ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

EPA (Eicosapentaenoic Acid): Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Sep 22, 2020 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Eicosapnetaenoic acid atau EPA adalah asam lemak omega-3 yang dapat ditemukan pada ikan berlemak seperti salmon, ikan cod, dan tuna;
  • Manfaat EPA adalah mampu menurunkan kadar trigliserida, mencegah penyakit jantung, hingga meningkatkan daya ingat;
  • Dosis EPA untuk menurunkan kadar trigliserida adalah 2 x sehari 2 gram EPA, konsumsi bersamaan dengan makanan agar perut lebih nyaman;
  • Efek samping EPA yang mungkin terjadi meliputi mual, diare, rasa tidak nyaman di perut bagian atas, dan sendawa;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan EPA saat hamil atau menyusui. Pilihlah makanan sumber EPA ketimbang versi suplemennya;
  • Klik untuk mendapatkan eicosapentaenoic acid (EPA) atau vitamin dan suplemen lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Eicosapnetaenoic acid atau EPA adalah asam lemak omega-3 yang dapat ditemukan pada beberapa jenis ikan berlemak seperti salmon, ikan cod, tuna, herring, dan mackerel. EPA sering kali digunakan sebagai obat atau suplemen untuk menurunkan kadar trigliserida dalam darah.

Dilihat dari cara kerjanya dalam tubuh, EPA mampu mencegah proses pembekuan darah yang merugikan. Selain itu, jenis asam lemak omega-3 ini juga dapat mengurangi nyeri dan bengkak pada tubuh.

Maka tak heran jika EPA paling sering digunakan untuk mencegah penyakit jantung, mencegah efek samping setelah serangan jantung, mengatasi depresi, hingga meringankan gejala menopause. Dalam sediaan suplemen, EPA juga dilengkapi dengan DHA untuk mengoptimalkan perkembangan otak, khususnya pada anak.

Mengenai EPA (Eicosapentaenoic Acid)

Golongan

Suplemen

Kemasan

  • Kapsul
  • Cairan infus

Kandungan

EPA (Eicosapentaenoic Acid)

Manfaat EPA (Eicosapentaenoic Acid)

Berbagai manfaat Eicosapentaenoic acid atau EPA adalah sebagai berikut:

  • Menurunkan kadar trigliserida dalam darah;
  • Mencegah penyakit jantung;
  • Mencegah reaksi efek samping setelah serangan jantung;
  • Mengatasi depresi;
  • Meringankan gejala menopause;
  • Membantu memulihkan tubuh pasca operasi;
  • Meningkatkan daya ingat dan keterampilan berpikir;
  • Mengurangi risiko efek samping kemoterapi;
  • Mengurangi gejala ADHD pada anak.

Efek samping EPA (Eicosapentaenoic Acid)

EPA umumnya tergolong aman bagi tubuh selama digunakan sesuai dosis, baik lewat makanan sumber EPA alami maupun suplemen. Namun, sama seperti obat pada umumnya, penggunaan EPA (Eicosapentaenoic Acid) dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.

Sejumlah efek samping EPA meliputi:

  • Mual;
  • Diare;
  • Rasa tidak nyaman di perut atas;
  • Sendawa.

Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:

  • Ruam;
  • Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
  • Pusing parah;
  • Kesulitan bernapas.

Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Dosis EPA (Eicosapentaenoic Acid)

Dosis EPA bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.

Dosis EPA yang umum diresepkan adalah sebagai berikut:

  • Hipertrigliseridemia: 2 x sehari 2 gram EPA murni, diimbangi dengan obat kolesterol statin;
  • Penyakit kardiovaskuler: 4 gram EPA;
  • Penyakit jantung koroner: 3 x sehari 0,6 gram EPA;
  • Depresi:
    • Pengobatan: 2 x sehari 0,5-1 gram EPA, diimbungi dengan obat antidepresan;
    • Pencegahan: 3,5 gram per hari selama 2 minggu;
  • Serangan jantung: 1,8 gram EPA per hari, dikombinasikan dengan obat statin selama 1 bulan atau 1 tahun. 
  • Gejala menopause: 3 x sehari 500 mg EPA selama 8 minggu;
  • Borderline personality disorder: 1 gram EPA per hari selama 8 minggu.

Sebaiknya konsumsi EPA bersamaan dengan makanan untuk mengurangi sensasi tidak nyaman di perut.

Kunci pentingnya adalah batas konsumsi EPA yang tergolong aman yaitu 2-3 gram per hari. Jangan lebih dari itu, sebab dikhawatirkan dapat memicu reaksi efek samping yang merugikan tubuh seperti terhambatnya proses pembekuan darah, sehingga seseorang bisa lebih rentan mengalami pendarahan.

Interaksi EPA (Eicosapentaenoic Acid)

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan EPA (Eicosapentaenoic Acid) adalah sebagai berikut:

  • Obat pengencer darah, seperti warfarin: meningkatkan risiko memar dan perdarahan;
  • Obat hipertensi: menyebabkan tekanan darah semakin menurun;
  • Obat diabetes: menurunkan gula darah secara berlebihan;
  • Aspirin: meningkatkan risiko perdarahan dan memar.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan EPA (Eicosapentaenoic Acid)adalah sebagai berikut:

  • Beri tahukan dokter jika Anda mengalami atau memiliki riwayat diabetes, gangguan imun, atau sirkulasi darah yang buruk;
  • Sampaikan pada dokter mengenai obat-obatan yang sedang Anda konsumsi, termasuk suplemen maupun herbal;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan EPA saat hamil atau menyusui. Sebaiknya pilihlah makanan sumber EPA ketimbang versi suplemennya;
  • Hati-hati penggunaan pada penderita aritmia karena EPA dapat meningkatkan denyut jantung;
  • Hati-hati penggunaan pada orang-orang yang tekanan darahnya rendah, sebab EPA dapat membuat tekanan darah terus merosot.

Artikel terkait:


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app