Tak Hanya Menyerang Anak-anak, Cacar Air Juga Dapat Terjadi pada Orang Dewasa

Dipublish tanggal: Agu 18, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Mar 6, 2020 Waktu baca: 3 menit
Tak Hanya Menyerang Anak-anak, Cacar Air Juga Dapat Terjadi pada Orang Dewasa

Selama ini mungkin banyak orang yang mengira bahwa cacar air hanya bisa terjadi pada usia anak-anak saja, tetapi ternyata cacar air juga bisa menyerang orang dewasa dan remaja yang belum pernah terkena cacar air sebelumnya ketika masih anak-anak. Penyebab penyakit cacar air sendiri adalah virus varicella-zoster. 

Selain menyerang anak-anak, cacar air juga dapat terjadi pada orang dewasa dan ibu hamil dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang dewasa juga memiliki risiko yang cukup tinggi untuk terkena cacar air terutama jika tidak melakukan imunisasi cacar air (vaksin varicella).

Baca juga: Jenis Vaksinasi untuk Orang Dewasa

Gejala cacar air pada orang dewasa

Gejala cacar air pada orang dewasa tidak jauh berbeda dengan gejala cacar air yang menyerang anak-anak, yaitu:

  • Kulit muncul bentol-bentol berisi air
  • Bentol pada kulit terasa gatal dan melepuh
  • Bentol-bentol terjadi di hampir seluruh tubuh termasuk mulut
  • Hilangnya nafsu makan dan mudah lelah
  • Mengalami demam setelah 1-2 hari munculnya bentol air
  • Sakit kepala
  • Tubuh terasa pegal

Penularan dan komplikasi cacar air pada orang dewasa

Cacar air adalah penyakit menular, sehingga jika menderita cacar air ada baiknya untuk tinggal di rumah dan tidak bertemu dengan orang lain terlebih dahulu. Hal ini untuk menghindari terjadinya penularan.

Cacar air dapat ditularkan melalui virus yang menyebar di udara dan menetap di pakaian ataupun selimut yang digunakan orang lain sehingga timbul penularan. Virus yang menetap tersebut dapat ditularkan dengan cara:

  • Tinggal bersama penderita cacar air
  • Bersentuhan dengan penderita cacar air
  • Menggunakan barang-barang pribadi sepeti handuk ataupun pakaian yang telah digunakan oleh penderita cacar air

Pada orang dewasa biasanya cacar air terjadi selama 5-10 hari. Bentol-bentol cacar air ini akan mengering dan meninggalkan bekas koreng setelah sembuh. Dalam jangka waktu sekitar 3 minggu, koreng tersebut akan hilang secara perlahan.

Dihimbau untuk tidak menggaruknya selama terjangkit cacar air agar tidak meninggalkan bekas luka yang dalam. Walaupun hanya berlangsung selama beberapa hari, jika cacar air tidak ditangani maka dapat menyebabkan komplikasi serius pada orang dewasa terutama dengan sistem imun yang lemah, di antaranya:

  • Infeksi kulit
  • Pneumonia atau radang paru-paru
  • Radang sendi
  • Ensefalitis atau radang otak
  • Jika terinfeksi bakteri, maka kulit akan memerah dan terasa menyakitkan
  • Pada ibu hamil dapat menyebabkan bayi mengalami infeksi dan penyakit bawaan lahir
  • Jika dibiarkan dalam jangka panjang akan menyebabkan herpes zoster atau cacar ular
  • Menderita gangguan pernafasan
  • Mudah mengantuk
  • Merasa lemah
  • Kejang-kejang
  • Sakit kepala semakin parah dan tak kunjung membaik meski sudah minum obat sakit kepala
  • Bintik cacar yang tak kunjung mengering
  • Timbul memar dan keluar darah dari bintik-bintik cacar

Baca juga: Bahaya Penyakit Cacar Ular (Herpes Zoster)

Cara perawatan dan pencegahan cacar air pada orang dewasa

Setelah tertular cacar air biasanya penyakit ini membutuhkan 7-12 hari untuk timbulnya gejala dan hal ini akan menghambat total aktivitas harian Anda. Pada hari ke-5 sejak munculnya gejala biasanya bintik cacar air akan mulai mengering, sehingga aktivitas sudah mulai bisa dilakukan kembali.

Maka dari itu, perawatan sangatlah diperlukan agar cacar air segera bisa sembuh sehingga aktivitas tidak terganggu, berikut cara perawatannya:

  • Mengoleskan losion calamine untuk meredakan rasa gatal
  • Minum obat pereda nyeri untuk mengatasi demam yang mungkin terjadi
  • Mengonsumsi obat-obatan antivirus dengan resep dokter untuk menghindari komplikasi

Selain perawatan khusus dalam menangani kondisi cacar air, jika Anda belum pernah mengalami cacar air ada baiknya untuk melakukan pencegahan dengan cara berikut:

  • Mendapatkan vaksin varicella dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter karena vaksin varicella tidak boleh diberikan pada pasien kemoterapi dan penderita HIV/AIDS
  • Jaga kebersihan dengan sering cuci tangan dengan sabun dan air bersih
  • Menerapkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan dengan asupan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh

13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Chowdhury, Mostofa Kamal & Siddique, Ashfaque & Haque, Md & Ali, Shaida & Biswas, Sarmistha & Biswas, Prodip & Nazmul Ahasan, H A M. (2014). Life Threatening Complications of Chicken Pox in a Young Adult. Journal of Medicine. 15. 10.3329/jom.v15i1.19873.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/269944824_Life_Threatening_Complications_of_Chicken_Pox_in_a_Young_Adult)
Ejaz, Amer & Raza, Naeem & Sohail, Majid. (2006). Outcome of chicken pox in adult immunocompetent patients. Journal of Pakistan Association of Dermatologists. 16.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/268349897_Outcome_of_chicken_pox_in_adult_immunocompetent_patients)
Chickenpox in Adults: A Higher Risk of Complications. Everyday Health. (Accessed via: https://www.everydayhealth.com/chickenpox/adults-higher-risk-complications/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app