Gejala Usus Buntu pada Anak yang Harus Anda Ketahui

Dipublish tanggal: Agu 24, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 23, 2020 Waktu baca: 4 menit

Pernahkah sang buah hati merasakan sakit yang tidak tertahankan pada perut? Jika pernah, sebaiknya Anda segera memeriksakan kesehatannya agar bisa dapat diketahui apa yang menjadi penyebab sakit perut. Karena pasalnya sakit perut tersebut bisa menjadi pertanda bahwa si kecil menderita penyakit usus buntu yang dapat membahayakan kesehatannya.

Penyakit usus buntu sendiri merupakan suatu kondisi terjadinya peradangan atau pembengkakan pada usus buntu yang diakibatkan oleh tersumbatnya pintu masuk menuju usus buntu karena adanya feses yang keras atau bisa juga karena pembengkakan kelenjar getah bening dalam dinding usus.

Ketika usus buntu terhambat, maka bakteri akan dengan mudah berkembang biak sehingga membuat usus buntu membengkak. Jika tidak segera ditangani akan menyebabkan usus buntu menjadi pecah dan isinya akan keluar seperti nanah yang mengandung banyak bakteri. Kondisi tersebut jika dibiarkan dapat menyebar ke rongga perut dan mengancam nyawa. 

Gejala Usus Buntu pada Anak

Anak yang menderita apendisitis atau radang usus buntu biasanya akan merasakan sakit perut yang luar biasa dan harus mendapatkan penanganan secepat mungkin. Maka dari itu, sebagai orang tua, sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui apa saja yang menjadi gejala usus buntu pada anak. 

Gejala usus buntu yang biasanya menjadi tanda adanya radang usus buntu pada si kecil ialah demam ringan dan rasa nyeri yang muncul di sekitar pusar. Kemudian rasa sakit yang dialami umumnya akan semakin parah tak tertahankan dan bergerak ke sisi kanan bawah perut. Namun ada sebagian orang pula yang mengalami rasa nyeri tersebut hingga perut kanan atas, pinggul, dan punggung. 

Selain itu, rasa mual, muntah, diare, dan kehilangan selera makan merupakan gejala usus buntu yang biasanya muncul ketika menderita penyakit ini. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan perhatian ekstra pada anak ketika mengalami sakit perut agar dapat mencegah penyakit usus buntu pada anak.

Baca juga: Menyikapi Gejala Usus Buntu Kronis

Penyebab Usus Buntu pada Anak 

Meskipun sering terjadi pada usia remaja, usus buntu juga ternyata dapat menyerang anak-anak. Penyebab usus buntu pada anak terjadi akibat adanya infeksi perut yang telah tersebar ke usus buntu atau terdapat penyumbatan yang telah memblokir usus buntu. Tidak hanya itu, appendicitis atau radang usus buntu ini juga dapat timbul akibat adanya penyumbatan karena tinja yang mengeras atau terdapat pembengkakan pada kelenjar getah bening yang terletak di usus.

Pada anak-anak, penyakit ini umumnya dimulai dengan rasa sakit di bagian tengah perut yang bisa hilang dan muncul kapan saja. Kemudian rasa sakit tersebut akan menjalar ke bagian kanan bawah perut, tempat usus buntu berada. Rasa sakit tersebut biasanya menetap di tempat tersebut dan menjadi semakin tidak tertahankan seiring berjalan waktu. Selain itu, si kecil dapat merasakan rasa nyeri yang hebat apabila Anda menekan area di bawah perut, terutama saat si kecil batuk dan berjalan kaki.

Gejala usus buntu yang muncul pada anak biasanya berbeda dari gejala yang timbul pada orang dewasa. Pada anak, terjadinya usus buntu dapat disertai dengan jumlah sel darah putih yang meningkat serta menunjukkan bahwa terdapat infeksi lain pada tubuh. 

Anak-anak dengan usia 2-5 tahun sering mengalami sakit perut dan muntah. Apabila mereka terindikasi terkena radang usus buntu, gejala lain yang muncul ialah demam dan kehilangan nafsu makan. Penyakit usus buntu umumnya juga menyebabkan bayi dan anak yang berusia kurang dari 2 tahun mengalami muntah, sakit perut, kembung, kehilangan selera makan, dan demam. Terkadang si kecil bahkan dapat mengalami diare akibat radang usus buntu.

Segera bawa si kecil ke dokter untuk diperiksa kondisi kesehatannya jika mengalami beberapa kemungkinan gejala usus buntu seperti di atas. Hal ini bertujuan untuk memastikan apa penyebab sakit perut yang dialami sehingga akan mendapatkan penanganan sesegera mungkin. Karena usus buntu merupakan penyakit serius yang tidak boleh dibiarkan dan harus segera mendapatkan perawatan.

Selain pemeriksaan fisik, si kecil juga mungkin akan menjalani beberapa pemeriksaan tambahan, yakni foto rontgen, USG, CT scan, serta pemeriksaan darah dan tes urine. Meskipun demikian, penyakit usus buntu yang terjadi pada anak seringkali sulit untuk didiagnosis terutama pada anak-anak di bawah usia 2 tahun (jarang terjadi). 

Penanganan Usus Buntu pada Anak

Pada beberapa kondisi, jika penanganan usus buntu dengan obat-obatan tidak berhasil, maka usus buntu harus dikeluarkan dengan melakukan prosedur apendektomi (operasi). Dalam prosedur ini, dokter bedah akan membuat sayatan kecil pada perut atau dapat dilakukan menggunakan alat bedah khusus yang disebut laparoskopi. 

Setelah prosedur apendektomi selesai, biasanya si kecil memerlukan rawat inap selama 2-3 hari di rumah sakit. Pemberian cairan infus dan antibiotik intravena sebelum dan sesudah prosedur apendektomi juga akan membantu mencegah terjadinya komplikasi dan menurunkan risiko mengalami infeksi luka setelah operasi. 

Usus buntu yang terjadi pada anak tidak bisa dicegah. Akan tetapi sebagian kasus dapat terdeteksi dan diatasi tanpa komplikasi dengan pemeriksaan diagnostik dan antibiotik yang tepat. 

Apabila anak mengalami usus buntu dan tidak segera diobati, maka dalam waktu 24-72 jam setelah gejala dimulai usus buntu bisa pecah. Usus buntu yang pecah akan membuat rasa sakit menjalar ke seluruh bagian perut. Hal ini terjadi akibat kuman dan kotoran yang ada di dalam usus buntu akan keluar dan mengisi rongga perut sehingga timbul infeksi dan peradangan yang meluas.

Pada anak, tanda-tanda gejala usus buntu yang berat meliputi nyeri perut yang hebat, nadi terasa cepat, demam tinggi mencapai 40 derajat Celcius, dan perut yang terasa keras. Kondisi yang disebut peritonitis ini adalah komplikasi yang dapat berakibat fatal bagi nyawa si kecil. 

Meskipun penyakit usus buntu jarang mengakibatkan kondisi serius, namun jika tidak segera diobati usus buntu dapat menimbukan komplikasi yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, jangan menganggap remeh sakit perut yang terjadi karena bisa saja hal tersebut merupakan tanda bahwa seseorang mengalami usus buntu. Segera periksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca juga: 6 Fakta Menarik tentang Sistem Pencernaan


25 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Smink D, et al. Management of acute appendicitis in adults. https://www.uptodate.com/contents/search.
Martin RF. Acute appendicitis in adults: Clinical manifestations and differential diagnosis. https://www.uptodate.com/contents/search.
Appendectomy: Surgical removal of the appendix. American College of Surgeons. https://www.facs.org/~/media/files/education/patient%20ed/app.ashx.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app