usia ibu diatas 35 tahun pada saat kehamilan, merokok, paparan terhadap zat-zat kimia seperti pestisida, atau penggunaan hormon-hormon tertentu saat hamil.

Kelainan hipospadia sudah dapat diketahui sejak bayi lahir melalui pemeriksaan fisik. Pada saat bayi lahir akan diperiksa seluruh kondisinya oleh dokter, namun orangtua juga arus tetap berperan aktif dalam mengawasi perkembangan bayi. Apabila ditemukan kelainan pada saat bayi buang air kecil maka harus segera diperiksakan ke dokter. Tingkat keparahan dari kelainan hipospadia bermacam-macam. Selama lubang uretra masih berada disekitar glans penis (kepala Mr.P), maka masih termasuk dalam hipospadia ringan. Dalam kondisi ini mungkin saja pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan apapun. Letak lubang uretra yang semakin mendekati pangkal penis atau daerah scrotum, maka dapat digolongkan sebagai hipospadia berat.

Pada kasus hipospadia berat, perlu dilakukan pemeriksaan rontgen seperti urogram untuk mengetahui gambaran saluran kemih secara keseluruhan. Apakah ada kelainan kongenital lain atau tidak di sepanjang saluran kemih. Bayi laki-laki yang lahir dengan hipospadia biasa disertai juga dengan undescended testes yaitu testes yang masih berada di rongga abdomen dan tidak turun ke rongga scrotum sebesar 30%, serta terdapat kelainan hernia inguinalis sebesar 20%.

Apa gejala hipospadia?

Pada hipospadia hanya terjadi kelainan letak lubang uretra, tidak terjadi kelainan pada fungsi uretra, sehingga fungsi uretra untuk mengeluarkan urin tidak akan terganggu. Akan tetapi pancaran urin dari uretra tidak dapat jauh seperti kondisi normal sehingga pria dengan kelainan hipospadia harus berkemih dengan posisi duduk, pada saat ereksi penis tidak dapat berdiri tegak dan gangguan ejakulasi. Hipospadia dapat juga mengganggu kesuburan pada beberapa kasus.

Pada bayi dan anak-anak kelainan hipospadia bisa saja tidak menimbulkan keluhan atau gejala apapun, namun setelah dewasa, pasien baru mulai mengeluhkan gangguan pada saat berkemih dan ereksi. Setelah menikah, kondisi hipospadia dapat mengganggu saat berhubungan seksual karena pancaran dari cairan ejakulasi tidak dapat masuk ke dalam rongga rahim wanita.

Apa upaya terapi yang bisa dilakukan?

Hipospadia hanya dapat diperbaiki dengan tindakan operasi, tidak dapat diperbaiki dengan menggunakan obat-obatan, karena yang mengalami kelainan adalah letak lubang uretranya bukan gangguan pada fungsinya. Kondisi hipospadia bukanlah suatu kondisi yang mendesak dan mengancam nyawa. Oleh karena itu untuk memperbaiki kelainan hipospadia idealnya dilakukan tindakan operasi pada bayi berusia 4 bulan – 1 tahun. Tujuan dari tindakan operasi adalah mengembalikan letak ujung uretra di tengah glans penis dan memperbaiki bentuk penis yang sudah melengkung.

Dahulu tindakan operasi yang dilakukan dapat beberapa tahap sampai harus dilakukan beberapa kali. Sekarang dengan semakin berkembangnya teknologi, maka tindakan operasi dapat dilakukan hanya satu kali. Tindakan operasi yang dilakukan dapat berupa reposisi dari uretra, memperbaiki lubang uretra di glans penis, atau merekonstruksi perineum (kulit yang menutupi glans penis) di sekitar lubang uretra. Oleh karena itu, pada hipospadia sebaiknya bayi tidak boleh disirkumsisi.

Apabila tidak diperbaiki, maka hipospadia dapat menimbulkan komplikasi seperti perdarahan saat berkemih, infeksi saluran kemih, penyempitan saluran uretra atau striktur uretra, dan bentuk penis yang tidak lurus. Setelah dilakukan operasi untuk memperbaiki posisi lubang uretra, maka kelainan hipospadia tidak akan muncul lagi dan dapat memberikan prognosis yang baik. Fungsi berkemih dan reproduksi dari uretra dapat kembali normal. Proses pemulihan setelah operasi dapat berlangsung selama beberapa minggu. Komplikasi yang dapat timbul setelah operasi sangat jarang, oleh karena itu tetap perlu dilakukan kontrol secara rutin ke dokter.


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app