Seberapa Bahayanya Terlalu Banyak Cabai?

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 1 menit
Seberapa Bahayanya Terlalu Banyak Cabai?

Mengonsumsi cabai atau bumbu pedas jenis apapun dapat menciptakan kecanduan tersendiri. Rasanya, sekali makan tanpa sambal terasa ada yang kurang, terutama bagi orang Indonesia. Meski rasa pedas memiliki sensasi kenikmatan tersendiri, namun mengonsumsi makanan yang terlalu pedas dalam frekuensi yang terlalu sering juga dapat menyebabkan masalah pada kesehatan, sama dengan apapun itu yang dikonsumsi secara berlebih.

Cabai mengandung vitamin C tujuh kali lebih banyak dari dari jeruk dan memiliki berbagai manfaat kesehatan misalnya meredakan pilek karena sinus. Membantu melancarkan pencernaan, meringankan migrain, nyeri otot, sendi dan saraf . Selain itu, cabai juga merupakan sumber vitamin A dan E , beta -karoten, asam folat dan kalium. Telah lama cabai digunakan untuk mengurangi kontaminasi mikro pada makanan dan dianggap sebagai peningkat metabolisme yang membantu menurunkan berat badan . Beberapa studi juga telah menemukan bahwa cabai memainkan peran cukup penting dalam pengobatan kanker paru-paru dan prostat dan leukemia.

Saat mengonsumsi cabai, tubuh akan mengaktifkan sistem saraf simpatetik yang dapat memicu peningkatan produksi energi. Alhasil, tubuh membakar lebih banyak kalori karena adanya kenaikan metabolisme dan thermogenesis.

Namun, kandungan aktif dalam cabai berupa capsaicin dapat menyebabkan peradangan jaringan dalam tubuh, sehingga lendir dalam perut atau usus dapat mengalami kerusakan akibat konsumsinya yang terlalu banyak. Cabai dalam jumlah banyak juga bisa menyebabkan iritasi pencernaan.
 
Keluhan yang dialami umumnya berupa rasa sakit yang tajam pada bagian dalam perut,disertai rasa panas, mual, dan muntah. Oleh sebab itu, konsumsilah cabe hanya dalam jumlah yang wajar saja demi kesehatan Anda.

Segelas susu atau yoghurt, atau mentimun, dapat membantu menenangkan efek panas yang ditimbulkan cabai. Kasein dalam susu menarik capsaicin menjauh dari situs saraf reseptor sehingga sensasi terbakar pada lidah dan perut berkurang.

Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu seperti sakit lambung, tanyakan kepada dokter Anda apakah boleh mengonsumsi cabai. Atau pertimbangkan alternatif lain seperti suplemen capsaicin. 


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Could hot chili peppers reduce mortality risk?. Medical News Today. (Accessed via: https://www.medicalnewstoday.com/articles/327324)
Gastritis. Johns Hopkins Medicine. (Accessed via: https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/gastritis)
Chili Peppers 101: Nutrition Facts and Health Effects. Healthline. (Accessed via: https://www.healthline.com/nutrition/foods/chili-peppers)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app