Dragon's Blood: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Apr 8, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 3 menit

Dragon’s blood merupakan resin atau getah dari tumbuhan alami yang memiliki warna merah tua. Karena hal tersebut maka disebut dragon’s blood. Resin ini diesktraksi dari berbagai spesies pohon tropis yang biasa disebut pohon naga (Dracaena cinnabari). Dragon’s blood berasal dari kelompok tanaman Croton, Pterocarpus, Daemonorops, atau Dracaena.

Resin atau getah dragon’s blood telah lama digunakan selama ribuan tahun oleh orang Yunani dan Romawi kuno, serta masyarakat di India, Cina, maupun Timur Tengah untuk berbagai tujuan yang berbeda.

Kegunaan dari dragon’s blood umumnya digunakan untuk tujuan kesehatan, tetapi dapat juga digunakan sebagai pewarana, cat, dupa, atau untuk tujuan spiritual. Hal ini dikarenakan dragon’s blood memiliki aroma yang kuat dan agak manis, tidak seperti vanilla dan rempah-rempah.

Produk dragon’s blood dari Daemonorops atau Dracaena adalah produk yang paling umum dan banyak digunakan. Penggunaan umum dragon’s blood telah berubah seiring berjalannya waktu. Saat ini, dragon’s blood banyak digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan, mempercepat penyembuhan luka karena bertindak sebagai zat pengering (astringent), dan kadang juga digunakan untuk mengatasi masalah pernapasan.

Mengenai Dragon’s Blood

Golongan

Suplemen herbal

Kemasan

Kapsul, bubuk, ekstrak, tincture, salep krim

Kandungan

-

Efek samping Dragon’s Blood

Dragon’s blood umumnya aman untuk digunakan karena belum ada informasi mengenai efek samping yang timbul akibat penggunaannya. Walaupun begitu, penggunaan suplemen apapun harus diperhatikan dan didiskusikan dahulu dengan dokter yang tahu kondisi Anda agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Manfaat Dragon’s Blood

Kegunaan dragon’s blood yang paling sering digunakan adalah untuk mengatasi masalah pencernaan, seperti diare atau disentri. Dikarenakan resin dragon’s blood memiliki sifat antimikroba yang dapat membunuh patogen penyebab diare.

Dragon’s blood terbukti bermanfaat dalam mengatasi beberapa jenis bisul dan borok topikal yang terjadi akibat luka di tempat tidur ataupun karena menderita diabetes. Dragon’s blood juga dapat digunakan sebagai penyembuh luka dan memiliki efek antivirus. Dragon’s blood juga menunjukkan adanya taspine, komponen yang memiliki sifat antiinflamasi.

Dragon’s blood juga dianggap mampu menawarkan perlindungan terhadap patogen dan membunuh bakteri, jamur, serta virus. Karena dragon’s blood memiliki sifat antimikroba yang cukup besar dan dapat digunakan sebagai sumber pengawet makanan. Walaupun begitu, dragon’s blood tidak dapat dianggap sebagai pengganti pendekatan medis dalam melawan infeksi seperti antibiotik tetapi dapat bermanfaat dalam kondisi ringan.

Dragon’s blood juga diteliti untuk mengetahui kaitannya dengan pencegahan dan pengobatan kanker, tetapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Resin Dragon’s blood dipercaya memiliki beberapa manfaat antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas yang mungkin menjadi penyebab kanker, sehingga mengonsumsi dragon’s blood ini dapat memberikan manfaat yang sama seperti halnya makanan yang kaya akan antioksidan lainnya.

Dosis Dragon’s Blood

  • Untuk penggunaan dragon’s blood dalam mengatasi masalah sistem pencernaan, diare, kanker, dan sebagai antidiabetes, dragon’s blood dapat diminum dalam bentuk tablet, kapsul, ataupun ekstrak tincture dengan dosis 125-250mg setiap hari.
  • Untuk penggunaan salep krim dragon’s blood pada kulit atau borok dapat mengoleskannya ke bagian yang bermasalah, tetapi pastikan terlebih dahulu mengikuti petunjuk label.
  • Untuk penggunaan tincture atau ekstrak dragon’s blood, dapat dilarutkan dengan air sebanyak 3-5 tetes dragon’s blood dan dapat digunakan sebagai pembasuh luka.

Dosis dragon’s blood dapat bergantung pada faktor usia, riwayat kesehatan, maupun beberapa kondisi lainnya. Tetapi dragon’s blood hanya dapat digunakan sebagai obat tambahan yang tetap harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Interaksi Dragon’s Blood

Hindari penggunaan dragon’s blood bersamaan dengan obat pengencer darah karena kemungkinan keduanya dapat berinteraksi.

Perhatian

Jika Anda sedang hamil atau menyusui, sangat penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi dragon’s blood. Walaupun belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa dragon’s blood tidak berbahaya jika dikonsumsi selama kehamilan atau menyusui, tetapi penggunaanya sebaiknya dihindari.

Pastikan untuk mengikuti petunjuk dosis dragon’s blood pada label kemasan atau produk dan hindari penggunaannya dalam jangka waktu yang lama.


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Jura-Morawiec, Joanna & Tulik, Mirela. (2016). Dragon’s blood secretion and its ecological significance. Chemoecology. 26. 10.1007/s00049-016-0212-2. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/298897759_Dragon's_blood_secretion_and_its_ecological_significance)
Yi T, et al. (2011). Comparison of the chemical profiles and anti-platelet aggregation effects of two “Dragon’s Blood” drugs used in traditional Chinese medicine. DOI: (https://doi.org/10.1016/j.jep.2010.11.008)
Yehia A-T, et al. (2013). In vitro evaluation of antimicrobial and antioxidant activity of Dragon’s blood tree (Dracaena cinnabari Balf.f.) of Socotra Island (Yemen). (https://www.ingentaconnect.com/content/doaj/23095288/2013/00000001/00000002/art00009)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app