Cyclothymia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 12, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Apa itu Cyclothymia?

Cyclothymia atau biasa disebut juga siklotomia/siklotomik merupakan gangguan suasana hati yang dapat menyebabkan perubahan emosi naik turun. Pada tahap ini, gangguan yang dialami masih bisa dibilang cukup ringan jika dibandingkan dengan gangguan bipolar.

Penderita Cyclothymia mengalami perubahan emosi yang cenderung naik turun, mulai dari hipomania hingga depresi yang masih dalam tahap ringan. Perbedaan antara penderita Cyclothymia dengan penderita bipolar adalah intensitas gejala yang dialami, karena perubahan emosi dan depresi yang terjadi pada penderita gangguan bipolar lebih ekstrem dan berat. Walaupun begitu, penderita Cyclothymia memiliki banyak kesamaan dengan penderita gangguan bipolar.

Dalam kehidupan sehari-hari, penderita Cyclothymia tetap terlihat normal dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasa tetapi suasana hati dapat berubah secara tidak terduga. Jika tidak diobati, penderita Cyclothymia dapat mengalami peningkatan risiko gangguan bipolar di kemudian hari. Kondisi ini dapat terjadi pada pria maupun wanita segala usia, tetapi biasanya berkembang saat usia remaja dan secara umum lebih banyak dialami oleh wanita.

Mengenai Cyclothymia

Penyebab Cyclothymia

Penyebab Cyclothymia belum diketahui secara pasti, tetapi seperti gangguan kesehatan mental lainnya, penelitian menunjukkan bahwa Cyclothymia bisa saja terjadi karena beberapa faktor berikut:

  • Keturunan, di mana penderita Cyclothymia cenderung memiliki riwayat keluarga yang juga mengalami gangguan kesehatan mental
  • Lingkungan, ketika penderita memiliki pengalaman traumatis sehingga memicu stress yang berkepanjangan dan menimbulkan penyakit berat
  • Perbedaan cara kerja otak, seperti perubahan neurobiologi otak

Gejala Cyclothymia

Penderita Cyclothymia biasanya mengalami depresi ringan selama beberapa minggu dan dilanjutkan mengalami hipomania selama beberapa hari.

Berikut ini adalah gejala-gejala hipomania yang terjadi pada penderita Cyclothymia:

  • Euforia berlebihan
  • Harga diri tinggi
  • Berbicara lebih sering/berlebihan
  • Tidak dapat mengambil keputusan dengan baik
  • Melakukan aktivitas fisik yang berlebihan
  • Tidak mudah lelah

Berikut ini adalah gejala-gejala depresi ringan yang terjadi pada penderita Cyclothymia:

  • Mudah marah dan gelisah
  • Perubahan nafsu makan
  • Mudah teralihkan dan sulit berkonsentrasi
  • Mengalami kesulitan tidur
  • Mudah lelah

Pencegahan Cyclothymia

Sampai saat ini belum ada cara yang tepat untuk mencegah terjadinya Cyclothymia. Seseorang didagnosa menderita Cyclothymia jika mengalami hipomania dan depresi selama lebih dari dua tahun.

Jika gejala-gejala awal Cyclothymia terjadi, diharapkan para penderita segera berkonsultasi dengan dokter dan menberitahukan seluruh riwayat medis Anda sehingga dapat mencegah Cyclothymia semakin memburuk.

Pengobatan Cyclothymia

Cyclothymia merupakan gangguan kesehatan kronis yang membutuhkan penanganan seumur hidup. Walau sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan Cyclothymia, tetapi ada beberapa obat yang dapat membantu mengurangi gejala Cyclothymia, seperti:

  • obat antidepresan (untuk memperbaiki suasana hati)
  • lithium (umumnya digunakan pada penderita bipolar; dikonsumsi bersamaan dengan obat anti-depresan)
  • obat anti-kejang/antikonvulsan (seperti divalproex sodium, lamotrigine, dan valproic acid),
  • obat anti-kecemasan (seperti benzodiazepine)
  • obat anti-epilepsi (seperti carbamazepine, oxcarbazepine atau sodium valproate)

Selain obat-obatan itu, Cyclothymia biasanya ditangani melalui beberapa metode perawatan dan terapi. Salah satunya melalui terapi bicara (psikoterapi).

Metode psikoterapi dianggap sebagai bagian penting dalam menangani Cyclothymia karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dua kombinasi terapi ini dapat membawa perubahan signifikan dalam kehidupan para penderita Cyclothymia ke arah yang lebih baik.

Metode psikoterapi yang digunakan adalah terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi kesejahteraan. Tujuan dari terapi ini adalah untuk menghentikan Cyclothymia tidak berkembang menjadi gangguan bipolar, mengurangi dan menghentikan gejala agar tidak terjadi kembali,

Terapi perilaku kognitif melibatkan penderita dengan terapis yang terlatih dalam menemukan cara untuk membantu mengelola gejala Cyclothymia yang dialami dengan mengubah cara berpikir dan berperilaku.

Sementara melalui terapi kesejahteraan, penderita Cyclothymia difokuskan pada peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Tidak hanya dalam memperbaiki gejala psikologis tertentu.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app