Dapat Mengganggu Kesehatan Mental, Hindari 7 Kebiasaan Ini!

Dipublish tanggal: Agu 23, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 16, 2020 Waktu baca: 4 menit
Dapat Mengganggu Kesehatan Mental, Hindari 7 Kebiasaan Ini!

Mungkin beberapa orang tidak menyadari bahwa ancaman besar bukan hanya datang dari luar, tapi juga dari dalam diri. Siapa sangka bahwa ternyata sebuah kebiasaan dan pola pikir bisa menjadi bumerang yang dapat mengganggu kesehatan mental dan tubuh.

Ibarat sebuah mesin, jika Anda hanya merawat luarnya saja, tentu tidak akan memberikan kinerja yang maksimal. Dengan demikian, Anda tentu saja harus merawatnya juga dari dalam. 

Anda mungkin sudah mencoba pola hidup sehat tapi rasanya hati tetap tidak tenang dan bikin murung. Hati-hati, bisa jadi selama ini Anda tidak sadar telah melakukan kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan mental.

Kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan mental

Berikut ini beberapa kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan mental, di antaranya:

1. Putus asa dan pesimis

Depresi dapat terjadi akibat munculnya rasa pesimis, sehingga membuat Anda berpikiran tidak ada lagi harapan dan cenderung mudah putus asa untuk segala hal yang dihadapi. Tak jarang, pesimis juga sangat berpengaruh pada pola pikir seseorang dalam menjalankan kehidupan. 

Hal ini menandakan bahwa kesehatan mental Anda sudah terganggu. Jika tidak segera diatasi, maka dapat mengakibatkan gangguan mood yang kemudian mengganggu aktivitas Anda sehari-hari.

Anda dapat mengatasi gangguan tersebut dengan mengenali kelemahan dan kelebihan yang Anda miliki. Cobalah untuk selalu berpikiran positif dan mulailah menerima segala sesuatu yang terjadi pada diri Anda. 

Tingkatkan kelebihan dan potensi yang berada dalam diri Anda. Hindari terjebak dalam memikirkan kekurangan diri karena sejatinya manusia tidak ada yang sempurna.

2. Ingin selalu sempurna

Perfeksionis merupakan sebuah sifat yang selalu menginginkan kesempurnaan dalam segala hal. Sempurna di sini artinya tidak ada kesalahan, tidak ada cacat, dan berjalan sesuai dengan rencana yang telah dipikirkan. 

Oleh sebab itu, biasanya orang yang memiliki sifat perfeksionis sering merasa kecewa jika hal yang diharapkannya tidak sesuai dengan ekspektasi. Jika tidak dapat dikontrol, maka hal ini dapat berubah menjadi gangguan kecemasan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Tetapkan tujuan yang realistis, lebih dapat dicapai, dan hadapi kesalahan atau kegagalan sebagai bentuk pembelajaran. Jika Anda sudah mulai cemas, segera tenangkan diri Anda dengan teknik-teknik relaksasi. Tarik napas panjang dari hidung, lalu buang perlahan lewat mulut. 

Mengharapkan semua hal harus sempurna memang mustahil, tapi Anda dapat mengubahnya dengan mematok tujuan-tujuan realistis yang dapat dicapai. Mulailah menerima setiap kesalahan dan kegagalan yang terjadi sebagai pengalaman untuk menjadi lebih baik ke depannya.

Namun, jika Anda mulai merasakan kecemasan dan rasa panik, sebaiknya atasi dengan beberapa cara relaksasi untuk menenangkan diri.

Baca Selengkapnya: 16 Cara Mengatasi Stres yang Mudah Dipraktikkan

3. Berpikiran negatif

Berpikiran negatif memang kerap kali muncul dalam benak seseorang, entah datangnya sepintas ataupun berlarut-larut. Namun bagaimanapun, Anda tetap saja harus menghilangkan kebiasaan ini.

Seseorang dapat berpikiran negatif karena terobsesi terhadap suatu hal, misalnya saja merasa insecure kalau menggenggam handphone seharian, mengecek sosial media pasangan Anda berulang kali akibat berprasangka negatif, dan takut seseorang mendekati pasangan Anda melalui pesan online.

Anda sebaiknya mulai mengurangi kebiasaan ini karena dapat memicu munculnya stres. Bukan tidak mungkin juga hal ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada organ tubuh Anda lainnya.

4. Minder atau tidak percaya diri

Menyadari kekurangan diri sendiri memang penting, tapi itu bukan berarti Anda harus merasa rendah diri dan menyalahkan diri sendiri. 

Jika Anda menganggap hal itu sebagai suatu masalah besar, Anda kemungkinan besar akan selalu menginginkan kehidupan seperti orang lain yang Anda anggap sempurna. Yang ada, Anda akan menjadi lebih mudah stres karena terus memikirkannya.

Anda harus percaya diri, fokus pada kemampuan yang Anda miliki, dan mengembangkan terus potensinya. Anda tidak perlu memusingkan kehidupan orang lain yang berbeda dengan Anda. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

5. Kurang tidur

Tidur merupakan aktivitas penting untuk mengistirahatkan tubuh setelah seharian beraktivitas. Tidur cukup juga membuat tubuh lebih maksimal saat melakukan regenerasi sel. 

Namun jika Anda kurang tidur, maka akan mengganggu keseimbangan sistem yang bekerja dalam tubuh. Anda akan lebih mudah mengantuk dan tidak bersemangat. Hal ini tentu saja dapat mengganggu kesehatan mental Anda.

Depresi dan gangguan bipolar adalah dua dari sekian banyak penyakit yang disebabkan oleh tidak cukupnya jam tidur. Pastikan untuk mendapatkan durasi tidur minimal 8 jam setiap malam untuk menghindarinya.

Baca Juga: 5 Tips Agar Cepat Terlelap

6. Kurang beraktivitas

Sebuah penelitian dari London melaporkan bahwa orang yang kurang beraktivitas atau olahraga fisik rentan mengalami depresi. Sebaliknya, orang yang aktif bergerak cenderung berisiko lebih rendah terkena depresi.

Anda dapat mulai beraktivitas untuk menggerakan fisik Anda dengan cara jalan sore, bersepeda, atau aktivitas lainnya yang dapat membuat tubuh Anda menjadi aktif.

7. Memendam emosi

Sebuah jurnal menyatakan bahwa menahan emosi atau amarah dapat mengganggu kesehatan mental seseorang. Bahkan hal ini dapat memicu gangguan depresi karena tidak bisa meluapkan rasa amarah secara sehat.

Mulai sekarang, cobalah untuk belajar mengungkapkan perasaan yang Anda alami. Mulai dari rasa kesal, sedih, kecewa, dan rasa mengganjal yang berada di dalam benak sehingga membuat Anda kurang merasa nyaman. 

Anda dapat menceritakannya pada orang-orang terdekat atau seseorang yang dapat Anda percaya. Namun, jika Anda tidak bisa melakukannya, buku dapat menjadi media untuk mencurahkan perasaan Anda dalam bentuk tulisan.

Baca Selengkapnya: 10 Tips Jitu Mengendalikan Emosi


28 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Zuckerbrot RA, et al. (2018). Guidelines for adolescent depression in primary care (GLAD-PC): Part I. Practice preparation, identification, assessment, and initial management. (https://pediatrics.aappublications.org/content/141/3/e20174081)
Thoma MV, et al. The effect of music on the human stress response. (2013). DOI: (http://www.doi.org/10.1371/journal.pone.0070156)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app