Obat Tak Boleh Sembarangan Digerus, Ini Efeknya

Dipublish tanggal: Sep 3, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 21, 2019 Waktu baca: 3 menit
Obat Tak Boleh Sembarangan Digerus, Ini Efeknya

Bagi sebagian orang, minum obat sekali teguk bukanlah perkara yang mudah. Ukuran obat yang kebesaran atau rasa obat yang pahit membuat mereka tidak sanggup menelan langsung sehingga obat harus digerus dulu supaya lebih mudah diminum.

Walaupun lebih mudah ditelan, sebenarnya boleh tidak, sih, menggerus obat sebelum diminum? Kira-kira ada bahayanya atau tidak, ya? Mari simak ulasannya berikut ini.

Bolehkah menggerus obat sebelum diminum?

Setiap orang mempunyai cara berbeda-beda saat minum obat. Ada yang mampu minum obat langsung sekali teguk, ada yang hanya bisa menelan obat dengan bantuan pisang, hingga digerus terlebih dahulu.

Menggerus obat adalah proses mengubah bentuk obat dari bentuk tablet atau kaplet menjadi serbuk. Biasanya, obat yang sudah berbentuk serbuk akan dilarutkan dengan air di atas sendok sebelum diminum. 

Walaupun memang rasanya lebih pahit, cara ini dapat membantu orang-orang yang sudah menelan obat agar bisa tetap minum obat. Akan tetapi, memangnya boleh menggerus obat sebelum diminum?

Sayangnya, tidak semua obat boleh digerus karena alasan keamanan. Apalagi jika Anda melakukannya tanpa persetujuan dari dokter dan tidak sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kemasan obat.

Beberapa tablet, pil, dan kapsul tidak dapat bekerja secara optimal atau bahkan dapat membahayakan tubuh kalau digerus atau dibuka (pada kapsul). Ada obat yang dirancang secara khusus untuk dilepaskan secara perlahan di dalam tubuh dalam waktu tertentu.

Sementara itu, beberapa jenis obat lainnya dilapisi bahan khusus sehingga cukup sulit dihancurkan. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter maupun apoteker kalau Anda ingin menggerus obat sebelum diminum.

Baca Selengkapnya: Pentingnya Mengikuti Aturan Minum Obat

Apa bahayanya minum obat yang digerus?

Pada beberapa kasus, minum obat yang digerus sebetulnya sama seperti saat Anda minum obat secara utuh. Namun di sisi lain, menggerus obat sebelum diminum dapat meningkatkan risiko efek samping obat. Manfaat obat pun jadi tidak efektif karena tidak digunakan sebagaimana mestinya.

Beberapa tablet memiliki lapisan khusus yang dirancang untuk melindungi perut Anda dari komponen obat dan mencegah asam lambung. Jika obat tersebut terpaksa harus digerus, maka lapisan khusus tadi malah bisa mengiritasi lapisan perut Anda.

Ada obat yang dirancang secara khusus untuk dilepaskan secara perlahan di dalam tubuh dalam waktu tertentu. Kalau obat tersebut digerus dulu sebelum diminum, maka kandungan obat akan dilepaskan lebih cepat dan malah bisa memicu overdosis.

Misalnya saja, obat yang diminum 1 kali sehari dibuat dengan lapisan khusus agar pelepasan kandungan berjalan lebih lambat dalam waktu 24 jam. Jika obat ini digerus, maka komponen obat akan dilepaskan lebih cepat sebelum waktunya dan efek sampingnya mungkin jadi lebih besar.

Daftar obat yang boleh dan tidak boleh digerus

Agar tidak salah langkah saat minum obat, berikut ini daftar obat yang boleh dan tidak boleh digerus:

1. Tablet biasa atau tanpa pelapis (uncoated)

Jenis obat ini paling umum dan dibuat tanpa pelapis sehingga cenderung boleh digerus. Baik diminum secara langsung atau digerus terlebih dahulu, obat akan hancur di dalam lambung dan diserap secara maksimal.

2. Obat dengan lapisan gula atau film (sugar coated)

Jika Anda menemukan obat yang bentuknya licin atau mengkilat, lalu saat dijilat rasanya manis, maka obat tersebut termasuk sugar coated.

Lapisan gula atau film yang membungkus obat bertujuan untuk menyamarkan rasa dan bau obat. Jenis obat ini tidak boleh digerus karena bisa membuat obat terasa pahit dan tidak enak dikonsumsi.

3. Obat salut enterik

Obat yang dibuat bersalut tidak boleh digerus. Lapisan enterik dirancang untuk melindungi lambung dari komponen obat, juga melindungi obat dari paparan asam lambung. 

Jensi obat ini dibuat bersalut supaya kandungan obat baru diserap setelah melewati lambung, misalnya di usus. Menggerus obat ini justru dapat melarutkan obat sebelum waktunya dan berisiko memicu asam lambung. 

4. Tablet lepas lambat

Tablet lepas lambat dirancang secara khusus agar dilepaskan dalam tubuh pada jangka waktu tertentu, biasanya sekitar 24 jam setelah minum obat. Obat jenis ini tidak boleh dihancurkan, karena kandungan obat bisa dilepaskan dengan cepat sebelum waktunya dan meningkatkan risiko overdosis.

Obat yang dibalut lapisan lepas lambat biasanya ditandai dengan akhiran CD, CR (Controlled Release), DA (Delayed Action), ER, XR (Extended Release), dan XL. 

Baca Juga: Jangan Minum Suplemen Ini Bersamaan Dengan Obat dan Suplemen Lain

Bagaimana kalau saya susah menelan obat secara utuh?

Jika Anda mengalami kesulitan saat menelan obat secara utuh atau langsung, tanyakan dulu pada dokter apakah obat yang diresepkan boleh digerus atau tidak. Dokter mungkin akan meresepkan alternatif obat lain, seperti obat cair atau tablet yang bisa dilarutkan dalam air, agar Anda lebih mudah mengonsumsinya.

Menggerus obat bisa menjadi pilihan terakhir. Dokter akan mengajarkan Anda cara menggerus obat yang benar sekaligus cara meminumnya.

Obat yang digerus dapat dicampurkan dengan makanan atau cairan lainnya untuk menyamarkan rasa pahit. Boleh-boleh saja kalau Anda ingin melarutkannya dengan air, tapi bersiaplah dengan rasa pahit obat.

Baca Selengkapnya: Kenali Perbedaan Obat Palsu dan Obat Asli


2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
How to Crush Pills Safely and Correctly. Verywell Health. (https://www.verywellhealth.com/how-to-crush-pills-513966)
Crushing tablets or opening capsules: many uncertainties, some established dangers. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25325120)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app