Atrial Fibrilasi (Afib) Nonvalvular - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 27, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Atrial Fibrilasi (AFib) adalah istilah medis untuk irama jantung yang tidak teratur. Ini termasuk penyakit jantung katup, di mana penyimpangan dalam katup jantung seseorang menyebabkan irama jantung tidak normal. Ada banyak kemungkinan penyebab Atrial Fibrilasi (AFib). Baca juga: Atrial fibrilasi (AFib)

Atrial Fibrilasi (AFib) sendiri terbagi menjadi 2 (dua) macam, yakni:

  • Atrial Fibrilasi (AFib) valvular
  • Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih detil mengenai Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular, yakni Atrial Fibrilasi (AFib) yang tidak disebabkan oleh penyakit jantung katup.

Mengenai Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular

Hingga saat ini memang belum ada definisi dasar mengenai Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular, tetapi berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa perbedaan dalam metode pengobatan antara Atrial Fibrilasi (AFib) valvular dengan Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular.

Penyebab Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular

Penyebab Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular sendiri meliputi: efek samping dari konsumsi alkohol, kafein maupun tembakau, sleep apnea, tekanan darah tinggi, masalah paru-paru, kegemukan/obesitas, hipertiroidisme/kelenjar tiroid yang terlalu aktif, ataupun stress karena penyakit parah seperti pneumonia. 

Selain itu, Atrial Fibrilasi (AFib) cenderung terjadi pada pria dibanding wanita dan risiko Atrial Fibrilasi (AFib) semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Irama jantung yang tidak teratur pun dapat mempersulit jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga dapat menyebabkan pusing atau kelelahan. 

Tes untuk mendeteksi adanya Atrial Fibrilasi (AFib) dapat melalui elektrokardiogram, ekokardiogram, tes stress, rontgen dada, dan tes darah.

Gejala Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular

Atrial Fibrilasi (AFib) seringkali tidak memiliki gejala apapun, tetapi tanda-tanda yang dapat dirasakan antara lain:

  • ketidaknyamanan di dada
  • perasaan berdebar di dada
  • detak jantung bergetar
  • palpitasi jantung
  • pusing atau seperti merasa pingsan
  • sesak napas
  • kelelahan

Pencegahan Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular

Cara pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular:

  • Perubahan gaya hidup
  • Menghindari minuman beralkohol
  • Mengurangi asupan kafein atau minuman berenergi
  • Mengonsumsi obat secara teratur sesuai resep
  • Mencoba menurunkan kadar kolesterol
  • Melakukan olahraga ringan secara teratur
  • Mengurangi asupan garam (untuk menjaga tekanan darah)
  • Mengikuti diet sehat
  • Mengurangi stress

Pengobatan Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular

Metode pengobatan Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular sendiri dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan seperti novel antikoagulan oral (NOACs) untuk menghambat thrombin yakni dabigatran (Pradaxa), rivaroxaban (Xarelto), atau apixaban (Eliquis).

Selain obat-obatan, dapat dilakukan beberapa prosedur untuk membantu mengatur kembali jantung Anda sehingga dapat berdetak secara teratur, yaitu:

  • Kardioversi. Di mana arus listrik dikirim ke jantung utnuk mencoba mengembalikan irama normal dan membuat detak jantung kembali teratur.
  • Ablasi. Ini melibatkan bekas luka yang disengaja atau merusak bagian jantung untuk mengirimkan sinyal listrik yang tidak teratur sehingga jantung akan berdetak kembali dengan irama.

Jika Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular tidak segera mendapatkan perawatan yang tepat, maka Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular dapat menyebabkan sejumlah masalah, termasuk pengumpulan darah di beberapa bagian jantung.

Konsekuensi dari pengumpulan darah tersebut dapat mengakibatkan lebih sedikit darah yang tersedia untuk dipompa ke seluruh tubuh. Jika gumpalan darah terbentuk dalam darah yang terkumpul, itu bisa mencapai otak dan menyebabkan stroke.

Sehingga tujuan dilakukannya berbagai perawatan Atrial Fibrilasi (AFib) nonvalvular adalah untuk:

  • Mencegah pembekuan darah yang bisa menyebabkan stroke
  • Mengembalikan irama jantung yang normal
  • Mengontrol seberapa banyak bilik jantung berkontraksi dan penuh dengan darah
  • Melakukan kontrol laju, untuk mengendalikan bilik jantung berkontraksi meski jantung terus berdetak

20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app