Tanda-Tanda Dehidrasi pada Anak

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mei 15, 2019 Waktu baca: 3 menit
Tanda-Tanda Dehidrasi pada Anak

Dehidrasi merupakan sebuah kondisi ketidakseimbangan cairan tubuh di mana cairan dalam tubuh keluar lebih banyak dibandingkan cairan yang masuk ke dalam tubuh. 

Bayi dan anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi dibandingkan orang dewasa. Hal ini pun terjadi karena anak-anak dan bayi belum mengerti tanda atau gejala dehidrasi. Padahal dehidrasi pada anak-anak dapat berkembang dengan cepat dan sangat berbahaya jika tidak segera ditangani. 

Dehidrasi bisa terjadi jika bayi atau anak-anak mengalami kekurangan cairan akibat muntah, diare, demam, atau berkeringat. Dehidrasi yang terjadi dapat berupa dehidrasi ringan yang mudah diatasi, dehidrasi sedang, hingga dehidrasi berat. Dehidrasi berat dapat menyebabkan shock atau kondisi yang mengancam jiwa.

Anak-anak dan bayi mungkin belum dapat menyampaikan apa yang sedang dirasakan kepada orang tuanya sehingga agak sulit untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi pada anak. Lalu bagaimana cara mengetahui bahwa anak kita mengalami dehidrasi? Berikut tanda-tanda dehidrasi pada anak yang harus Anda waspadai.

Tanda-tanda dehidrasi ringan dan dehidrasi sedang pada anak

Jika anak Anda mengalami tanda dehidrasi ringan, Anda dapat mengatasinya dengan cara alami seperti meningkatkan konsumsi air putih anak, memberikan makanan yang kaya dengan kandungan air di dalamnya, serta mengatur suhu ruangan agar anak tidak terlalu gerah dan mengeluarkan banyak keringat. Berikut tanda atau gejala dehidrasi ringan dan sedang yang mungkin terjadi pada anak:

  • Anak menjadi lebih rewel atau mudah menangis
  • Anak merasa jauh lebih haus daripada biasanya
  • Mata cekung
  • Urin anak jauh lebih gelap dari biasanya
  • Cubitan kulit atau turgor lebih lambat

Tanda-tanda dehidrasi berat pada anak

Dehidrasi berat pada anak menyebabkan anak perlu mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih lanjut, entah diberikan obat untuk mengurangi dehidrasi atau melalui suntikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang terutama setelah anak mungkin mengalami demam, diare, ataupun muntah.

Karena jika dibiarkan akan membuat anak menjadi susah makan, tidak bisa beraktivitas, hingga meningkatkan risiko terkena penyakit lainnya yang diakibatkan oleh dehidrasi. Berikut tanda dehidrasi berat pada anak yang perlu diwaspadai:

  • Pingsan atau tidak sadar
  • Anak tampaknya sulit berkonsentrasi atau tidak fokus
  • Anak merasa lemas dan pusing ketika berdiri
  • Mulut dan mata anak sangat kering
  • Produksi urin dan intensitas buang air kecil anak menurun
  • Anak tidak mau minum atau menyusu
  • Cubitan kulit (turgor) lebih dari 2 detik

Pemeriksaan dan perawatan tambahan sangat diperlukan jika anak Anda memiliki salah satu dari gejala dan tanda dehidrasi berikut:

  • Mulut kering
  • Menangis tanpa air mata
  • Tidak pipis selama enam jam atau lebih
  • Mata cekung
  • Terdapat darah dalam tinja
  • Nyeri perut hebat
  • Muntah selama lebih dari 24 jam atau muntah yang konsisten dan berwarna hijau
  • Demam tinggi lebih dari 103 F (39,4 derajat celcius)
  • Kurang aktif dari biasanya
  • Intensitas buang air kecil atau jumlah urin berkurang

Penyebab dehidrasi pada anak

Dehidrasi yang terjadi pada anak-anak umumnya terjadi akibat malasnya minum air putih sehingga tubuh mengalami kekurangan cairan tubuh. Secara umum, tanda dehidrasi dapat dirasakan ketika merasa haus ataupun ketika kondisi urin terlihat berwarna kuning tua. Berikut ini beberapa penyebab terjadinya dehidrasi pada anak:

1. Kurang minum air putih

Ketika anak masih kecil umumnya orang tua berperan penting untuk mengatur pola makan, pola tidur dan segala hal yang diperlukan anak. Begitupun dengan kebiasaan minum air putih, di mana orang tua harus mengingatkan dan meminta anak untuk minum air putih secara berkala sehingga dapat mencegah anak mengalami dehidrasi karena umumnya anak malas minum hingga merasa haus.

2. Kondisi tubuh tidak fit atau sakit

Daya tahan tubuh atau sistem imun pada anak umumnya masih belum begitu kuat sehingga mudah menyebabkan anak jatuh sakit. Anak yang sedang sakit akan cenderung mengalami penurunan nafsu makan. Hal ini jika berlangsung terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi pada anak dan mengurangi jumlah urin ketika buang air kecil.

3. Mengalami demam, diare, atau muntah

Ketika anak sakit demam, diare, dan muntah, maka cairan dalam tubuh pasti akan menurun drastis dan menyebabkan anak mengalami dehidrasi. Hal ini dapat membuat kondisi kesehatan anak bertambah parah karena biasanya terjadi penurunan nafsu makan juga.

4. Cuaca panas

Dalam cuaca panas, anak akan mengeluarkan lebih banyak keringat sehingga anak mudah mengalami dehidrasi. Untuk itu, kenakan pakaian yang berbahan katun agar anak merasa lebih nyaman dan membantu mengurangi rasa panas di kulit.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app