Merokok menjadi salah satu penyebab kematian terbesar saat ini. Namun sayangnya, di Indonesia penjualan rokok sangatlah bebas. Jadi siapapun bisa membelinya tak terkecuali anak-anak dan remaja.
Kebiasaan merokok bermula dari coba-coba hingga akhirnya menimbulkan ketagihan. Bagi Anda yang memiliki anak di usia remaja, sebaiknya waspada. Rasa ingin tahunya yang sangat tinggi membuat remaja mudah terjerumus pada bahaya rokok.
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic
Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.
Cara Efektif Menjauhkan Anak Anda dari Rokok
Agar anak Anda bisa menjauh dari rokok, ada 7 cara efektif yang bisa dipraktikkan. Di antaranya adalah:
1. Memberikan contoh yang baik
Penelitian membuktikan, remaja yang berusia 13 tahun mulai mencoba merokok karena orang tuanya memiliki kebiasaan merokok. Jadi percuma jika Anda melarang anak untuk merokok, namun Anda sendiri belum bisa berhenti.
Karena itu berilah contoh yang baik. Apabila Anda memiliki kebiasaan merokok, sebaiknya segeralah berhenti agar anak Anda tidak meniru contoh yang tidak baik.
2. Beri tahu tentang dampak negatif merokok
Berikan pengetahuan mengenai dampak negatif rokok sejak dini. Meski anak Anda masih berada di bangku taman kanak-kanak ataupun sekolah dasar, bahaya merokok harus Anda beritahukan setiap hari. Kasih penjelasan bahwa rokok sangat berbahaya bagi kesehatan.
Tidak hanya itu saja, harga rokok juga sangat mahal. Daripada menyia-nyiakan uang untuk membeli rokok alangkah baiknya jika ditabung atau untuk membeli mainan, buku, dan hal lain yang anak Anda sukai.
3. Membangun komunikasi dengan anak
Mengekang anak untuk tidak bergaul dengan teman yang suka merokok justru akan membuatnya tidak mau menuruti nasihat Anda. Bangun komunikasi positif dan berikan kepercayaan sepenuhnya terhadap anak. Dengan kepercayaan yang Anda berikan, anak Anda akan merasa dihargai. Nasihat Anda akan terus melekat meski sang anak berteman dengan perokok.
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic
Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.
4. Mencoba mengenal teman-teman anak
Mengenal teman anak-anak Anda dari luar saja tidak akan memberikan penilaian yang sebenarnya. Mungkin saja mereka terlihat baik dari luar, namun bisa saja memberikan dampak buruk kepada anak Anda. Sebisa mungkin kenal lebih dekat karakter teman-teman anak Anda.
Hal tersebut untuk mengetahui kemungkinan anak Anda mencoba merokok dengan teman-temannya. Sebagai orang tua, Anda harus peduli dengan lingkungan pertemanan anak agar bahaya rokok bisa dicegah.
5. Mengajarkan anak untuk berani menolak ajakan merokok
Pergaulan anak-anak saat ini terbilang sangat bebas. Meski begitu jangan membatasi pergaulannya. Ajarkan anak untuk berani menolak ajakan merokok dengan alasan tertentu.
Misalnya saja karena tidak diperbolehkan orang tua atau bau rokok yang tidak enak. Meski sebagian besar anak mulai merokok karena penasaran dan coba-coba. Namun adapula yang merokok karena dipaksa teman-temannya.
6. Meningkatkan rasa percaya diri anak
Untuk bisa diterima oleh teman-temannya, tidak sedikit anak-anak dan remaja yang mencoba merokok. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri.
Sebagai orang tua, Anda bisa memberikan pengertian kepada anak bahwa untuk meningkatkan kepercayaan diri tidak harus merokok. Yakinkan dia bahwa masih banyak teman lain yang bisa menerima apa adanya.
7. Mensupport bakat dan minat anak
Agar bisa terhindar dari bahaya negatif rokok, salah satu caranya adalah menekuni bakat dan minat. Selalu berikan dukungan kepada anak Anda agar ia bisa terbebas dari pengaruh rokok dan tidak mau mencobanya.
Ketujuh cara tersebut sangat efektif membantu untuk menghindarkan anak Anda dari keinginan mencoba rokok. Bahaya rokok bisa mengancam siapa saja tak terkecuali anak-anak dan remaja meski hanya sesekali merokok.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.
