Chlorambucil: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Waktu baca: 3 menit

Chlorambucil merupakan salah satu jenis obat yang digunakan sebagai kemoterapi penyakit kanker. Obat ini digunakan pada kanker darah seperti leukemia, limfoma hodgkin, kanker testis, kanker payudara, serta beberapa jenis kanker lainnya. Obat ini termasuk dalam agen alkylating yang memiliki mekanisme dalam membunuh sel kanker dan mencegah perkembangan sel.

Agen alkylating bekerja langsung dalam memblokade sintesis DNA dan RNA sel kanker untuk mencegah sel kanker bereplikasi dan menimbulkan penyebaran ke jaringan tubuh lainnya. Rantai DNA yang tidak diblok akan menyebabkan mutasi sel serta meningkatkan efek karsinogenik pada setiap sel kanker.

Agen tersebut juga bekerja memblokade sintesis protein pada sel kanker guna menghindari replikasi sel dan berujung pada apoptosis (mematikan sel). Obat alkylating juga dapat berisiko menimbulkan toksisitas pada sel sehat seperti pada sumsum tulang dan sistem pencernaan.

Chlorambucil sendiri memiliki efek yang dama dengan obat cyclophosphamide yang memodifikaskan rantai DNA hingga menghambat sintesis DNA, RNA, dan protein. Chlorambucil juga bermanfaat sebagai terapi pada penyakit autoimun.

Kegunaan Chlorambucil 

Chlorambucil digunakan sebagai terapi pada beberapa penyakit kanker antara lain:

1. Leukemia Kronik Limfositik
Leukemia kronik limfositik merupakan salah satu jenis leukemia ganas yang menyerang sumsum tulang belakang sehingga mempengaruhi sel darah putih. Sel darah putih diproduksi terlalu banyak dan membunuh sel darah merah di pembuluh darah. Sel ini tidak dapat menyerang infeksi tetapi tetapi berkembang dan bertambah besar hingga menyebabkan sel kanker.

Gejala yang ditimbulkan pada leukemis limfositik kronik antara lain:

  • Sakit
  • Cepat lelah
  • Pembesaran kelenjar getah bening
  • Anemia
  • Berat badan menurun
  • Nafsu makan berkurang
  • Trombosit menurun
  • Demam tinggi
  • Nyeri otot dan sendi

2. Limfoma Hodgkin
Limfoma adalah suatu penyakit keganasan pada kelenjar getah bening di dalam tubuh. Limfoma dibagi menjadi limfoma hodgkin dan nonhodgkin. Pada limfoma hodgkin ini akan menimbulkan gejala yang secara perlahan dapat menyebabkan mematikan pada dominan jenis kelamin laki-laki berusia kurang dari 60 tahun apabila tidak ditangani segera.

Limfoma hodgkin disebabkan oleh pertumbuhan sel kanker di kelenjar limfa. Sel ini sangat sulit dikendalikan penyebarannya sehingga harus ditangani dengan segera. Perkembangan sel dari limfa akan menimbulkan metastase dari sel limfosit B yang bertugas sebagai sistem pertahanan tubuh untuk melawan infeksi yang berkembang secara tidak normal.

Gejala limfoma hodgkin antara lain:

  • Cepat lelah
  • Demam
  • Berat badan menurun
  • Nyeri perut
  • Gatal pada kulit
  • Perut bengkak

Efek samping Chlorambucil

Chlorambucil memiliki efek hepatotoksik yang cukup tinggi. Obat ini mengakibatkan peningkatan enzim hati setelah 2 hingga 6 minggu pemberian terapi. Kerusakan hati terjadi bersamaan terhadap rekasi hiperensitivitas seperti ruam kulit dan demam. Penggunaan obat dalam jangka panjang dapat menimbulkan risiko hepatitis kronis atau sindrom duktus bilier.

Efek samping lainnya terkait pengobatan chlorambucil antara lain:

  • Anemia
  • Penutunan platelet
  • Mual muntah
  • Ruam kulit
  • Kerontokan rambut
  • Terganggunya fertilitas
  • Toksisitas paru

Hal-hal khusus terkait pemberian Chlorambucil

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum penggunaan chlorambucil:

  • Obat chlorambucil tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan memyusui
  • Obat chlorambucil tidak boleh diberikan bersamaan dengan aspirin
  • Beritahu dokter apabila Anda memiliki riwayat penyakit hati
  • Tidak dianjurkan untuk menerima vaksin selama diebrikan terapi chlorambucil

Dosis dan cara pemberian Chlorambucil

Chlorambucil tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 2 miligam. Orang dengan penyakit kanker biasanya mengonsumsi obat chlorambucil sebanyak 2 hingga 10 miligram per hari. Lama pemberian bervariasi antar 2 hingga 8 minggu bergantung pada derajat kanker dan efektifitas terapi.

Obat chlorambucil diberikan pada 2 jam setelah makan. Pemberian obat ini tidak boleh bersamaan dengan obat lainnya termasuk multivitamin.

Penanganan terhadap efek samping yang muncul setelah pengobatan harus tetap disesuaikan oleh resep dokter terkait dengan kondisi kesehatan dan jenis obatnya guna mencegah adanya interaksi terhadap pemberian obat chlorambucil.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Chlorambucil - C14H19Cl2NO2. U.S. National Library of Medicine National Center for Biotechnology Information. (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Chlorambucil)
Chlorambucil Oral : Uses, Side Effects, Interactions, Pictures, Warnings & Dosing. WebMD. (https://www.webmd.com/drugs/2/drug-14006/chlorambucil-oral/details)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app