Fungsi Karbohidrat yang Penting Bagi Tubuh Manusia

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit
Fungsi Karbohidrat yang Penting Bagi Tubuh Manusia

Begitu banyak fungsi karbohidrat bagi tubuh, sehingga membiarkan tubuh kehilangan asupan karbohidrat sama sekali bukanlah tindakan yang tepat. Batasi konsumsi karbohidrat sederhana, perbanyaklah konsumsi karbohidrat kompleks.

Karbohidrat merupakan nutrisi alami dalam makanan yang tersusun dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat terbagi menjadi dua jenis yakni karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks.

Karbohidrat sederhana adalah jenis karbohidrat yang cepat diolah tubuh misalnya seperti nasi putih, gula pasir, permen, susu dan buah-buahan. Sedangkan karbohidrat kompleks adalah jenis karbohidrat yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh. Jenis karbohidrat ini kaya akan serat, vitamin dan mineral. Contohnya seperti biji-bijian, kacang-kacangan, gandum, dan sayuran.

Sayangnya, atas nama menjaga kesehatan dan menghindari kegemukan, tak sedikit orang yang menjauhi karbohidrat. Padahal, karbohidrat justru memainkan peran penting dalam tubuh manusia agar fungsi organ tubuh dapat berjalan dengan baik. Ketidaktahuan akan fungsi penting karbohidrat inilah yang nampaknya melatarbelakangi beberapa orang meninggalkan karbohidrat.

Untuk itu, ketahuilah beberapa fungsi karbohidrat berikut ini agar tidak menimbulkan kesalahpahaman mengenai keberadaan karbohidrat di dalam tubuh.

Apa saja fungsi karbohidrat?

Fungsi utama karbohidrat ialah sebagai sumber energi yang begitu penting bagi tubuh. Selain itu, karbohidrat juga memegang peranan penting dalam menjaga fungsi otak, otot dan sistem pencernaan agar dapat bekerja sebagaimana mestinya.

Berikut fungsi karbohidrat selengkapnya:

Sebagai sumber energi

Fungsi karbohidrat yang utama yakni sebagai sumber energi bagi tubuh agar dapat bekerja secara optimal. Sebagian besar karbohidrat dalam makanan yang kita konsumsi akan dicerna dan dipecah menjadi glukosa untuk kemudian diserap oleh aliran darah.

Dengan bantuan insulin, sel-sel yang terdapat dalam tubuh dapat mengoksidasi glukosa dalam darah dan digunakan untuk menghasilkan bahan bakar kehidupan yang disebut dengan adenosine triphosphate (ATP) melalui serangkaian proses kompleks yang dikenal sebagai respirasi seluler. ATP inilah yang kemudian bertanggung jawab atas energi yang dibutuhkan untuk melakukan fungsi metabolisme, impuls saraf, kontraksi otot, dan berbagai fungsi lainnya.

Ketika tubuh telah memiliki cukup glukosa untuk menjalankan fungsi sebagaimana mestinya, maka kelebihan glukosa ini akan di simpan di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen. Apabila kapasitas penyimpanan glikogen sudah maksimal, barulah tubuh akan mengkonversikan kelebihan karbohidrat menjadi lemak.

Penting bagi fungsi otak

Karbohidrat berperan penting sebagai sumber energi bagi otak. Otak manusia menggunakan sekitar 20% dari keseluruhan energi yang ada di dalam tubuh. Lebih banyak dibandingkan organ tubuh lainnya.

Fungsi kognitif seseorang akan terhambat apabila tidak mengonsumsi karbohidrat. Lantas, bukankah tubuh dapat membakar protein juga lemak? Benar, namun tubuh butuh waktu cukup lama untuk dapat membakar protein juga lemak dibandingkan dengan memecah karbohidrat menjadi glukosa.

Itulah mengapa ketika kadar glukosa darah seseorang turun atau berada dalam posisi yang rendah (hipoglikemia), maka ia akan menjadi kelaparan, lemas, pusing dan tentunya sulit berkonsentrasi.

Di samping itu, kekurangan karbohidrat juga dapat menurunkan kadar testosteron juga dopamin, dan justru akan meningkatkan hormon kortisol yang dapat berakibat pada menurunnya sistem imun, naiknya tekanan darah dan gula darah, obesitas, timbulnya jerawat dan berbagai dampak lainnya.

Mempertahankan massa otot

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa kelebihan karbohidrat akan disimpan di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen. Namun, apabila kesediaan bahan bakar berupa glikogen dan lemak dalam tubuh telah habis, maka tubuh akan membakar otot guna mendapatkan energi.

Jelas saja ini merupakan kondisi yang buruk, karena otot sangat dibutuhkan bagi pergerakan tubuh. Kehilangan massa otot dapat membuat tubuh lemah dan tak bertenaga. Apabila massa otot terus tergerus akan berdampak buruk bagi kesehatan dan bukan tidak mungkin dapat berujung pada kematian.

Oleh karena itu, konsumsilah setidaknya beberapa makanan yang mengandung karbohidrat guna mencegah hilangnya massa otot dan berbagai dampak buruk lainnya.

Menurunkan risiko penyakit

Pastilah banyak yang mengerutkan dahi ketika mengetahui fungsi karbohidrat yang satu ini. Wajar memang, karena asupan karbohidrat berlebih dalam tubuh memiliki dampak negatif bagi kesehatan jantung dan meningkatkan risiko terjadinya diabetes.

Namun itu semua terjadi apabila yang dikonsumsi berlebih adalah karbohidrat sederhana. Lain ceritanya apabila yang disuplai ke dalam tubuh adalah karbohidrat kompleks, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran dan beberapa jenis buah-buahan. Maka yang didapatkan adalah jantung yang sehat dan membuat penyakit diabetes kian menjauh.

Bagaimana bisa? Ketika masuk ke dalam tubuh, kandungan serat dalam karbohidrat kompleks akan membentuk gel dalam usus halus dan mengikat lemak, kolesterol juga asam empedu. Akibatnya asam empedu tidak lagi dapat diserap dalam usus halus sehingga akan  dibuang melalui usus besar.

Kondisi tersebut kemudian akan merangsang hati agar dapat menarik kolesterol dari darah guna menggantikan hilangnya asam empedu. Pada akhirnya, kadar total kolesterol dalam darah pun akan menurun dan berdampak positif bagi kesehatan jantung.

Selain itu, karbohidrat kompleks juga mengandung molekul gula yang kompleks dan sulit dicerna secara cepat sehingga tubuh pun akan terhindar dari lonjakan gula darah. Dampaknya tentu saja dapat menjauhkan tubuh dari penyakit diabetes.

Baik untuk kesehatan pencernaan

Serat dalam karbohidrat kompleks tidak akan dipecah menjadi glukosa. Ketika masuk ke dalam tubuh, serat tersebut akan menarik banyak air dan membentuk bahan seperti gel di saluran pencernaan, sehingga membuat feses menjadi lebih lunak dan mudah dikeluarkan.

Hal tersebut tentu saja berdampak baik bagi kesehatan sistem pencernaan karena dapat mencegah dari terjadinya sembelit, diare bahkan diet tinggi serat juga mampu meminimalisir kemungkinan datangnya beberapa macam penyakit usus seperti divertikulitis.

Bagi yang ingin melakukan diet penurunan berat badan, mengonsumsi karbohidrat kompleks merupakan suatu keharusan. Mengapa? karena tubuh membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memecah karbohidrat kompleks sehingga dapat memberikan efek kenyang lebih lama.

Setelah mengetahui berbagai fungsi karbohidrat bagi tubuh, apakah masih ada alasan untuk menghindarinya? Karbohidrat bukanlah sebatas nasi, mie dan makanan lain sejenisnya. Kacang-kacangan, biji-bijian dan sayur-sayuran juga termasuk karbohidrat, tepatnya karbohidrat kompleks. Jadi, jangan sampai salah persepsi apalagi berpikiran untuk menjauhkan karbohidrat sebagai asupan tubuh.

Perlu diketahui, bahwa organisasi kesehatan dunia atau WHO, menyarankan agar mengubah pola makan menjadi 55% hingga 75% menggunakan karbohidrat kompleks, sementara untuk karbohidrat sederhana hanya sebesar 10%. Intinya, perbanyaklah konsumsi karbohidrat kompleks dan batasi konsumsi karbohidrat sederhana.

Dengan begitu kita tetap dapat menjaga kesehatan tanpa perlu takut menjadi gemuk atau alasan lainnya yang membuat tubuh sama sekali tak mendapat asupan karbohidrat.


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Carbohydrates - The Nutrition Source. Harvard T.H. Chan School of Public Health. (https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/carbohydrates/)
Physiology, Carbohydrates - StatPearls. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459280/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app