Defisiensi Vitamin A - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 2, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 16, 2019 Waktu baca: 3 menit

Defisiensi vitamin A adalah salah satu masalah kesehatan yang paling sering terjadi. Penyebab utamanya adalah kurangnya kandungan vitamin A dalam makanan secara kronis sehingga gagal memenuhi kebutuhan fungsi tubuh normal seperti pertumbuhan jaringan, metabolisme normal, dan ketahanan terhadap infeksi.

Penyebab defisiensi vitamin A

Vitamin A merupakan mikronutrien yang sangat penting untuk menjadi bagian dari asupan makanan. Tubuh manusia tidak memiliki kemampuan memproduksi sendiri vitamin A sehingga harus mengandalkan asupan dari luar. Makanan yang kaya akan vitamin A antara lain hati, minyak hati ikan, telur, biji-bijian, daging, dan produk olahan susu.

Vitamin A lebih diketahui fungsinya dalam penglihatan, sebagai komponen yang penting dalam sel-sel penangkap cahaya pada retina. Oleh sebab itu, defisiensi vitamin A merupakan penyebab utama kebutaan di negara-negara berkembang. 

Penyebab defisisensi vitamin A tentunya karena tubuh kekurangan vitamin A. Selain dapat meningkatkan risiko kebutaan, kurangnya vitamin A dapat berpengaruh terhadap menurunnya daya tahan tubuh sehingga anak lebih mudah terkena penyakit infeksi, misalnya campakmalaria atau diare.

Gejala defisiensi vitamin A

Gejala-gejala yang sering timbul akibat kekurangan vitamin A adalah sebagai berikut:

  • Mata kering
  • Sulit melihat di malam hari
  • Kulit kering
  • Kuku pecah-pecah
  • Ulkus kornea (luka pada mata)
  • Kebutaan
  • Bintik putih di mata
  • gangguan pertumbuhan
  • Infeksi

Cara mencegah defisiensi vitamin A

Rekomendasi pemberian vitamin A sebagai upaya pencegahan defisiensi vitamin A adalah sebagai berikut:

  • Pemberian ASI ekslusif untuk 6 bulan pertama untuk mencegah terjadinya defisiensi vitamin A.
  • Dosis vitamin A untuk ibu baru melahirkan harus ditingkatkan sampai 400.000 IU dan sebaiknya dibagi dalam 2 dosis.
  • Usia di bawah satu tahun harus mendapatkan tiga dosis vitamin A sebanyak 50.000 IU dalam enam bulan pertama kehidupan. Tiga dosis ini dapat diberikan bersamaan dengan imunisasi.
  • Pada anak diatas 12 bulan, dosis tunggal vitamin A sebanyak 200.000 IU sebaiknya diberikan tiap 4-6 bulan.

Diagnosis defisiensi vitamin A

1. Anamnesa

Vitamin A memegang peranan penting dalam memelihara fungsi sel epitel. Pada anak dengan defisiensi vitamin A, gejala yang muncul dapat berkaitan dengan gangguan fungsi epitel di seluruh organ tubuh termasuk mukosa. Pada kulit, nampak menjadi kering dan bersisik terutama pada daerah lengan, kaki, bahu dan bokong.

Gangguan pada mukosa usus dapat menyebabkan diare. Gangguan pada mukosa saluran napas dapat menyebabkan penyumbatan saluran bronkus. Selain itu, gangguan pada mukosa saluran kemih dapat menyebabkan infeksi saluran kemih. Penderita kondisi ini biasanya sering mengeluhkan masalah penglihatan dimana mengalami kesulitan mengadaptasi penglihatan di tempat gelap (night blindness).

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan terarah, pemeriksaan tumbuh kembang anak, dan mencari adanya tanda-tanda yang mendukung kelainan sesuai hasil anamnesia. Pada pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan tanda tanda yang mengarah pada gangguan tumbuh, anemia, retardasi mental, peningkatan tekanan intracranial (rongga kepala).

Pemeriksaan mata juga dapat menunjukan karakteristik yang khas. Pada tahap awal, kornea tampak kering, bersisik, dan opak. Kondisi ini memudahkan terjadinya infeksi. Selanjutnya dapat terjadi ulserasi (luka) dan nekrosis kornea yang berujung pada kerusakan permanen pada kornea dan berakhir pada kebutaan.

3. Pemeriksaan penunjang

Diagnosis defisiensi vitamin A tahap awal dapat dilakukan dengan tes adaptasi gelap. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan sitologi impresi konjungtiva, pemeriksaan kadar retinol plasma dan plasma retinol binding protein.

Pengobatan defisiensi vitamin A

Kekurangan vitamin A bisa diobati dengan suplemen vitamin A. Jumlah dari suplemen tergantung dari umur anak-anak. Suplemen vitamin A bisa memperbaiki rabun senja dan bisa menolong mata mendapatkan lubrikasi alaminya lagi.

Namun, kehilangan penglihatan yang disebabkan oleh kerusakan di area kornea mata tidak bisa disembuhkan dengan suplemen vitamin A. Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala-gejala seperti yang telah disebutkan untuk mendapat penanganan secepatnya. 


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WHO - Micronutrient deficiencies (https://www.who.int/nutrition/topics/vad/en/)
Vitamin A Deficiency: Background, Pathophysiology, Epidemiology (https://emedicine.medscape.com/article/126004-overview#a5)
8 Signs and Symptoms of Vitamin A Deficiency (https://www.healthline.com/nutrition/vitamin-a-deficiency-symptoms)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app