Atelektasis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 4, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 5, 2019 Waktu baca: 3 menit

Pernahkah kamu mendengar istilah atelektasis ? Tahukah kamu arti istilah ini ? Kata Atelektasis ialah nama dari sebuah kondisi atau keadaan yang cukup serius dan berkaitan erat dengan paru paru. 

Kondisi ini dimana bila seseorang divonis terserang kondisi atelektasis maka artinya sebagian atau keseluruhan segmen dari paru parunya tidaklah berfungsi. Seram sekali bukan. Untuk itu disini untuk menambah ilmu pengetahuanmu akan kondisi serius satu ini, sebaiknya kamu membaca artikel dibawah ini.

Apa itu Atelektasis ?

Atelaksis ialah nama sebuah kondisi dimana paru paru seorang manusia mengalami pengerutan baik pada sebagian tempat atau lobus atau segmen paru paru  maupun keseluruhan area paru paru sehingga kantung udara kecil atau alveoli dalam paru paru ikut mengempis dan menyebabkan terjadinya penyumbatan saluran udara di bronkus sehingga mengganggu fungsi pernafasan.

Sebenarnya kondisi atelektasis merupakan suatu kondisi yang biasanya terjadi ketika seseorang selesai melakukan operasi namun terjadi komplikasi atau gangguan pada saluran pernafasannya dan mengakibatkan seseorang tersebut menderita kondisi atelektasis. 

Bila terdapat kondisi atelektasis pada tubuh mu sebaiknya kamu segera berobat karena bila dibiarkan kondisi ini bisa ikut mempengaruhi jumlah oksigen yang ada di dalam tubuh dan akan mengganggu sistem pernafasan mu dan seluruh sistem dalam tubuh mu. 

Gejala atau ciri ciri seseorang menderita kondisi Atelektasis

Gejala atau ciri ciri yang muncul pada penderita atelektasis umumnya berbeda beda tergantung dari tingkat keparahan atelektasis yang ada pada diri setiap indiviidu, tingkat penyumbatan pada bronkus serta ada tidaknya infeksi pada paru parus individu tersebut.  

Namun terdapat beberapa gejala umum yang dapat menandakan bahwa seseorang terkena kondisi atelektasis seperti dibawah ini :

  • Kesulitan dalam bernafas atau dsypnea
  • Pernafasan bersifat dangkal dimana nafas menjadi cepat dan cenderung pendek
  • Batuk batuk
  • Demam ringan
  • Rasa sakit atau nyeri pada area yang mengalami kondisi atelektasis
  • Kesulitan bernafas secara tiba tiba
  • Muncul kebiruan pada area kulit, bibir, ujung ujung jari akibat kekurangan oksigen atau bisa dinamakan sianosis
  • Meningkatnya detak jantung atau takikardia
  • Tekanan darah menurun rendah atau hipotensi
  • Syok 
  • Tekanan darah rendah
  • Denyut jantung meningkat

Penyebab terjadinya kondisi Atelektasis

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang berada dalam kondsi atelektasis seperti faktor faktor berikut ini :

  • Penggunaan anestesi saat proses pembedahan atau operasi. Tindakan anestesi atau suntikan anestesi biasanya dilakukan oleh tim dokter ketika pasiennya akan melakukan proses operasi atau pembedahan sehingga bagian tubuh yang dioperasi atau dibedah akan ‘mati rasa’ untuk beberapa saat.

    Tindakan anestesi ini  sebenarnya juga dapat menyebabkan perubahan pada pola pernafasan si pasien baik dalam menyerap gas asing dan perubahan pada tekanan paru paru sehingga alveoli pasien menjadi mengempis dan memicu kondisi atelektasis terjadi.
  • Adanya benda asing yang masuk ke dalam paru paru. Umumnya ini terjadi pada pasien yang masih berusia anak anak dimana atelektasis dapat terjadi bila tanpa sengaja ada mainan atau kacang atau sesuatu yang kecil yang masuk ke dalam paru paru akibat terhisap oleh anak.
  • Si pasien mengalami beberapa kondisi medis yang menyebabkan adanya penyempitan dan luka pada saluran udara bronkus. Adapun beberapa kondisi medis yang biasanya menyebabkan atelektasis ialah penyakit TBC atau tuberculosis, infeksi jamur dan lainnya.
  • Adanya gumpalan darah pada area paru paru. Hal ini tentunya akan menghalangi udara masuk ke area alveoli.
  • Adanya tumor pada saluran bronkus. Sama seperti gumpalan darah, tumor yang ditemukan di saluran bronkus juga akan membuat aliran udara untuk terhambat dan terganggu jalur masuknya.
  • Penyumbatan cairan mukus.

Diagnosis Atelektasis

Beberapa metode pemeriksaan yang dapat dilakukan, termasuk:

  • X-ray 
  • CT scan. Jenis pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan tumor yang kemungkinan menyebabkan terjadinya atelektasis pada penderita.
  • Oksimetri. Jenis pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah.
  • Bronkoskopi. Jenis pemeriksaan ini bertujuan untuk mengevaluasi bagian dalam paru-paru serta dapat menghilangkan sebagian halangan pada saluran pernapasan yang menyebabkan atelektasis.
  • Pemeriksaan histologi atau jaringan. Jenis pemeriksaan ini akan menggunakan mikroskop dimana dapat melihat adanya kanker atau pada penyumbatan oleh mukosa akibat reaksi alergi terhadap Aspergillus.

Pengobatan pada pasien Atelektasis

Pengobatan pada pasien atelektasis sebenarnya tergantung pada tingkat keparahan atelektasis yang diderita setiap pasien. Dokter umumnya akan memberikan pengobatan sesuai dengan kondisi pasien. 

Adapun beberapa cara pengobatan yang biasanya akan diberikan oleh dokter ialah fisioterapi dada dan pernafasan, bisa juga dengan memberikan obat obatan seperti obat bronkidilator untuk menurunkan tekanan pada area bronkus,  obat antibiotik dan obat mukolitik untuk mengurangi tingkat kekentalan lendir pada area pernafasan.ya.  


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Payne, J. Patient (2015). Mucolytics. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4557315/)
Madappa, T. Medscape (2017). Atelectasis. (https://emedicine.medscape.com/article/296468-overview)
Mayo Clinic (2015). Diseases and Conditions. Atelectasis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/atelectasis/symptoms-causes/syc-20369684)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app