ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Benfotiamine: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Sep 30, 2020 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 2 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Benfotiamine adalah turunan vitamin B1 yang digunakan untuk mengatasi kerusakan saraf akibat diabetes (neuropati diabetik) dan alkoholisme;
  • Manfaat benfotiamine juga dapat membantu menangani penyakit Alzheimer, arthritis, depresi, sakit punggung, hingga penyakit tiroid;
  • Efek samping benfotiamine yang dapat terjadi antara lain sakit perut, ruam kulit, mual, pusing, rambut rontok, hingga berat badan naik;
  • Dosis benfotiamine untuk alkoholisme adalah 600 mg per hari selama 6 bulan, sedangkan untuk neuropati diabetik 150-600 mg per hari dalam 3-4 dosis terbagi selama 3-6 minggu;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan benfotiamine saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
  • Klik untuk mendapatkan benfotiamine atau vitamin dan suplemen lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Benfotiamine adalah turunan dari tiamin, atau yang dikenal sebagai vitamin B1. Bahan kimia ini dapat digunakan untuk mengatasi kerusakan saraf yang disebabkan oleh diabetes (neuropati diabetik) dan alkoholisme. 

Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa benfotiamine juga bisa membantu menangani penyakit Alzheimer hingga arthritis. Namun, sampai saat ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat benfotiamine tersebut.

Secara alami, benfotiamine dapat ditemukan pada bawang putih dan bawang merah. Turunan vitamin B1 ini larut dalam lemak dan lebih mudah diserap oleh tubuh daripada tiamine itu sendiri.

Mengenai Benfotiamine

Golongan

Suplemen vitamin

Kemasan

-

Kandungan

Benfotiamine

Manfaat Benfotiamine

Ketika dikonsumsi secara oral, tubuh akan mengubah benfotiamine menjadi tiamin alias vitamin B1. Tubuh cenderung lebih mudah menyerap benfotiamine daripada vitamin B1 itu sendiri.

Itu artinya, konsumsi benfotiamine bisa meningkatkan jumlah tiamin dalam tubuh. Maka tak heran jika bahan kimia yang satu ini bisa membantu mengatasi penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B1 dalam tubuh.

Selain itu, benfotiamine juga dapat mengatasi sejumlah gangguan kesehatan berikut: 

  • Neuropati diabetik (kerusakan saraf akibat diabetes);
  • Alkoholisme;
  • Penyakit Alzheimer;
  • Arthritis;
  • Sakit punggung;
  • Depresi;
  • Fibromyalgia;
  • Penyakti tiroid;
  • Kecemasan.

Efek samping Benfotiamine

Pada dasarnya, benfotiamine aman dikonsumsi selama mengikuti dosis dan aturan penggunaannya. Namun, sama seperti obat pada umumnya, penggunaan benfotiamine dapat menimbulkan efek samping. Reaksinya mungkin berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.

Sejumlah efek samping benfotiamine yang dapat terjadi antara lain:

  • Sakit perut;
  • Ruam kulit;
  • Mual;
  • Pusing;
  • Rambut rontok;
  • Berat badan naik;
  • Bau badan tak sedap;
  • Tekanan darah menurun.

Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:

  • Ruam;
  • Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
  • Pusing parah;
  • Kesulitan bernapas.

Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Dosis Benfotiamine

Dosis benfotiamine bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.

Dosis benfotiamine yang umum digunakan antara lain:

  • Alkoholisme: 600 mg benfotiamine per hari, diminum selama 6 bulan;
  • Neuropati diabetik:
    • 150-600 mg benfotiamine per hari dalam 3-4 dosis terbagi selama 3-6 minggu;
    • Obat yang mengandung kombinasi 50 mg benfotiamine dan 250 mcg vitamin B12: 3 x sehari selama 3 minggu;
    • Obat yang mengandung kombinasi 40 mg benfotiamine, 90 mg vitamin B6, dan 250 mcg vitamin B12: 3 x sehari 1 kapsul atau 4 x sehari 2 kapsul per hari, diminum selama 6 minggu.

Interaksi Benfotiamine

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan benfotiamine adalah sebagai berikut:

  • Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi maupun penyakit tertentu;
  • Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan benfotiamine saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
  • Jangan berhenti menggunakan obat tanpa sepengetahuan dokter. Alih-alih menyembuhkan, hal ini malah bisa memicu reaksi efek samping dan memperparah kondisi Anda.

Artikel terkait:


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Journal of Diabetes Investigation. Preventive effects of benfotiamine in chronic diabetic complications. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4015539/). 22 Oktober 2010.
Very Well Health. The Health Benefits of Benfotiamine. (https://www.verywellhealth.com/benfotiamine-89417). 9 Juli 2020.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app