HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Edema Kornea - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 2, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 15, 2019 Waktu baca: 3 menit

Kornea tidak memiliki pembuluh darah dan berwarna transparan. Tebal kornea pada orang dewasa adalah sekitar 0.5 milimeter. Kornea memiliki 5 lapisan yaitu epitel, membran Bowman, stroma, membran descemet (lapisan tipis) dan endotelium.

Edema kornea adalah pembengkakan kornea yang disebabkan oleh penumpukan cairan di kornea. Bila tida diobati, edema kornea dapat menyebabkan penglihatan kabur.

Mengenai Edema Kornea

Penyebab Edema Kornea

Kornea terdiri dari lapisan jaringan yang membantu memfokuskan cahaya pada bagian belakang mata untuk menghasilkan gambar yang jelas. Sepanjang permukaan bagian dalam kornea adalah lapisan sel yang disebut endotelium. Tugasnya adalah memompa cairan yang terkumpul di dalam bola mata.

Ketika sel-sel endotelium rusak, cairan dapat menumpuk dan menyebabkan kornea membengkak serta penglihatan kabur. Berikut adalah penyakit yang dapat merusak sel endotelium dan menyebabkan edema kornea, meliputi:

  • Distrofi endotel Fuchs (atau distrofi Fuchs), adalah penyakit bawaan yang secara bertahap menghancurkan sel-sel endotel mengakibatkan kelainan bentuk korne.
  • Endothelitis, adalah respons imun yang mengarah pada peradangan endotelium. Kondisi ini disebabkan oleh virus herpes.
  • Glaukoma adalah penyakit di mana tekanan menumpuk di dalam bola mata. Tekanan dapat merusak saraf optik dan dalam beberapa kasus, menyebabkan edema kornea.
  • Distrofi kornea polimorf posterior, adalah kondisi kornea yang jarang dan disebabkan oleh faktor keturunan.
  • Sindrom Chandler, adalah kelainan di mana sel-sel epitel berkembang terlalu cepat.

Operasi katarak juga dapat merusak sel endotel. Biasanya kerusakannya tidak cukup luas untuk menyebabkan masalah, tetapi kadang-kadang dapat menyebabkan edema kornea. Edema kornea yang terjadi setelah operasi katarak disebut edema kornea pseudophakic atau keratopati bulosa pseudophakic.

Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan risiko edema kornea:

  • Benzalkonium klorida, bahan pengawet yang digunakan dalam banyak obat tetes mata dan obat bius
  • Chlorhexidine (Betasept, Hibiclens), antiseptik yang digunakan untuk mendisinfeksi kulit sebelum operasi
  • Amantadine (Gocovri), obat yang digunakan untuk mengobati virus dan penyakit Parkinson

Gejala Edema Kornea

Saat kornea membengkak dan cairan menumpuk, penglihatan Anda akan menjadi kabur. Penglihatan menjadi sangat kabur ketika baru bangun tidur di pagi hari dan akan membaik seiring hari berjalan.

Gejala-gejala edema kornea yang lainnya meliputi:

  • lingkaran cahaya di sekitar lampu
  • nyeri pada mata dapat mendadak atau hilang timbul
  • perasaan bahwa benda asing ada di mata
  • pandangan kabur

Pencegahan Edema Kornea

Edema ringan mungkin berkembang sangat lambat, jadi tidak menampakan gejala-gejala awal. Untuk edema yang lebih parah, menjalani operasi dan mengenakan kacamata atau lensa kontak dapat mengembalikan banyak penglihatan yang hilang.

Segera konsultasikan diri jika mengalami gejala-gejala edema korneal untuk mendapat pencegahan dini.

Pengobatan Edema Kornea

Jika edema kornea ringan, pengobatan mungkin tidak diberikan. Untuk meredakan pembengkakan sementara di mata, dokter mungkin merekomendasikan tetes salep (garam dan air) pekat.

Jika pembengkakan menjadi cukup parah dan merusak penglihatan, Anda mungkin perlu menjalani operasi untuk mengganti seluruh kornea atau lapisan endotel dengan jaringan kornea yang sehat dari donor.

Prosedur yang digunakan untuk mengobati edema kornea meliputi:

1. Penetrating Keratoplasty (PK atau PKP)

Merupakan salah satu metode transplan/ cangkok kornea. Dokter akan mengangkat  lapisan tebal kornea Anda dan menggantinya dengan jaringan sehat dari donor. Setelah operasi ini, Anda mungkin perlu memakai lensa korektif agar dapat melihat dengan jelas.

Risiko dari operasi ini termasuk kerusakan pada lensa mata, perdarahan, glaukoma, atau penolakan terhadap cangkok kornea.

2. Descemet Endotel stripping Keratoplasty (DSEK) atau Endothelial Keratoplasty

Prosedur ini hanya menggantikan lapisan endotel dan atau lapisan membrane decement kornea yang rusak, sehingga sisanya tetap utuh. Baik prosedur maupun pemulihannya lebih cepat daripada dengan prosedur PK. Metode ini relatif lebih aman dan ketidak cocokan antara donor dan penerima (resipien) lebih kecil.

Waktu pemulihan Anda akan bergantung pada tingkat keparahan edema kornea dan cara penanganannya. Edema kornea ringan mungkin tidak menyebabkan gejala apa pun atau memerlukan perawatan.

Jika Anda menjalani operasi untuk mengganti seluruh kornea Anda, mungkin diperlukan satu tahun atau lebih untuk mendapat penglihatan sepenuhnya. Untuk sementara waktu, Anda mungkin perlu memakai kacamata untuk mendapat penglihatan yang jelas.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app