Anak Telat Bicara? Perhatikan Tahapan Perkembangannya

Dipublish tanggal: Sep 3, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Anda tidak perlu khawatir saat anak mengalami masa ini, karena bisa jadi anak Anda benar benar belum waktunya buat mencapai tahapan tersebut. 

Selain itu anak yang tumbuh dan berkembang pada kondisi lingkungan dengan multi bahasa juga akan membuat anak akan sedikit lebih lambat untuk mulai berbicara dibandingkan dengan anak yang tumbuh di lingkungan yang hanya memiliki satu bahasa ibu.

Pada dasarnya perkembangan berbicara pada tiap anak berbeda. Tapi ada sebuah satu tolak ukur yang dapat Anda gunakan untuk melihat sejauh mana anak Anda mampu berbicara sesuai dengan anak pada usianya. 

Anda bisa menerapkan hal ini supaya dapat melakukan deteksi dini apakah masalah keterlambatan berbicara terjadi pada anak Anda atau tidak.

Berikut ini adalah tolak ukur yang bisa Anda gunakan untuk melihat sejauh mana anak Anda mampu berbicara sesuai dengan anak pada usianya.

Usia 3 bulan

Pada usia 3 bulan anak mulai melakukan interaksi dengan suara suara yang tidak jelas dan tidak mempunyai arti. Pada keadaan ini kebanyakan orang menyebutnya dengan bahasa bayi. 

Pada tahapan ini anak sudah mulai dapat mengenali serta mendengarkan suara Anda, bahkan anak sudah mulai dapat memperhatikan ekspresi wajah ketika berbicara. Anda juga harus sudah mulai memperhatikan tangisan anak, karena pada usia ini anak sudah mulai bisa menangis untuk beberapa kebutuhan yang berbeda.

Umur 6 bulan

Pada usia 6 bulan anak mulai mengeluarkan suara yang berlainan dan sudah terdengar lebih jelas walaupun masih tanpa arti. Biasanya kata kata yang pertama dikeluarkan adalah da-da-da-da atau ba-ba-ba-ba. Pada usia ini juga anak sudah mulai mampu untuk mengeluarkan ekspresi dari perasaan yang ia rasakan. 

Kesukaan ataupun ketidaksukaan terhadap sesuatu dan sudah mulai dapat mengikuti alunan musik. Anak juga sudah dapat mengenali namanya sendiri dan akan menoleh ketika namanya dipanggil.

Usia 9 bulan

Pada usia 9 bulan anak mulai paham beberapa perintah dasar seperti boleh/tidak boleh, ya/tidak. Anak juga sudah mulai memahami nada suara baik digunakan oleh dirinya sendiri ataupun yang ditujukan kepadanya.

Usia 12 bulan

Pada usia 12 bulan anak mulai bisa mengucapkan papa atau mama, biasanya mama adalah kata pertama yang diucapkan anak dan sudah dapat mulai menirukan kata kata yang Anda ucapkan walau masih dalam pengertian yang belum jelas. 

Pada usia ini anak sudah semakin memahami kalimat perintah yang semakin luas, seperti kalimat memanggil atau kalimat perintah untuk mengambil benda seperti botol, sepatu ataupun boneka.

Usia 18 bulan

Pada usia 18 bulan anak mulai bisa melakukan pengulangan kata kata yang Anda ucapkan dengan lebih jelas dari sebelumnya. Selain itu anak sudah mulai dapat menunjuk ke suatu benda atau salah satu bagian tubuh yang Anda sebutkan. Pada usia ini pengucapan anak sudah mulai lebih jelas, beberapa kata dasar sudah mulai dapat diucapkan dengan lebih jelas.

Usia 24 bulan

Pada usia 24 bulan anak mulai dapat diajak berkomunikasi dan sudah memahami lebih banyak kata dan sudah bisa melakukan pengucapan dengan menggunakan dua suku kata.

Usia 3 sampai 5 tahun

Pada usia 3 sampai 5 tahun anak mulai dengan cepat menangkap berbagai kosakata baru, di umur ini perkembangan berjalan secara maksimal dan banyak disebut dengan golden age. Anak sudah mulai memahami kalimat perintah panjang termasuk kombinasi dari beberapa perintah seperti kata suruhan mandi, sikat gigi ataupun cuci kaki. 

Pada usia 4 tahun anak akan belajar untuk menggunakan kalimat yang lebih jelas dan lebih panjang dari beberapa suku kata untuk menuturkan sebuah cerita. Komunikasi sudah lebih lancar dilakukan pada umur ini.

Trik Menstimulasi Kemampuan Bicara Anak

Sebagai orang tua, peran aktif Anda akan sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan supaya dapat menstimulasi kemampaun anak untuk dapat berkomunikasi dengan lebih baik.

  • Ikuti seluruhnya ucapannya.

Kalau diperhatikan memang suaranya tidak membentuk sebuah kata tertentu, tapi kalau Anda mnirukan suara suara itu sama persis dengan apa yang diucapkan anak, lama kelamaan akan merangsang anak untuk terus menerus berkomunikasi.

  • Berbicara sambil bergerak.

Usahakan aktif bergerak dan jangan lupa ekspresif saat berkomunikasi dengan anak. Seperti ajakan minum susu sambil menggoyangkan botol. Atau berinteraksi sambil memegang mainan anak. Anda bisa melakukan hal yang sama saat mengajarkan anak untuk dapat mengenal bagian bagian tubuh.

  • Biasakan membuat narasi.

Anak yang masih bayi memang belum bisa berbicara dengan baik sebagaimana orang dewasa, namun Anda bisa memanfaatkan komunikasi sehari-hari saat sedang melakukan komunikasi dengannya. 

Misal saat akan memakaikan baju, Anda bisa melakukan komunikasi seputar motif motif baju, ini dimaksudkan supaya bayi bisa belajar untuk mendalami objek tertentu lewat perkataan Anda. Teknik ini bisa juga diterapkan pada hal lain seperti waktu akan makan, mandi dan sebagainya.

Selain itu anak bayi juga sangat senang mendengarkan kedua orang tuanya, baik saat sedang mengobrol berdua atau dengan anak. Di waktu itu Anda bisa menggunakannya untuk mengajarkan komunikasi seperti mengajaknya mengobrol bersama.

  • Kembali jadi anak kecil.

Saat Anda mempunyai anak, terkadang Anda juga harus bisa mengikuti si anak dengan ikut bermain bersama dan berpura pura menjadi anak untuk dapat berkomunikasi dengan anak. Dengan begini Anda akan mengasak kemampuan verbalnya.

  • Puji perkembangannya.

Selalu beri pujian, bisa berupa pelukan ataupun senyuman saat anak berhasil melakukan hal baru atau mempelajari kosakata baru. Dengan memberikan pujian seperti ini akan merangsang anak untuk melakukan hal hal baru setiap harinya.


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
McLaughlin MR. (2011). Speech and language delay in children. (https://www.aafp.org/afp/2011/0515/p1183.html)
Mayo Clinic staff. (2018). Tongue-tie (ankyloglossia). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tongue-tie/symptoms-causes/syc-20378452)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app