Jika Anak Memiliki Teman Khayalan

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Jika Anak Memiliki Teman Khayalan

Memiliki teman khayalan merupakan hal yang dapat dialami oleh buah hati Anda di usia-usia pertumbuhan mulai dari usia 3 tahun hingga pra-remaja. Biasanya, buah hati Anda bahkan memiliki nama julukan bagi ‘sosok’ yang tidak terlihat dan hanya ada di dalam imajinasinya saja. Terkadang, kedatangan teman khayalan dan kepergiannya bahkan tidak disadari oleh anak Anda, namun biasanya teman imajinasinya ini akan selalu hadir saat diinginkan. 

Kenapa Anak Bisa Memiliki Teman Khayalan?

Menurut psikolog pediatrik Dr. David Erickson, Ph.D. dari Glenrose Rehabilitation Hospital di Edmonton, Canada dan Associate Clinical Professor of Pediatrics di University of Alberta, perilaku pada anak ini sering dialami oleh anak-anak karena keberadaan teman imajinasi ini memungkinkan mereka untuk keluar dari situasi yang tengah dijalani dan membuat realita yang sebenarnya mereka harapkan terjadi. 

Iklan dari HonestDocs
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic

Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.

Anak dapat memiliki teman khayalan karena dipicu oleh adanya perubahan atau transisi yang terjadi, seperti adanya kelahiran adik, seorang teman akrab yang pindah rumah, adanya kematian dari orang yang tadinya dekat dengan anak, atau ketika anak mulai masuk sekolah. Keberadaan teman imajinasi ini dapat menjadi cara anak untuk mengeksplorasi dunianya yang baru, yang dapat disalurkannya dalam bentuk menciptakan bahasa baru atau peran yang baru tadi.

Keberadaan teman khayalan ini memberikan anak perasaan kepemilikan kontrol penuh akan apa yang ada di sekelilingnya. Anak dapat memarahi, memuji, menasehati serta tidak akan merasa terancam oleh teman khayalannya ini. Anak bebas melakukan apa saja pada temannya yang tidak nyata ini, dan dapat membantu anak menghadapi kesendiriannya. 

Anak dapat mengalami fase kepemilikan teman khayalannya ini pada usia antara tiga dan lima tahun, menurut riset dari Queen’s University, Ontario, Canada. Sekitar 40 hingga 65 persen dari anak-anak berusia tersebut akan memiliki teman khayalan. Anak-anak yang memiliki teman khayalan justru cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih dan tidak sepemalu anak-anak yang tidak memiliki teman imajinasi. Mereka juga lebih mampu memfokuskan perhatiannya dan melihat sesuatu dari perspektif orang lain.

Anak sulung dan anak tunggal sering memiliki teman khayalan?

Selain itu, anak-anak sulung atau anak tunggallah yang paling sering memiliki teman khayalan, begitu kara penelitian yang dilaksanakan oleh Yale University. Anak-anak yang demikian terbukti memiliki daya imajinasi yang lebih luas, memiliki kosakata yang lebih banyak dan kaya, serta memiliki kemampuan menunjukkan empati pada orang lain dan lebih mampu bermain sendiri dan bersenang-senang sendiri. 

Selama anak-anak yang memiliki teman khayalan ini tetap memiliki sikap yang baik dan dapat bertindak disiplin, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh orang tua. Anda sebagai orang tua tidak perlu sampai melarang daya imajinasi anak ini, mengabaikan atau terlalu mencemaskan hal ini. 

Keberadaan teman khayalan anak ini dapat membuat orang tua melihat apa saja sebenarnya yang menjadi kebutuhan anak. Kemungkinan besar, anak yang tidak mau diajak main dengan anak lain atau keluar rumah karena ingin bermain dengan teman khayalannya memiliki ketakutan untuk berinteraksi dengan anak lain. Jangan sampai orang tua mempertanyakan apakah teman imajinasi anak itu nyata atau tidak atau mendiskusikannya dengan anak lainnya yang sedang berada di sekitar anak. 

Teman Khayalan Akan Hilang Sendiri

Teman imajinasi anak ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu enam bulan, terutama jika anak sudah berhasil mengatasi masalah yang menjadi pemicu hadirnya teman imajinasinya ini. Biarkan anak bermain dengan berbagai barang yang tersedia di rumah bersama teman khayalannya, terutama memainkan objek yang semakin menstimulasi daya imajinasinya.

Hanya jika teman khayalan anak ini selalu ada bahkan hingga anak mulai bersekolah di sekolah dasar sajalah orang tua baru perlu mengkhawatirkan hal ini dan mungkin perlu berkonsultasi dengan psikolog anak.

2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Is It OK for Your Child to Have an Imaginary Friend?. Verywell Family. (https://www.verywellfamily.com/children-and-imaginary-friends-4584334)
Imaginary Friends: What Does It Mean, and Is It Normal?. Healthline. (https://www.healthline.com/health/mental-health/imaginary-friends)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app